Penentuan Data Alat Potong

Direktorat Pembinaan SMK 2013 32 3 Gambar 13.3 Data pisau frais yang perlu diketahui Prosedur Menentukan Urutan Alat Potong Gambar 13.4 Contoh penetapan urutan penggunaan pisau frais

13.1 Penentuan Data Alat Potong

Data setiap alat potong yang diukur dan diperoleh haruslah tepat. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat ketelitian hasil pemfraisan. Oleh karena itu, pastikan dengan jelas diameter pisau frais yang T01 digunakan untuk pemfraisan permukaan T02 digunakan untuk pemfraisan alur T03 digunakan untuk pemfraisan alur T Direktorat Pembinaan SMK 2013 32 4 digunakan dan data ukuran selisih panjang masing-masing pisau frais dibandingkan dengan alat potong referensi. T01 T02 T03 T04 Letakkan alat potong ke dalam kolom yang sesuai. Masukkan data teknologinya: d Diameter pisau frais D = d2 Radius pisau frais F Kecepatan pemakanan t Dalamnya pemotongan maksimal S Kecepatan spindel H z Selisih panjanh alat potong H zk Koreksi selisih panjang alat potong Semua data di atas akan mempermudah penyusunan program CNC. Selisih panjang alat potong harus diukur, dengan menggunakan alat ukur atau alat periksa sepeti dial indikator, atau dengan menyentuhkan puncak mata pisau frais ke permukaan bendak kerja. Gambar 13. 5 Ilustrasi selisih panjang pisau frais Direktorat Pembinaan SMK 2013 32 5 Pasang T01 Pisau Frais Referensi Gambar 13.6 Cara untuk mendapatkan data alat potong referensi T01 Hasil penyentuhan puncak mata pisau frais referensi ke permukaan benda kerja atau dengan bantuan dial indikator, dimasukkan dalam lembar data alat potong, lihat Gambar 13.7 Tekan tombol DEL, sajian nilai pada alamat Z disetel 0 Sesuai Gambar 13.6 Gambar 13.7 Pencatatan data pisau frais referensi T01. Perolehan data selisih panjang dengan menggunakan dial indikator. Setel dial indikator ke 0 Perolehaan data melalui selisih pan- jang penyentuhan puncak mata pisau frais ke permukaan benda kerja T01 T02 T03 T04 d D = d2 F t S H z H zk Direktorat Pembinaan SMK 2013 32 6 Pasang T02 Gambar 13.8 Cara untuk mendapatkan data pisau frais T02 Lalu hasil kedua metoda seperti terlihat pada Gambar 13.8 , akan terbaca pada sajian kontrol mesin. Data yang terbaca ini selanjutnya dicatatkan ke lembar data alat potong, lihat Gambar 13.9. Gambar 13.9 Pencatatan data pisau frais T02. Sentuhkan puncak mata pisau prais ke 2 T02 ke permukaan benda kerja, baca angka pada VDU, catat. Sentuhkan ujung peraba dial indicator sampai menunjuk angka nol pada Gambar 13.6, lihat VDU, catat. T01 T02 T03 T04 d D = d2 F t S H z 458 H zk 458 Direktorat Pembinaan SMK 2013 32 7 13.2 Kompensasi Panjang Alat Potong Selama data selisih masig-masing alat potong diketahui, maka dapatlah dipertimbangkan berbagai panjang alat potong. Hanya perlu hati-hati, karena ini diperoleh melalui perhitungan, bisa saja terjadi kesalahan. Semua data yang diperoleh hasil pengukuran diatas dimasukkan ke dalam lembar pemprograman CNC Frais unit didaktik T01 T02 T03 T04 d 40 10 16 D = d2 20 5 8 F 80 160 40 t 0.7 5 8 S 1100 2000 2000 H z 458 –320 H zk Catatan: Jika pada alamat Tkolom F tertulis angka 1, 2, 3, dan 4 pada blok M06, program akan tertahan, tetapi kalau angka 0, pemesinan terus. Format blok untuk M06 ini adalah sebagai berikut: N G M X I D Y J S Z K F LTH Keterangan ... M06 2000 1100 01 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... M06 500 2000 458 02 Direktorat Pembinaan SMK 2013 32 8 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... M06 500 2000 –320 03 ... ... ... ... ... ... Urutan Program Kompensasi Panjang Alat Potong Alat potong pertama T01 punya nilai H z = 0 N ... M06 D2000 S1100 Z H z = 0 T01  Pemesinan  Ganti Alat Potong  N ... M06 D500 S2000 Z H z = 458 T02  Mulai Ralat Panjang Alat Potong Pemfraisan benda kerja telah selesai dikerjakan, tetapi hasil pengukuran kedalaman misalnya tidak tepat. Padahal prgram CNC dan posisi awal dari pisau sudah benar, lalu mengapa ukuran kedalaman salah? Penyebabnya bisa saja karena nilai tujuan H z tidak tepat, atau pisau perlu untuk di asah kembali. Gambar 13.10 Pemeriksaan Benda kerja Informasi tujuan H z salah M06 D ... Z +1243 T02 Nilai aktual Nilai tujuan Direktorat Pembinaan SMK 2013 32 9 Informasi tujuan H z harus diralat H zk = informasi tujuan yang diralat H zk = H z +  nilai ralat Z M06 D ... S ... Z +1100 T02 Gambar 13.10 Selisih hasil Pengukuran Meralat nilai H z . Sebelum melakukan perbaikan ukuran hasil pemesinan, lakukan pengukuran sekali lagi untuk me-mastikan ketepatan ukuran benda kerja. Kalau sudah pasti ada kesalahan, lakukan pengecekan ukuran panjang alat potong setel ulang pisau frais. Informasi H z harus diralat dengan nilai Z Gambar 13.11 Selisih pengukuran Z Sistem koorbinatnya harus dialih-kan ke posisi aktual Z dari benda kerja. Tambahkan nilai ralat Z ke informasi tujuan H z dari ujung alat potongnya. Catatan: Nilai Z bisa  H zk = H z + Z H zk = 15.4 + –1.35 H zk = 15.4 –1.35 H zk = 14.05 Gambar 13.12 Perbaikan ukuran Nilai H zk informasi tujuan yang diralat = 14.05 di masukkan ke dalam lembar data alat potong dan ke memori komputer mesin. Garis Reherensi Direktorat Pembinaan SMK 2013 33 Hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam pemprograman M06: Jika perintah G45, G46, G47, G48 danatau G72 diprogram, pada salah satu blok sebelumnya harus diprogram M06, jika tidak akan tertayang alaram ” A16”  Kurang informasi radius pisau frais. Komputer memerlukan informasi kompensasi radius pisau frais D, untuk menghitung jalannya lintasan yang dikompensasi. Nilai H z terprogram informasi aktual: – 6.25 mm. Ukuran benda kerja = aktual dan tujuan. Ralatlah nilai H z -nya: H zk = H z + Z Perhatikan tanda Z. Tentukanlah H zk -nya = ... Gambar 13.13 Ukuran tujuan Benda kerja: Nilai aktual T01 = 10.5 mm Hz dari T01 = 0 Nilai aktual T02 = 5.2 mm Hz dari T02 = –4.32 Nilai tujuan T01 = 10 mm Lihat Gambar 13.14 di bawah Nilai tujuan T02 = 6 mm Ralatlah nilai-nilai T01 dan T02 H zk T01 = ... H zk T02 = ... Gambar 13.14 Nilai aktual dan nilai tujuan Direktorat Pembinaan SMK 2013 33 1 Hubungan Penggeseran Titik Nol  G92 Dengan Kompensasi Panjang Alat Potong  M06