Teori Belajar Bruner Teori Belajar

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Hal ini sesuai dengan usia siswa kelas VIII sudah mampu berpikir abstrak untuk menyelesaikan suatu masalah dengan beberapa alternatif penyelesaian.

2.1.2.3 Teori Belajar Bruner

Berbeda dengan Piaget, Bruner dalam memahami karakteristik perkembangan kognitif tidak didasarkan pada usia tertentu. Bruner sebagaimana dikutip dalam Rifa’i Catharina 2009: 32 membagi perkembangan kognitif menjadi tiga tahap yaitu tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik. Pada tahap enaktif anak memahami lingkungannya. Misalnya, tidak ada kata yang membantu orang dewasa ketika mengajar anak berlatih sepeda. Belajar naik sepeda berarti lebih mengutamakan kecakapan motorik. Pada tahap ini anak memahami objek sepeda berdasarkan pada apa yang dilakukannya, misalnya dengan memegang, menggerakkan, memukul, menyentuh dan sebagainya. Pada tahap ikonik informasi dibawa anak melalui imageri. Anak menjadi tahan atas dunia perseptualnya. Anak dipengaruhi oleh cahaya yang tajam, gangguan suara, dan gerakan. Karakteristik tunggal pada objek yang diamati dijadikan sebagai pegangan, dan pada akhirnya anak mengembangkan memori visual. Pada tahap simbolik tindakan tanpa pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman perseptual sudah berkembang. Bahasa, logika, dan matematika memegang peranan penting. Tahap ini memberi peluang anak untuk menyusun gagasannya secara padat, misalnya menggunakan gambar yang saling berhubungan ataupun menggunakan bentuk-bentuk rumus tertentu. Menurut Bruner sebagaimana dikutip dalam Trianto 2013: 79, belajar akan lebih bermakna bagi siswa jika mereka memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh struktur informasi, siswa harus aktif di mana mereka harus mengidentifikasi sendiri prinsip-prinsip kunci daripada hanya sekedar menerima penjelasan dari guru. Uraian tersebut mendukung penerapan model pembelajaran Problem Posing, di mana siswa harus fokus dan benar-benar memahami soal dan penyelesaian yang ia ajukan. Menurut Woolfork sebagaimana dikutip dalam Trianto 2013: 80, aplikasi ide- ide Bruner dalam pembelajaran digambarkan sebagai berikut: 1 memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari; 2 membantu siswa mencari hubungan antara konsep; 3 mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa mencoba menemukan sendri jawabannya; 4 mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif. Poin ketiga mendukung penelitian ini yang berkaitan dengan model pembelajaran Problem Posing.

2.1.2.4 Teori Belajar Gagne