Hubungan Penggeseran Titik Nol  G92 Dengan Kompensasi

Direktorat Pembinaan SMK 2013 33 1 Hubungan Penggeseran Titik Nol  G92 Dengan Kompensasi Panjang Alat Potong  M06 Gambar 13.15 Hubungan G92 dengan M06 M06: Informasi Hz adalah informasi tujuan dalam inkremental, dalam sistem koordinat bebas. G92: Sistem koordinat asli System Coordinat Origin ditentukan dengan G92.

13.3 Hubungan Penggeseran Titik Nol  G92 Dengan Kompensasi

Biasanya pinggulan difrais pada sudut 45. Ukuran pinggulannya ditentukan dengan lintasan terprogram atau oleh kontur pemotongan. Oleh karena itu; 1. Ukuran pinggulan ditentukan dari selisih antara sumbu pisau frais dengan sisi benda kerja, lihat Gambar 13.16. Gambar 13.16 Pinggulan dengan jarak dari sumbu pisau sudut ke sisi benda kerja Direktorat Pembinaan SMK 2013 33 2 2. Ukuran pinggulan ditentukan oleh kedalaman alat potong turun pada sumbu Z, sementara lintasan alat potong tetap, lihat Gambar 13.17 Gambar 13.17 Pinggulan dengan kedalaman pisau sudut turun Pemprograman Pinggulan Tanpa Perubahan Jalannya Pisau Frais Konturnya difrais dengan menggunakan pisau frais berdiameter 10 mm. Untuk menghindari perlunya memprogram jalannya pisau baru untuk memfrais pinggulan, maka sudut pisau frais harus diprogram sehingga dicapai pinggulan 1 x 1 mm. Jalannya pisau frais jari = Jalannya pisau frais sudut Gambar 13.18 Jalannya pisau jari = jalannya pisau sudut Kedalaman Pisau Frais yang harus masuk = R pisau frais + Lebar pinggulan Dengan jalannya pemfraisan menggunakan pisau jari  5 mm, dengan pisau sudut  6 mm, akan menghasilkan pinggulan 1 x 45 Dalamnya Lubang Dengan Bor Spiral Lubang tak tembus diukur ke bawah sampai ke dasar yang rata dari lubang yang bersangkutan. Jika panjangnya alat potong yang akan digunakan perlu Direktorat Pembinaan SMK 2013 33 3 diketahui, gunakan tabel di bawah untuk mendapatkan pajang ujung sudut dari mata bor atau menghitung dengan menggunakan rumus: tan  = H d2 atau H = tan  x d2 = tan  x r Tabel 13.1 Tinggi bidang sudut Mata Bor Diameter Bor mm H mm 2 0.57 4 1.15 6 1.73 8 2.30 10 2.89 12 3.46 14 4.04 16 4.61 Gambar 13. 19 Tinggi sisi miring mata bor Data Mata Bor Untuk Lembar Alat Potong: Selalu kurangi nilai H dari data terukur jika akan melakukan pemboran, sehingga kedalamannya tepat, sesuai gambar. c. Tes Formatif 1. Yang perlu diketahui ketika dalam pemesinan pemfraisan suatu benda kerja, alat potong yang digunakan lebih dari satu, antara lain adalah: ... 2. Jelaskan hubungan penggeseran Titik Nol  G92 dengan Kompensasi panjang alat potong 3. Jelaskan hubungan penggeseran Titik Nol  G92 dengan Kompensasi radius alat potong Direktorat Pembinaan SMK 2013 33 4 4. Bila kedalaman lubang bor lebih dalam dari yang diminta dalam lembar kerja, tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut? 5. Apa yang dimaksud dengan; a. D b. S c. Hz d. Hzk Direktorat Pembinaan SMK 2013 33 5

14. Kegiatan Belajar 14