Direktorat Pembinaan SMK 2013
16 4
Pemprograman berdasarkan Gambar 6.63, metoda Absolut :
N G
M X
I Z
K F
LKT H
Keterangan
... 81
–1200 F50
Pemprograman berdasarkan Gambar 6.63, metoda Inkremental:
N G
M X
I Z
K F
LKT H
Keterangan
... 81
–1400 F50
6.18 G84 Siklus Pembubutan Memanjang
Siklus pembubutan memanjang G84 merupakan pembubutan dari titik awal siklus menuju titik target P, lalu mundur kembali secara otomatis ke titik
awal pembubutan atau disebut dengan gerakan pahat tertutup, seperti diilustrasikan dalam Gambar 6.64.
Gambar 6.64 Ilustrasi pembubutan memanjang G84
Direktorat Pembinaan SMK 2013
16 5
Jika pada mesin bubut konvensional, kedalaman pemotongan t
1
dilakukan dengan memajukan eretan melintang, lalu untuk memotong benda kerja
sepanjang L
1
, dilakukan dengan menggerakkan eretan memanjang, lalu memundurkan eretan melintang sejauh nilai t
1
, lalu mundur lagi ke posisi awal dengan menggerakkan eretan memanjang. Demikian seterusnya
dilakukan hingga kedalaman yang diinginkan tercapai. Pola gerakan demikian juga berlaku pada mesin CNC, dan dilakukan dengan
G84, dimana V
F
= kecepatan pemakanan terprogram 2 – 400 mmmin. dan V
E
= Kecepatan lintas maksimum 700 mmmin Pemprograman:
X ... = nilai koordinat pada X 1100 mm, baik untuk absolut maupun
inkremental. Z ... = nilai koordinat pada Z 1100 mm, baik untuk absolut maupun
inkremental. F ... = kecepatan pemakanan mmmin atau mmput
H ... = Tahapan kedalaman pemotongan Jika H = 0, berarti tidak ada tahapan kedalaman pemotongan
H nilai koordinat X, akan muncul Alaram 15 Urutan gerakan: a. Gerakan pertama dan keempat adalah lintasan
maksimum G00 b. Gerakan kedua dan ketiga adalah gerakan dengan
kecepatan pemakanan terprogram G01, lihat ilustrasi pada Gambar 6.65.
Direktorat Pembinaan SMK 2013
16 6
dengan lintasan maksimum 700 mmmin dengan kecepatan terprogram 2 – 400 mmmin
Gambar 6.65 Ilustrasi pembubutan memanjang G84, dalam empat arah
Kemungkinan Kemungkinan penggunaan G84: a. Kemungkinan siklus A Bubut luar dari kanan ke kiri
N G
M X
I Z
K F
LKT H
Keterangan
...
84 X –...
Z –... F...
H...
b. Kemungkinan siklus B Bubut luar dari kiri ke kanan
N G
M X
I Z
K F
LKT H
Keterangan
...
84 X –...
Z+... F...
H...
c. Kemungkinan siklus C Bubut dalam dari kanan ke kiri
N G
M X
I Z
K F
LKT H
Keterangan
...
84 X +...
Z–... F...
H...
d. Kemungkinan siklus D Bubut dalam dari kiri ke kanan Jarang digunakan:
Direktorat Pembinaan SMK 2013
16 7
N G
M X
I Z
K F
LKT H
Keterangan
... 84
X +... Z+...
F... H...
Contoh 1: Pembubutan siklus G84 berdasarkan kemungkinan A bubut rata dari kanan ke kiri;
Gambar 6.66 Ilustrasi Lintasan bubut rata dari kanan ke kiri Pemprograman berdasarkan Gambar 6.66,:
N G
M X
I Z
K F
LKT H
Keterangan
...
84 –300 –3050
F100
H = 0 Pemotongan langsung, tanpa tahapan kedalaman
pemotongan.
Contoh 2: Benda kerja dengan posisi puncak mata alat potong pahat seperti terlihat pada Gambar 6.67, akan dibubut untuk membuat poros
bertingkat. Siklus harus mulai dari titik A. Bahan benda kerja
: Dural 22 mm. Jumlah putaran spindel
: 2000 rpm Kecepatan pemakanan
: 100 mmmin. Maksimum dalamnya pemotongan : 1 mm
Susunlah program CNC untuk mengerjakan benda kerja tersebut, gunakan fungsi kerja siklus G84
Direktorat Pembinaan SMK 2013
16 8
Gambar 6.67 Poros bertingkat Susunan Program CNC: Lihat Gambar 6.67 Inkremental
N G
M X
I Z
K F
LKT H
Keterangan
00 00
–500 01
–400 02
84 –100
–1900 F100
03 84
–200 –1900
F100 04
84 –280
–1900 F100
05 84
–380 –1300
F100 06
84 –480
–1300 F100
07 00
500 400
08 M3
Gambar 6.68 Ilustrasi tahapan pembubutan dengan G84
Direktorat Pembinaan SMK 2013
16 9
6.19 G85 Siklus Perimeran Peluasan Lubang