Direktorat Pembinaan SMK 2013
93
yang normal. Pengujian ini diadakan paling tidak sekali sehari. Pengujian yang sama tidak dapat dilakukan untuk sistem pemprograman absolut.
3. Pemprograman mirror-image akan lebih mudah dengan sistem inkremental. Dalam pempabrikan, mirror-image berkaitan dengan
geometri simetris bahan pada satu atau dua sumbu. Dalam hal ini, dengan pemprograman inkremental, sinyal yang berkaitan dengan
perintah posisi cukup diganti dari tanda + menjadi tanda -. Tidak ada perhitungan baru yang diperlukan untuk posisi tersebut. Prosedur
demikian di dalam sistem absolut memerlukan suatu pilihan variabel dari titik nol yang kurang praktis, dan oleh karena itu pemprograman penuh
dari komponen diperlukan.
Pada umumnya sistem CNC modern mengizinkan penerapan metoda pemprograman inkremental dan absolut. Meskipun di dalam suatu program
komponen khusus, metoda tersebut dapat diganti, Instruksi terakhir selalu diprogram dalam metoda absolut untuk memastikan pengembalian posisi alat
potong ke titik awal.
5.3 Informasi Geometris
Informasi geometris dapat ditemukan dalam gambar teknik. Informasi tersebutlah yang menjembatani buah pemikiran perencana dengan pembaca
gambar. Oleh karena itu, dalam pencantuman ukuran gambar harus diadakan berdasarkan suatu sestem yang disepakati bersama antara
perangcang dan pengguna.. Metoda pengukuran dalam gambar teknik ada tiga macam, yakni:
Pengukuran absolut atau pengukuran referensi, adalah pengukuran di
mana ukuran ditarik dengan berpedoman pada satu titik, Gambar 5.3. Pengukuran inkremental atau juga disebut pengukuran berantai, adalah
pengukuran yang didasarkan pada ukuran sebelumnya. Gambar 5.4. Pengukuran gabungan antara absolut dengan inkremental, Gambar 5.5.
Direktorat Pembinaan SMK 2013
94
Gambar 5.3 Pengukuran Absolut Dalam banyak hal, jenis pengukuran yang sering dijumpai adalah
pengukuran campuran antara absolut dengan inkremental relatif. Pengukuran absolut juga disebut pengukuran referensi, dimana gambar
diukur dari satu titikbidang untuk arah yang sama, sementara pengukuran inkremental juga disebut pengukuran berantai atau pengukuran kontiniu, di
mana setiap ukuran didasarkan pada akhir ukuran sebelumnya.
Gambar 5.4 engukuran Inkremental Berantai
Direktorat Pembinaan SMK 2013
95
Gambar 5.5 Pengukuran Camp[uran Absolut dengan Inkrementalrelatif
Pencantuman ukuran pada Gambar 5.5 merupakan pengukuran campuran, di mana tipe pengukuran a, b, dan c adalah absolut, sementara tipe
pengukuran d dan e adalah inkremental Oleh karena itu, berilah ukuran-ukuran bantu ke dalam gambar teknik, untuk
menghindari pekerjaan perhitungan selama penyusunan program CNC dari suatu komponen yang akan dikerjakan di mesin CNC.
5.4 Metoda Pemprograman
Dalam program, jalannya alat potong pahat harus dinyatakan dalam setiap blok program, yang dinyatakan dalam dua metode gerakan, seperi disebut di
atas. Pemprograman Nilai Absolut
Pemprograman nilai inkremental Titik-titik yang harus dicapai
Dasar pengukuran gerak pahat Oleh pahat di dasarkan dari
adalah posisi aktual puncak mata Titik 0 zero reference point
pahat alat potong.
Direktorat Pembinaan SMK 2013
96
Gambar 5.6 Lintasan Absolut Gambar 5.7 Lintasan Inkremental
X Z
X Z
– 3 – 3
– 3 – 2.5
– 2.5 – 2
– 2.5 1
– 2 – 4
– 1.5 – 6
2 – 2
Keuntungan pemprograman nilai Keuntungan pemprograman nilai
Absolut: kremental:
Pada pemograman nilai absolut, Metoda pemrograman ini dalam
Jika seandainya titik 1 diubah, li- banyak hal lebih mudah.
Gambar 5.8, letak titik-titik yang lain tidak akan terpengaruh.
Gambar 5.8 Perubahan titik pada lintasan
Direktorat Pembinaan SMK 2013
97
Kelemahan pemprograman nilai Kelemahan pemprograman nilai
Absolut: kremental:
Kadang-kadang lebih sulit dalam Jika seandainya titik 1 diubah,
penyusunan program CNC. Gambar 5.8, semua titik-titik yang
berikutnya ikut berubah. Perhatikan perbedaan nilai lintasan padan data dalam tebel berikut, apa bila
ada perubahan titik lintasan, seperti terlihat pada Gambar 5.8 di atas. Data lintasan Absolut:
Data lintasan Inkremental: Titik 1 tetap
Titik 1 menjadi titik 1’
Titik 1 tetap Titik 1 menjadi
titik 1’
X Z
X Z
X Z
X Z
– 1 – 1
– 1.5 – 0.5 – 1
– 1 – 1.5
– 0.5 – 1 – 2.5
– 1 – 2.5
– 1.5 – 0.5 – 2
– 2.5 – 2.5
1 1
5.5 Blok Format Pemprograman, Fungsi Kerja G, dan Fungsi Miscellaneous M.