Kelemahan dan Kelebihan Model pembelajaran Whole Language Langkah-langkah Model pembelajaran Whole Language

37 37 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulan bahwa komponen Whole Language ada delapan, dari kedelapan komponen tersebut di dalam pembelajaran saling berhubungan dan saling mendukung. Kedelapan komponen tersebut yaitu: 1 reading aloud, 2 journal writing, 3 sustained silent reading, 4 shared reading, 5 guided writing, 6 guided reading, 7 independent reading, dan 8 independent writing.

2.1.5.2 Kelemahan dan Kelebihan Model pembelajaran Whole Language

a. Kelemahan Model pembelajaran Whole Language 1 Perubahan menjadi kelas Whole Language guage memerlukan waktu yang cukup lama karena perubahan harus dilakukan dengan hati-hati dan perlahan agar menghasilkan kelas Whole Language yang diinginkan Anderson 2007: 21. 2 Dalam penerapan Whole Language guru harus memahami dulu komponen-komponen Whole Language agar pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal Puji Santosa, 2008: 2.16. b. Kelebihan Model pembelajaran Whole Language 1 Pengajaran keterampilan berbahasa dan komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosakata disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata atau otentik Rigg dalam Puji Santoso, 2008: 2.3. 2 Dalam kelas Whole Language siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Sebagai fasilitator, guru berkeliling kelas mengamati dan mencatat 38 kegiatan siswa. Dalam hal ini guru menilai siswa secara informal Alamsyah, 2007: 23.

2.1.5.3 Langkah-langkah Model pembelajaran Whole Language

Para ahli Whole Language berpendapat bahwa bahasa merupakan satu kesatuan whole yang tak dapat dipisahkan, oleh sebab itu pembelajaran keterampilan berbahasa disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata otentik Rigg dalam Santosa, 2008: 2.3. Menurut Routman dan Freose dalam Santosa, 2010: 2.4-2.10 menjelaskan bahwa ada delapan komponen Whole Language, yaitu: 1 reading aloud, 2 journal writing, 3 sustained silent reading, 4 shared reading, 5 guided writing, 6 guided reading, 7 independent reading, dan 8 independent writing. Uraian setiap jenis kegiatan tersebut sebagai berikut: Tabel 2.1 Aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran Whole Language Kegiatan Aktivitas Belajar Siswa Reading Aloud Siswa menyimak cerita yang dibacakan oleh guru sehingga siswa termotivasi untuk memulai pembelajaran. Jurnal Writing Siswa menuliskan jurnal sehingga terpancing untuk berlatih menulis. SSR Sustained Silent Reading Siswa membaca dalam hati sebuah bacaan sehingga kemampuan keterampilan membaca dalam hati anak meningkat. Shared Reading Siswa membaca secara bergiliran . 39 39 Kegiatan Aktivitas Belajar Siswa Guided Reading Siswa menjawab pertanyaan dari guru secara kritis sesuai dengan teks bacaan yang diberikan oleh guru. Guided Writing Siswa menulis dengan bimbingan guru. Independent Reading Siswa membaca suatu materi baik cerita fiksi maupun non fiksi. Independent writing Siswa menulis untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Santosa, 2010: 2.3-2.10 Berdasarkan penelitian ini pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pendekatan Whole Language dalam kuriklum KTSP terdapat delapan kegiatan yang terdiri dari delapan ciri kegiatan yaitu 1 reading aloud, 2 journal writing, 3 sustained silent reading, 4 shared reading, 5 guided writing, 6 guided reading, 7 independent reading, dan 8 independent writing, sehinga siswa kelas V SD dapat menguasai keterampilan menulis narasi dengan baik dan benar. 2.1.6 Media Pembelajaran 2.1.6.1 Pengertian Media Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE BERBANTUAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARAN 02 SEMARANG

0 5 363

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN GUNUNGPATI 02 SEMARANG

1 11 296

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARAN 02 SEMARANG

3 21 216

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK AKROSTIK DENGAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS V SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

2 26 248

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN SUKOREJO 02 SEMARANG

0 19 225

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN BRINGIN 02 KOTA SEMARANG

0 2 348

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

1 20 370

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARAN 02

0 13 246

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III SDN MANGKANG KULON 02

0 8 231

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL CTL BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN SEKARAN 02 KOTA SEMARANG

1 7 260