57
57 narasi, keterampilan guru dan aktivitas siswa. Whole Language dengan media
Audiovisual adalah model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuannya dengan menggabungkan aspek-aspek model
pembelajaran Whole Language yaitu reading aloud, shared reading, jurnal writing, sustained silent reading, guided reading, dan guided writing, independent reading,
independent writing, serta media yang dapat diamati dengan dilihat siswa. Peneliti berharap melalui penerapan model pembelajaran Whole Language
dengan media Audiovisual, dan guru dapat lebih optimal dalam memfasilitasi siswa untuk belajar dengan mengkombinasikan kegiatan reading aloud, shared reading,
jurnal writing, sustained silent reading, guided reading, dan guided writing, independent reading, independent writing yang sangat penting bagi siswa untuk
membangun pengetahuannya tentang menulis narasi. Aktivitas belajar siswa dalam menulis narasi tersebut diharapkan dapat berdampak baik pada meningkatnya
keterampilan menulis karangan narasi pada anak.
2.1.11 Teori yang mendasari Model pembelajaran Whole Language dengan media Audiovisual
2.1.11.1 Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan memaknai pengetahuan dari
pengalamannya sendiri. Esensi pembelajaran konstruktivisme adalah siswa secara individu menemukan dan mentransfer pengetahuan atau informasi yang
kompleks apabila menghendaki informasi itu menjadi miliknya. Pembelajaran
58
konstruktivisme memandang bahwa peserta didik secara terus-menerus memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan
merevisi aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai lagi. Tujuan penggunaan pembelajaran konstruktivisme adalah siswa belajar cara-cara mempelajari
sesuatu dengan cara memberikan pelatihan untuk mengambil prakarsa belajar. Mendorong siswa agar aktif dalam pembelajaran, maka terdapat hal-hal yang
harus diperhatikan, yaitu: 1 lingkungan belajar harus menunjukkan suasana demokratis; 2 kegiatan belajar berlangsung interaktif terpusat pada siswa; 3
pendidik memperlancar proses belajar sehingga mampu mendorong siswa mampu melakuka
n kegiatan belajar mandiri dan bertanggung jawab Rifa’i, 2010: 225-226.
Model pembelajaran Whole Language dengan media Audiovisual, siswa diharapkan dapat menggunakan pengalamannya untuk memahami pelajaran
atau mengikuti pembelajaran pada materi keterampilan menulis narasi. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Whole Language dengan
media Audiovisual menjadikan guru tidak sekedar mentrasnfer materi kepada siswa melainkan siswa juga harus membangun sendiri pengetahuan mereka
melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar.
59
59
2.1.11.2 Teori Piaget
Piaget dalam Rifa’I, 2011 mengemukakan bahwa perkembangan kognitif manusia terdiri dari empat tahap, yaitu:
a. tahap sensorimotorik sensorimotor intelligence, yang terjadi dari lahir
sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman indera dan gerakan motorik mereka. Bayi hanya memperlihatkan pola reflektif untuk
beradaptasi dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini bayi menunjukkan pola sensorimotorik yang lebih kompleks,
b. tahap praoperasional preoperational thought, yang terjadi dari usia 2
sampai 7 tahun. Pada tahap ini lebih bersifat simbolis, egoisentris dan intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran tahap
ini terbagi menjadi dua sub-tahap, yaitu simbolik dan intuitif. Bayi belum mampu berpikir konseptual namun perkembangan kognitif telah dapat
diamati, c.
tahap operasional kongkrit concrete operation, yang terjadi dari usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai
logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. Pada tahap ini juga berkembang daya mampu anak berpikir logis untuk memecahkan masalah
kongkrit, d.
tahap operasional formal formal operation, yang terjadi pada usia 7 sampai 15 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan
logis. Kecakapan kognitif mencapai puncak perkembangan. Anak mampu memprediksi, berpikir tentang situasi hipotesis, dan hakekat berpikir serta
60
mengapresiasi struktur bahasa dan berdialog. Bergaul, mendebat, berdalih adalah sisi bahasa remaja yang merupakan cerminan kecakapsan berpikir
abstrak dalam atau melalui bahasa. Penerapan teori ini dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi
melalui model pembelajaran Whole Language dengan media Audiovisual adalah pemilihan materi dan penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan
perkembangan siswa yang berada pada tahap operasional konkret. Melalui materi yang disajikan menggunakan Audiovisual yang telah dirancang guru, diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa dalam materi menulis narasi.
2.2 Kajian Empiris
PTK ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan Model pembelajaran Whole Language dengan media
Audiovisual. Ada beberapa penelitian relevan yang dijadikan sebagai rujukan oleh peneliti. Adapun penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
Penelitian Bud i Winarta tahun 2009 berjudul ”Upaya Peningkatan
Kompetensi Berbahasa Indonesia dengan model pembelajaran Whole Language ”.
Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VI SDN Durenan I Kecamatan Sidarejo Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 20082009. Simpulannya, penerapan
Whole Language dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SDN Durenan I dapat meningkatkan kompetensi berbahasa Indonesia siswa.
Peningkatkan terlihat pada hasil rerata, sebagai berikut: keterampilan menyimak