Direktorat Pembinaan SMK 2013
22 1
c.2. Pengendalian dua setengah sumbu
Tigakali dua sumbu dapat digerakkan secara bersamaan dengan kecepatan terprogram, perhatikan lintasan yang diilustrasikan
pada Gambar 10.18.
Gambar 10.18 Pengendalian kontur 2 setengah sumbu
c.3. Pengendalian kontur tiga sumbu
Ketiga sumbu dapat bergerak bersamaan sesuai lintasan yang dikehendaki dengan kecepatan terprogram. Pengendali seperti
ini ditemukan pada mesin frais 3-dimensi. Perlu diperhatikan, ketika pemesinan dalam 3-D, gunakanlah pisau khusus atau
pisau frais dengan ujung radius.
10.5 Jalannya Alat Potong Pisau Frais
Jalannya pisau frais dinyatakan pada titik pusat mata pisau, karena pisau frais berbentuk lingkaran, jadi ada radius. Ketika pemfraisan suatu kontur
dilakukan, diameter pisau frais akan melakukan pengurangan material tergantung besarnya kontak antara diameter pisau dengan benda kerja. Jika
memprogram titik pusat lintasan alat potong, titik tujuan disebut dengan titik bantu.
Direktorat Pembinaan SMK 2013
22 2
Jika membuat kontur paralel sumbu, maka radius pisau fraisnya harus ditambahkan atau dikurangkan dari konturnya, tergantung bentuk yang akan
dihasilkan, lihat gambar 10.19. Untuk membuat kontur yang tidak sejajar dengan sumbu, maka titik bantunya
Auxiliary point harus dihitung, dengan fungsi trigonometri segitiga siku-siku, Gambar 10.20. dan 21
Gambar 10.19 Lintasan pisau frais
Gambar 10.20 Pengaruh radius pisau Gambar 10.21 Pengaruh radius pisau frais sejajar sumbu.
frais tidak sejajar sumbu
Dalam banyak hal, koordinat titik-titik pertemuan harus dihitung dengan trigonometri, karena koordinat titik-titik tersebut tidak ditunjukkan dalam
gambar teknik.
Direktorat Pembinaan SMK 2013
22 3
10.6 Perhitungan Koordinat
Peralihahan Garis Lurus Sejajar Sumbu Garis Lurus Menyudut
Pada peralihan garis lurus sejajar sum-bu dengan garis lurus menyudut, seperti terlihat
pada Gambar 10.23, di mana koordinat Y pada titik P
3
tidak diketahui, dan harus dihitung, yakni dengan;
tan = Y P
2
P
3
20 YP
2
P
3
= tan x 20 tan 30 x 20. = 0.57735 x 20 = 11.54 mm
Gambar 10.23 Peralihan garis lurus sejajar sumbu dengan garis lurus menyudut
Peralihahan Garis Lurus Sejajar Sumbu Busur Tangensial Pada peralihan garis lurus sejajar sumbu dengan busur tangensial, seperti
terlihat pada Gambar 10.24, di mana koordinat X pada titik S titik pertemuan dan X dari P
2
tidak diketahui, dan harus dihitung, yakni dengan;
tan = X 30 Jarak P
1
ke S = 50 – 17.32
X = tan x 30 = 32.68 mm
= tan 30 x 30 = 0.57735 x 30 = 17.32 mm Jarak P
2
ke S = tan x 20
= tan 30 x 20 = 11.574 mm 11.55
Direktorat Pembinaan SMK 2013
22 4
Gambar 10.24 Peralihan garis lurus sejajar sumbu dengan busur tangensial
Sementara Koordinat X dan Y pada titik P
3
, lihat Gambar 10.24, dapat dihitung dengan:
SP
3
= SP
2
= 11.55 mm, maka; sin = XSP
3
... X = sin 30 x SP
3
= sin 30 x 11.55 = 0.5 x 11.55 X = 5.775 5.78 mm
cos = YSP
3
... Y = cos 30 x SP
3
= sin 30 x 11.55 = 0.866 x 11.55 Y = 10.0025 10 mm.
Perhitungan Titik Bantu
Sesuai dengan kontur benda kerja, Anda akan menyusun program CNC berdasarkan lintasan sumbu pisau frais. Oleh karena itu, sebaiknya Anda
melakukan perhitungan terlebih dahulu, khususnya untuk koordinat pada titik Q
1
dan Q
2
, lihat Gambar 10.25.
Direktorat Pembinaan SMK 2013
22 5
Jika diameter pisau frais 10 mm dan Tan = YP
2
30 Yp2 = tan 30 x 30
= 17.32 mm
Lintasan dari Q ke Q
1
adalah: r + 20 mm + X
1
Gambar 10.25 Benda kerja dan sumbu lintasan pisau frais
tan
1
2 = X
1
r X
1
= tan
1
2 x r = tan 15 x 5 = 0.2694 x 5 = 1.34 mm Jadi jarak Q
ke Q
1
adalah = 5 + 20 + 1.34 = 26.34mm
Koordinat Q = titik nol benda kerja, di mana pada Q
X,Y = 0,0. Dari Gambar 10.25 juga dapat dihitung koordinat pada YQ
2
, yaitu dengan; YQ
2
= 17.32 - YP
2
tan
2
2 = YP
2
r YP
2
= r x tan
2
2 YP
2
= 5 x tan 30 YP
2
= 5 x 0.57735
Direktorat Pembinaan SMK 2013
22 6
YP
2
= 2.887 mm Jadi: YQ
2
= 17.32 – 2.887 YQ
2
= 14.43 mm Pada Q
1
X,Y = 26.34,0 dan pada Q
2
X,Y = 60,14.45 Koordinat YP
2
= tan 30 x 30 = 0.57735 x 30 = 17.32 mm Gambar 10.25
c. Tugas