Uji Hipotesis 5 Analisis Data Akhir

pemecahan masalah kelas eksperimen 1 lebih dari kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII submateri luas permukaan dan volum kubus dan balok dengan menggunakan model pembelajaran CPS Creative Problem Solving lebih dari kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII dengan menggunakan pembelajaran langsung Direct Instruction.

4.1.3.7 Uji Hipotesis 5

Uji hipotesis 5 dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen 2 dengan perlakuan model pembelajaran Problem Posing lebih dari kemampuan pemecahan masalah siswa kelas kontrol dengan perlakuan model Pembelajaran Langsung. Dalam penelitian ini, kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 2 lebih daripada kelas kontrol jika rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 2 lebih daripada kelas kontrol dan proporsi ketuntasan klasikal kelas eksperimen 2 lebih dari kelas kontrol. Oleh karena itu untuk menjawab hipotesis 5 dilakukan uji kesamaan dua rata-rata satu pihak uji t dan uji kesamaan dua rata-rata satu pihak uji z. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 75 1. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Satu Pihak Pihak Kanan Uji ini dilakukan mengetahui kelas manakah yang memiliki rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi. Hipotesis yang digunakan dalam uji t ini adalah sebagai berikut. H : � � , artinya rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 2 kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol. H 1 : � � , artinya rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 2 lebih dari rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol. Kriteria pengujiannya adalah H diterima jika ℎ � −� , dengan −� didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n 2 + n 3 – 2 dan � = 5. Dari hasil perhitungan diperoleh ℎ � = , . , = , , sehingga H ditolak. Ini berarti bahwa rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 2 lebih dari rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol. 2. Uji Perbedaan Dua Proporsi Satu Pihak Pihak Kanan Uji ini dilakukan mengetahui kelas manakah yang memiliki proporsi ketuntasan klasikal yang lebih tinggi. Hipotesis yang digunakan dalam uji z ini adalah sebagai berikut. H : � � , artinya proporsi ketuntasan tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 2 kurang dari atau sama dengan kelas kontrol. H 1 : � � , artinya proporsi ketuntasan tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 2 lebih dari kelas kontrol. Kriteria pengujiannya adalah H ditolak jika ℎ � , −� , dengan , −� didapat dari daftar distribusi normal baku dengan peluang , − � untuk � = . Dari hasil perhitungan diperoleh ℎ � = , , = , , sehingga H ditolak. Ini berarti bahwa proporsi ketuntasan tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 2 lebih dari kelas kontrol. Dari hasil uji perbedaan dua rata-rata dan dua proporsi antara kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol diperoleh rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 2 lebih dari kelas kontrol dan proporsi ketuntasan tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 2 lebih dari kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII submateri luas permukaan dan volum kubus dan balok dengan menggunakan model pembelajaran PP Problem Posing lebih dari kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII dengan menggunakan pembelajaran langsung Direct Instruction.

4.1.3.8 Uji Hipotesis 6