60
mengapresiasi struktur bahasa dan berdialog. Bergaul, mendebat, berdalih adalah sisi bahasa remaja yang merupakan cerminan kecakapsan berpikir
abstrak dalam atau melalui bahasa. Penerapan teori ini dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi
melalui model pembelajaran Whole Language dengan media Audiovisual adalah pemilihan materi dan penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan
perkembangan siswa yang berada pada tahap operasional konkret. Melalui materi yang disajikan menggunakan Audiovisual yang telah dirancang guru, diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa dalam materi menulis narasi.
2.2 Kajian Empiris
PTK ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan Model pembelajaran Whole Language dengan media
Audiovisual. Ada beberapa penelitian relevan yang dijadikan sebagai rujukan oleh peneliti. Adapun penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
Penelitian Bud i Winarta tahun 2009 berjudul ”Upaya Peningkatan
Kompetensi Berbahasa Indonesia dengan model pembelajaran Whole Language ”.
Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VI SDN Durenan I Kecamatan Sidarejo Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 20082009. Simpulannya, penerapan
Whole Language dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SDN Durenan I dapat meningkatkan kompetensi berbahasa Indonesia siswa.
Peningkatkan terlihat pada hasil rerata, sebagai berikut: keterampilan menyimak
61
61 dari rerata 59,1 meningkat menjadi 74,3. Keterampilan berbicara dari rerata 58,7
meningkat menjadi 74,2. Keterampilan membaca dari rerata dari 56,6 meningkat menjadi 74, 8. Secara umum nilai keterampilan berbahasa meningkat dari rerata
57,9 menjadi 75,8. Persamaan dengan penelitian sekarang, yaitu sama-sama menggunakan Model pembelajaran Whole Language. Sebagai Model pembelajaran
untuk meningkatkan kompetensi berbahasa Indonesia, Perbedaannya penelitian terdahulu menganalisis semua keterampilan berbahasa, sedangkan penelitian
sekarang pada keterampilan menulis. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Umar Muslim tahun 2007
berjudul “KTSP dan model pembelajaran Whole Language dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar SD. Penelitian ini membahas tentang
pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2004, guru bahasa Indonesia harus tetap berpegang pada tujuan pembelajaran bahasa Indonesia.
Model pembelajaran wholelanguageyang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa di SD dapat digunakan guru dalam menghadapi dan menanggulangi
masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Perbedaan dengan penelitian terdahulu, yaitu Whole Languagedigunakan untuk
mengatasi permasalahan pembelajaran bahasa dalam penggunaan kurikulum. Penelitian sekarang menggunakan Model pembelajaran Whole Language untuk
keterampilan berbahasa menulis. Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Dewi Mashitoh 2012
dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Audiovisual pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalijoso Secang Magelang Tahun
62
Ajaran 20112012”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil keterampilan menulis puisi dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran
menulis puisi menggunakan media Audiovisual pada siswa kelas V SD Negeri Kalijoso Secang Magelang. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: pertama ada
peningkatan hasil keterampilan menulis puisi meng-gunakan media Audiovisual pada siswa kelas V SD Negeri Kalijoso, hal ini di-buktikan hasil pada kondisi awal
sebelum tindakan yaitu 57,14. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 68,57. Siklus II meningkat menjadi 82,85. Siklus III mengalami peningkatan
menjadi 100. Kedua, ada peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan media Audiovisual pada siswa kelas V SD Negeri
Kalijoso. Peningkatan kualitas proses pembelajaran tersebut dapat dibuktikan dari peningkatan proses pembelajaran dan kinerja guru. Peningkatan kinerja guru
terbukti pada nilai rata –rata siklus I sebesar 79,55 , siklus II mencapai 82 dan
pada siklus III 83,55. Peningkatan proses pembelajaran menulis puisi terbukti pada nilai rata
–rata yang diperoleh pada setiap siklus. Pada siklus I nilai rata–rata mencapai 3,39 atau 84,76, siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,62 atau
90,23 dan siklus III mencapai skor 3,64 atau 91,01. Berdaarkan kajian empiris tersebut di dapatkan informasi bahwa model
pembelajaran Whole Language merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menulis. Didukung pula dengan media Audiovisual
yang dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan menulis narasi. Hasil penelitian tersebut menjadi pendukung untuk melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis
63
63 Narasi Melalui Model Pembelajaran Whole Language dengan Media Audiovisual
Pada Siswa Kelas V SD Sekaran 02 Semarang.
2.3 Kerangka Berpikir