Teori Hughes Teori Accelerated Learning Institute and Training Centre

lebih perhatian dengan adanya variasi kegiatan bermain anak yang melibatkan sumua panca indranya. Implikasi kurikulum permen Diknas No.58 tahun 2009 bahwa proses pembelajaran harus dapat membuat hubungan antara pengalaman masa lalu anak dengan materi yang diajarkan. Selain itu guru harus membantu anak menghubungkan materi kegiatan bermain dengan kegunaan atau aplikasi dimasa depan. Diharapkan media fun works akan memberikan perhatian terhadap materi apa yang disampaikan guru tidak saja masuk akal tetapi juga punya arti bagi anak yang tidak mudah terlupakan.

2.7.3.2 Teori Hughes

Menurut Hughes seorang ahli perkembangan anak dalam bukunya Children, play, and development Andang Ismail, 2006: 14, menyatakan bahwa bermain merupakan hal yang berbeda dengan belajar dan bekerja. Suatu kegiatan yang disebut bermain harus ada lima unsur didalamnya, yaitu: 1 Mempunyai tujuan, yaitu permainan itu sendiri untuk mendapat kepuasan 2 Memilih dengan bebas dan atas kehendak sendiri, tidak ada yang menyuruh ataupun memaksa. 3 Menyenangkan dan dapat menikmati 4 Mengkhayal untuk mengembangkan daya imajinatif dan kreativitas 5 Melakukan secara aktif dan sadar

2.7.3.3 Teori Accelerated Learning Institute and Training Centre

Teori ini digunakan pakar accelerated learning dunia seperti Thomas L. Maden, Jeanete Vos, bobbi DePorter, Colin Rose, Dave Meier, Eric jensen, Bill Lucas, A. Smith, David Lazear, david sausa dan Paul Ginnis. Teori ini dikembangkan Adi W. Gunawan untuk menerapkan Accelerated learning menjadi Genius Learning di Indonesia. Dave Meier, menyarankan kepada guru agar dalam mengelola kelas menggunakan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, dan Intellectual SAVI. Somatic dimaksudkan sebagai Learning by moving and doing belajar dengan bergerak dan berbuat. Auditory adalah Learning by Talking and hearing belajar dengan berbicara dan mendengarkan. Visual artinya Learning by observing and picturing belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Intellectual maksudnya learning by problem solving and reflecting belajar dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi. Accelerated learning memungkinkan siswa belajar dengan cara menyatukan unsur yang sekilas tampak tidak mempunyai persamaan, misalnya hiburan, permainan, cara berpikir positif, kebugaran fisik dan kesehatan emosional. Semua unsur ini bekerjasama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif Baharuddin 135: 2008. Adi mengatakan dalam proses pembelajaran, selalu ada tiga komponen penting yang saling terkait satu sama lain, yaitu: 1 Kurikulum, materi yang akan diajarkan Dalam hal ini kurikulum permendiknas No.58 tahun 2009 yang diperuntukkan sebagai standar pendidikan anak usia dini di Indonesia Khususnya Lembaga PAUD Kecamatan Gunungpati 2 Proses, bagaimana materi diajarkan Proses dari kegiatan pembelajaran materi yang diajarkan artinya kegiatan bermain di lembaga PAUD yang menggunakan lembar kerja dan media fun works oleh peneliti berdasarkan kurikulum permendiknas No.58 tahun 2009. Proses pembelajaran pada lingkup perkembangan bahasa untuk anak usia 5-6 tahun bertujuan untuk mempersiapkan anak menuju jenjang pendidikan lebih lanjut yaitu SD-MI. Proses materi yang diajarkan diharapkan dapat menstimulasi anak secara aktif dan lebih berkonsentrasiperhatian, sehingga anak tumbuh dan berkembang secara optimal. 3 Produk, hasil dari proses pembelajaran Hasil dari proses pembelajaran berupa pemberian tugas dan unjuk kerja yang diperoleh dari kerja anak pada lembar kerja dan media fun works yang didasarkan pada kurikulum permendiknas No.58 tahun 2009. Dari hasil pembelajaran anak yang telah didokumentasi akan menjadi bahan pertimbangan penggunaan lembar kerja yang beredar di lembaga PAUD, sehingga Lembaga PAUD lebih selektif dalam memilih majalah yang sesuai dengan kebutuhan anak.

2.7.3.4 Teori Stauss dan Werner