hubungan dengan subjek belajar serta perlu diberikan reinforcement untuk
meningkatkan motivasi kegiatan belajar. 2.
Menurut teori kognitif pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar memahami apa yang dipelajari.
3. Menurut teori Gestalt, pembelajaran adalah usaha guru memberikan mata pelajaran
sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengaturnya menjadi suatu yang bermakna pola bermakna. Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi
yang terdapat pada diri siswa. 4.
Menurut teori Humanistik, pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat
dan kemampuannya Haryanto 2003:8.
2.2.4 Karakteristik Pembelajaran Anak Usia Dini
Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam hal belajar. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus dipahami dan
dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini. Adapun karakterisktik cara belajar anak menurut Masitoh dkk. 2009: 6.9 – 6.12
adalah : 1. Anak belajar melalui bermain.
Pembelajaran untuk anak usia dini adalah mempersiapkan anak untuk siap belajar ready to learn, yaitu siap belajar berhitung, membaca dan menulis yang
mengembangkan aspek moral agama, emosional, sosial, fisik-motorik,
kemampuan berbahasa, seni, dan intelektual, membimbing anak yang premoral agar berkembang ke arah moral realism dan moral relativism, dari yang bersifat
egosentris-individual ke arah prososial dan sosial-komunal, melatih anak mengenal jati
diri Self-identity,
menghargai dirinya self-esteem,
dan kemampuan akan dirinya self-efficacy.
2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya. 3. Anak belajar secara alamiah
Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional. Kegiatan
pembelajaran pada anak usia dini, menurut Sujiono dan Sujiono Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 138, pada dasarnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa
seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus
dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak. Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak
usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut: 1.
Belajar, bermain, dan bernyanyi Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan
bernyanyi Slamet Suyanto, 2005: 133. Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak
belajar melalui interaksi dengan alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan bermain dalam suasana yang menyenangkan. Hasil belajar anak
menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak menggunakan seluruh alat inderanya.
2. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu : 1 berorientasi pada usia yang tepat, 2 berorientasi pada individu yang
tepat, dan 3 berorientasi pada konteks sosial budaya Masitoh dkk., 2005: 3.12.
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan
dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut.
Praktik pembelajaran yang berorientasi perkembangan menekankan pada hal- hal sebagai berikut: 1 anak secara holistik, 2 program pendidikan yang bersifat
individual, 3 pentingnya kegiatan yang diprakarsai anak, 4 fleksibel, lingkungan kelas menstimulasi anak, 5 pentingnya bermain sebagai wahana belajar, 6 kurikulum
terpadu, 7 belajar melalui bekerja, 8 memberikan pilihan kepada anak tentang apa dan bagaimana caranya belajar, 9 penilaian bersifat kontinu, dan 10 bermitra dengan orang
tua untuk mendukung perkembangan dan belajar anak. Prinisp-prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan dapat
diidentifikasi dari beberapa dimensi, sebagai berikut: 1.
Menciptakan iklim yang positif dan kondusif untuk belajar. 2.
Membantu keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu. 3.
Lingkungan dan jadwal hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi aktif, mengambil inisiatif, melakukan eksplorasi terhadap objek dan
lingkungannya. 4.
Pengalaman belajar hendaknya dirancang secara konkret dan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri.
5. Mendorong anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan
berbahasa secara menyeluruh yang meliputi kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis dini.
6. Strategi pembelajaran dirancang agar anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya
secara individual dan dalam kelompok kecil. 7.
Motivasi dan bimbingan diberikan agar anak mengenal lingkungannya, mengembangkan keterampilan sosial, pengendalian dan disiplin diri.
8. Kurikulum diorganisasikan secara terpadu untuk mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak yang meliputi aspek fisik motorik, sosial emosi, kognitif, bahasa, dan seni.
9. Penilaian terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui observasi.
10. Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak dan cara melakukan kegiatan tersebut.
Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus manjadi pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan,
berinteraksi, dan memenuhi harapan anak. Selain berorientasi pada usia dan individu yang tepat, pembelajaran berorientasi perkembangan harus mempertimbangkan konteks
sosial budaya anak. Untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru hendaknya melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang
melingkupinya.
Karakteristik pembelajaran PAUD merupakan pembelajaran menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi sehingga dapat membuat anak aktif,
senang, bebas memilih Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan
yang diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak secara alamiah
2.3 Aktivitas Pembelajaran