46
2.1.6.6 Kelebihan Audiovisual
Media Audiovisual memiliki beberapa keunggulan diantaranya, dapat menstimulasi efek gerak, dapat diberi suara maupun warna, dan tidak memerlukan
ruang gelap dalam penyajiannya Hamdani, 2011: 188. Serupa dengan pendapat tersebut Munandi menyatakan bahwa ada beberapa manfaat diantaranya:
a. mengatasi keterbatasan jarak dan waktu,
b. dapat diulang untuk menanbah kejelasan,
c. pesan disampaikan secara cepat dan mudah diingat,
d. mengembangkan pendapat dan pemikiran peserta didik,
e. mengembangkan imajinasi peserta didik,
f. memberikan gambaran yang realistik,
g. kuat dalam mempengaruhi emosi seseorang,
h. baik dalam menjelaskan suatu proses dan keterampilan,
i. dapat diterima semua peserta didik,
j. menumbuhkan minat dan motivasi belajar,
k. penampilan peserta didik dapat segera dievaluasi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media Audiovisual mempunyai beberapa kelebihan yaitu mengatasi jarak dan waktu, dapat di ulang,
dapat di sampaikan secara cepat, dapat mengembangkan pemikiran peserta didik, mengembangkan imajinasi peserta didik, memberi gambaran yang realistik, kuat
mempengaruhi emosi, baik untuk menjelaskan keterampilan, dapat diterima semua peserta didik, menumbuhkan minat dan motivasi belajar dan dapat mengevaluasi
penampilan peserta didik pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model
47
47 pembelajaran Whole Language dengan media Audiovisual pada kelas V SDN
Sekaran 02 Semarang.
2.1.7 Model pembelajaran Whole Language dengan Media Audiovisual 2.1.7.1 Pengertian Model pembelajaran Whole Language dengan Media
Audiovisual
Model pembelajaran Whole Laguage dengan media Audiovisual berdasar pada teori kontruktivisme. Konstruktivisme merupakan teori psikologi tentang
pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan memaknai pengetahuan dari pengalamannya sendiri. Esensi pembelajaran konstruktivisme
adalah siswa secara individu menemukan dan mentransfer pengetahuan atau informasi yang kompleks apabila menghendaki informasi itu menjadi miliknya.
Pembelajaran konstruktivisme memandang bahwa peserta didik secara terus- menerus memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama
dan merevisi aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai lagi. Tujuan penggunaan pembelajaran konstruktivisme adalah siswa belajar cara-cara mempelajari sesuatu
dengan cara memberikan pelatihan untuk mengambil prakarsa belajar. Mendorong siswa agar aktif dalam pembelajaran, maka terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu: 1 lingkungan belajar harus menunjukkan suasana demokratis; 2 kegiatan belajar berlangsung interaktif terpusat pada siswa; 3
pendidik memperlancar proses belajar sehingga mampu mendorong siswa mampu melakukan kegiatan belajar mandiri dan bertanggung jawab Rifa’i, 2010: 225-
226.
48
Berdasarkan pengertian dari Santosa mengenai model pembelajaran Whole Language dan uraian para ahli tentang media Audiovisual serta uraian tentang teori
kontruktivisme, model pembelajaran Whole Language dengan media Audiovisual adalah suatu model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam pembelajaran
sehingga siswa secara individu menemukan dan mentransfer pengetahuan atau informasi yang kompleks apabila menghendaki informasi itu menjadi miliknya
melalui kegiatan reading aloud, shared reading, jurnal writing, sustained silent reading, guided reading, dan guided writing, independent reading, independent
writing dengan media yang dapat membangkitkan minat belajar siswa.
2.1.7.2 Tujuan Model pembelajaran Whole Language dengan Media Audiovisual