Instrumen Penelitian Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen

3.6.2 Metode Tes Menurut Arikunto 2010: 193, tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat-alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan pemecahan masalah siswa pada submateri luas permukaan dan volum kubus dan balok dengan model pembelajaran CPS, Problem Posing, maupun pembelajaran langsung. Tes dilakukan pada akhir pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Soal tes yang akan diberikan tersebut diuji cobakan terlebih dahulu pada kelas uji coba untuk mengetahui tingkat kesahihan dan keabsahan tes yang meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda tiap butir soal. Soal tes yang sudah dianalisis dan dinyatakan valid akan digunakan untuk mendapatkan data akhir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diberi perlakuan berbeda. Hasil tes dari tiap kelas menunjukkan tingkat kemampuan pemecahan masalah kelas tersebut. Selanjutnya untuk mengetahui kelas mana yang memiliki kemampuan pemecahan yang lebih baik akan dilakukan pembandingan.

3.7 Instrumen Penelitian

3.7.1 Materi dan Bentuk Tes Materi tes yang digunakan adalah submateri luas permukaan dan volum kubus dan balok. Bentuk tes berupa soal esai uraian. Menurut Arikunto 2009, 162, tes esai adalah sejenis tes kemampuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Keunggulan tes uraian adalah sebagai berikut. 1. Mudah disiapkan dan disusun. 2. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan. 3. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus. 4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri. 5. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan. 3.7.2 Metode Penyusunan Perangkat Tes Metode penyusunan perangkat tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Melakukan pembatasan materi yang diujikan yang diajarkan pada kelas VIII semester genap tahun pelajaran 20132014. Materi yang digunakan untuk tes yaitu luas permukaan dan volum kubus dan balok. 2. Menentukan tipe soal, yaitu soal uraian. Karena pemampuan pemecahan masalah siswa dapat dilihat dari cara siswa mengerjakan soal bentuk uraian yang mengukur kemampuan pemecahan masalah. 3. Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan tes dan banyaknya butir soal. Waktu yang dialokasikan untuk mengerjakan tes adalah 70 menit untuk 8 butir soal. 4. Membuat kisi-kisi soal. 5. Membuat petunjuk mengerjakan soal, menyusun butir-butir soal, kunci jawaban dan pedoman penskoran. 6. Mengujicobakan instrumen pada kelas uji coba yang telah ditentukan. 7. Menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran. 8. Memilih butir soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah dilakukan.

3.8 Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen

3.8.1 Analisis Validitas Butir Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Anderson sebagaimana dikutip dalam Arikunto 2009: 65 mengungkapkan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Suatu instrumen semakin valid jika mempunyai tingkat validitas tinggi. Pada penelitian ini, berdasarkan Arikunto 2009: 72 untuk mengetahui validitas butir soal, digunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut. = ∑ − ∑ ∑ √{ ∑ − ∑ }{ ∑ − ∑ } Keterangan: : Koefisien korelasi antara X dan Y N : Banyaknya subjeksiswa yang diteliti ∑ : Jumlah skor tiap butir soal ∑ Y : Jumlah skor total ∑ : Jumlah kuadrat skor butir soal ∑ : Jumlah kuadrat skor total Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment, dengan taraf signifikansi � = . Jika maka soal tersebut valid. Nilai koefisien korelasi terdapat pada rentang antara -1,00 sampai +1,00. Menurut Arikunto 2009: 75, interpretasi mengenai koefisien korelasi adalah sebagai berikut. 1 0,80 xy r ≤ 1,00, soal dikatakan mempunyai validitas sangat tinggi. 2 0,60 xy r ≤ 0,80, soal dikatakan mempunyai validitas tinggi. 3 0,40 xy r ≤ 0,60, soal dikatakan mempunyai validitas cukup. 4 0,20 xy r ≤ 0,40, soal dikatakan mempunyai validitas rendah. 5 0,00 ≤ xy r ≤ 0,20, soal dikatakan mempunyai validitas sangat rendah. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan pada 8 butir soal uraian yang telah diujicobakan, diperoleh hasil pada Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba No. Butir Soal Nilai r xy Nilai r tabel Kriteria 1 0,314 0,423 Tidak Valid 2 0,674 Valid 3 0,668 Valid 4 0,734 Valid 5 0,307 Tidak Valid 6 0,704 Valid 7 0,635 Valid 8 0,414 Tidak Valid Berdasarkan tabel r product moment, dengan N = 22 dan taraf signifikan 5, diperoleh r tabel = 0,423. Dari 8 butir soal yang diujicobakan, diperoleh 5 butir soal yang valid, yaitu butir soal nomor 2, 3, 4, 6, dan 7 karena memenuhi r xy r tabel . Butir soal nomor 1, 5, dan 8 tidak valid karena tidak memenuhi kriteria tersebut. Contoh perhitungan disajikan pada Lampiran 15. 3.8.2 Analisis Reliabilitas Instrumen Menurut Arikunto 2009: 86, reliabilitas menunjukkan pada masalah taraf kepercayaan. Suatu tes dikatakan memiliki taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Menurut Arikunto 2009: 86, instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan, dimana ajeg bukan berarti harus selalu sama, akan tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Realiabilitas instrument dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0 dan 1, misalnya angket atau soal bentuk uraian.                 2 2 11 1 1 t i n n r   Dengan rumus varians � sebagai berikut.   N N X X t     2 2 2  Keterangan: r 11 : Reliabilitas instrumen yang dicari n : Banyaknya butir soal N : Jumlah siswa X : Skor tiap butir soal i : Nomor butir soal 2 i   : Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal 2 t  : Varians total Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan dengan harga tabel. Jika maka item tes yang diujicobakan reliabel Arikunto, 2009: 112. Menurut Arikunto 2009: 75, tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen koefisien korelasi yang diperoleh sesuai drngan Tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi r Kriteria Reliabilitas , , Sangat tinggi , , Tinggi , , Cukup , , Rendah , , Sangat rendah Dari uji reliabilitas instrumen tes pemecahan masalah yang terdiri atas 8 butir soal uraian, diperoleh = , . Berdasarkan Tabel 3.3, kriteria reliabilitas instrumen tes pemecahan masalah tersebut tinggi. Berdasarkan tabel r product moment, dengan N = 22 dan taraf signifikan 5, diperoleh r tabel = 0,423. Diperoleh bahwa = , = , , ini berarti bahwa instrumen tes pemecahan masalah tersebut reliabel. Perhitungan analisis reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Lampiran 16. 3.8.3 Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal Selain memenuhi validitas dan reliabilitas, menurut Arikunto 2009: 207 untuk memperoleh soal yang baik harus mempertimbangkan keseimbangan tingkat kesulitan soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau soal yang tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Di dalam Depdiknas 2008: 13 dijelaskan bahwa tingkat kesukaran dapat digunakan untuk memprediksi alat ukur itu sendiri dan kemampuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan guru. Misalnya satu butir soal termasuk kategori mudah, maka prediksi terhadap informasi ini adalah seperti berikut. 1. Pengecoh butir soal itu tidak berfungsi. 2. Sebagian siswa bias menjawab benar butir soal itu. Artinya bahwa sebagian besar telah memahami materi yang ditanyakan. Bila suati butir soal termasuk kategori sukar, maka prediksi terhadap informasi ini adalah sebagai berikut. 1. Butir soal mungkin salah kunci jawaban. 2. Butir soal mempunyai 2 atau lebih jawaban yang benar. 3. Materi yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas pembelajarannya, sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa belum tercapai. 4. Materi yang diukur tidak cocok ditanyakan dengan menggunakan bentuk soal yang diberikan. 5. Pernyataan atau kalimat soal terlalu kompleks dan panjang. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan tingkat kesukaran soal. 0,00 1,00 Sukar Mudah Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian dapat digunakan rumus berikut. TK tingkat kesukaran = − � Dengan rumus mencari nilai rata-rata sebagai berikut. − = ℎ ℎ Klasifikasi taraf kesukaran menurut Arikunto 2009: 210 disajikan pada Tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4 Kriteria Taraf Kesukaran Indeks Taraf Kesukaran TK Kriteria 0,00 ≤ TK 0,30 Sukar 0,30 ≤ TK 0,70 Sedang 0,70 ≤ TK ≤ 1,00 Mudah Berdasarkan analisis uji taraf kesukaran terhadap 8 butir soal, diperoleh ringkasan hasil analisis pada Tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba No. Butir Soal TK Kriteria 1 0,882 Mudah 2 0,695 Sedang 3 0,691 Sedang 4 0,814 Mudah 5 0,936 Mudah 6 0,827 Mudah 7 0,882 Mudah 8 0,914 Mudah Berdasarkan Tabel 3.4, diperoleh enam butir soal dengan kriteria mudah, dan dua butir soal dengan kriteria sedang. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 17. 3.8.4 Analisis Daya Pembeda Butir Soal Menurut Arikunto 2009: 211, daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah. Seperti halnya indeks kesukaran, daya beda ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Perbedaannya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif -, tetapi daya beda terdapat tanda negatif. Tanda negatif pada daya beda berarti soal tersebut tidak dapat membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Dengan kata lain, anak yang kurang pandai bisa mengerjakan tetapi anak yang pandai justru tidak bisa mengerjakan. -1,00 0,00 1,00 Daya beda Daya beda Daya beda Negatif rendah Tinggi positif Bagi suatu soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa pandai maupun siswa kurang pandai, maka soal itu tidak baik karena daya beda rendah. Demikian pula jika semua siswa baik pandai maupun kurang pandai tidak dapat menjawab dengan benar, maka soal tersebut tidak baik juga karena tidak mempunyai daya beda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang pandai saja. Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok pandai atau kelompok atas upper group dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah lower group. Jika seluruh kelompok atas dapat menjawab soal tersebut dengan benar, sedang seluruh kelompok bawah menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai daya beda paling besar yaitu 1,00. Sebaliknya jika semua kelompok atas menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah menjawab benar, maka daya bedanya -1,00. Tetapi jika siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau sama-sama salah, maka soal tersebut mempunyai daya beda 0,00, atau dengan kata lain tidak mempunyai daya beda sama sekali. Rumus untuk mencari daya beda adalah sebagai berikut. � = − = − Keterangan: D : Daya Beda : Banyaknya siswa kelompok atas : Banyaknya siswa kelompok bawah : Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab dengan benar : Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab dengan benar : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P sebagai indeks kesukaran : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar P sebagai indeks kesukaran Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda menurut Arikunto 2009: 218 Interval Daya Pembeda Kriteria 0,00 - 0,20 Jelek poor 0,20 - 0,40 Cukup satisfactory 0,40 - 0,70 Baik good 0,70 - 1,00 Baik sekali excellent D bernilai negatif Tidak baik Menurut Arikunto 2009: 219, soal yang kita golongkan sebagai soal yang ideal dan baik bagi siswa adalah soal-soal yang mempunyai daya beda 0,3 sampai 0,7. Berdasarkan analisis daya pembeda pada 8 butir soal uji coba, diperoleh ringkasan hasil pada Tabel 3.7 berikut. Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba No. Butir Soal Daya Pembeda Kriteria 1 0,091 Jelek 2 0,264 Cukup 3 0,327 Cukup 4 0,282 Cukup 5 0,127 Jelek 6 0,182 Jelek 7 0,236 Cukup 8 0,173 Jelek Berdasarkan Tabel 3.6 terdapat empat butir soal dengan kriteria jelek yakni butir soal nomor 1, 5, 6, dan 8. Sedangkan butir soal nomor 2, 3, 4, dan 7 kriteria daya pembedanya cukup. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 18. 3.8.5 Penentuan Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan hasil analisis uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda pada instrument uji coba, diperoleh butir soal yang dapat digunakan untuk mendapatkan data akhir penelitian. Butir soal yang digunakan untuk tes adalah butir soal yang valid, reliabel. Butir soal dengan taraf kesukaran yang sedang digunakan untuk tes, sedangkan butir soal dengan taraf kesukaran mudah atau sukar digunakan dengan syarat diperbaiki sesuai kebutuhan. Butir soal dengan kriteria mudah akan ditingkatkan taraf kesukarannya, sedangkan butir soal dengan kriteria sukar akan diturunkan taraf kesukarannya. Untuk butir soal dengan kriteria daya pembeda baik sekali, baik, dan cukup dapat digunakan. Sedangkan butir soal dengan daya pembeda jelek akan diperbaiki. Rekapitulasi hasil analisis butir soal uji coba disajikan pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba No Butir Soal Validitas Reliabilitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keterangan 1 Tidak Valid Reliabel Mudah Jelek Dibuang 2 Valid Sedang Cukup Digunakan 3 Valid Sedang Cukup Digunakan 4 Valid Mudah Cukup Diperbaiki 5 Tidak Valid Mudah Jelek Dibuang 6 Valid Mudah Jelek Diperbaiki 7 Valid Mudah Cukup Diperbaiki 8 Tidak Valid Mudah Jelek Dibuang Bedasarkan hasil analisis terhadap 8 butir soal uji coba, terdapat lima butir soal yang layak digunakan untuk tes, yakni butir soal nomor 2, 3, 4, 6, dan 7. Instrumen tes kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada Lampiran 20. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah mencakup indikator pada kisi-kisi tes kemampuan pemecahan masalah Lampiran 19.

3.9 Metode Analisis Data