Teori Belajar Gagne Teori Belajar Polya

misalnya menggunakan gambar yang saling berhubungan ataupun menggunakan bentuk-bentuk rumus tertentu. Menurut Bruner sebagaimana dikutip dalam Trianto 2013: 79, belajar akan lebih bermakna bagi siswa jika mereka memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh struktur informasi, siswa harus aktif di mana mereka harus mengidentifikasi sendiri prinsip-prinsip kunci daripada hanya sekedar menerima penjelasan dari guru. Uraian tersebut mendukung penerapan model pembelajaran Problem Posing, di mana siswa harus fokus dan benar-benar memahami soal dan penyelesaian yang ia ajukan. Menurut Woolfork sebagaimana dikutip dalam Trianto 2013: 80, aplikasi ide- ide Bruner dalam pembelajaran digambarkan sebagai berikut: 1 memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari; 2 membantu siswa mencari hubungan antara konsep; 3 mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa mencoba menemukan sendri jawabannya; 4 mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif. Poin ketiga mendukung penelitian ini yang berkaitan dengan model pembelajaran Problem Posing.

2.1.2.4 Teori Belajar Gagne

Menurut Gagne sebagaimana dikutip oleh Saad dan Ghani 2008: 51-54, menyatakan bahwa terdapat delapan tipe belajar. Delapan tipe belajar tersebut, yaitu belajar isyarat, belajar stimulus respon, belajar rangkaian gerak, belajar rangkaian verbal, belajar memperbedakan, belajar pembentukan konsep, belajar pembentukan aturan, dan belajar pemecahan masalah. Menurut Gagne sebagaimana dikutip dalam Suyitno 2004: 37, pemecahan masalah merupakan proses belajar yang paling tinggi karena harus mampu memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah. Lebih lanjut, menurut Gagne sebagaimana dikutip oleh Saad Ghani 2008: 51- 54, menyatakan “in the problem solving process, the student will choose and apply the rules learned previously to develop a solution to the problem that might be regarded as alien or strange to the student”. Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa dalam proses pemecahan masalah, siswa harus mampu menentukan dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki untuk menemukan solusi permasalahan yang disajikan. Hal tersebut mendukung penelitian ini yang mengukur aspek kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

2.1.2.5 Teori Belajar Polya

George Polya dikenal sebagai bapak problem solving. Polya mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah untuk segera dicapai. Polya dalam Suherman 2003: 91 mengajukan empat langkah fase menyelesaikan makalah, yakni memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan. Teori ini sangat mendukung dalam pelaksanaan model pembelajaran Creative Problem Solving dan Problem Posing yang menitikberatkan pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa.

2.1.2.6 Teori Belajar Vygotsky