DAS sebagai Suatu Kesatuan Ekosistem

2.4.2 Unsur-unsur DAS

Menurut Soerjono 1978 DAS merupakan suatu ekosistem yang terdiri dari berbagai komponen dan unsur, dimana unsur-unsur utamanya adalah vegetasi, tanah, air dan manusia dengan segala upaya yang dilakukan di daerah tersebut. Vegetasi merupakan salah satu komponen biotik dalam ekosistem daerah aliran sungai yang berfungsi sebagai pelindung bumi terhadap hampasan air hujan, hembusan angin, dan teriknya sinar matahari. Selain itu, vegetasi juga berfungsi menahan untuk sementara titik air, pengatur kelembaban dan suhu udara di sekitarnya dan juga sebagai tempat berlindungnya atau niche jasad-jasad hidup. Fungsi lain dari vegetasi adalah sebagai penghasil berbagai ragam kebutuhan bagi kehidupan manusia berupa buah, kayu, akar, daun, getah dan sebagainya. Menurut Suhara 1991 fungsi utama vegetasi adalah mengatur tata air dan melindungi tanah. Perlindungan ini berlangsung dengan cara: 1 melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yang jatuh; 2 melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan tanah; dan 3 memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan daya absorpsi air. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri dari fase padat, cair dan gas serta mempunyai sifat dinamis. Sebagai produk alami yang heterogen dan dinamis, maka sifat dan perilaku tanah berbeda dari satu tempat dengan tempat lain, dan berubah dari waktu ke waktu, bahkan dalam suatu luasan yang relatif kecilpun. Pada DAS, tanah selain berfungsi sebagai media tempat tumbuhnya vegetasi juga berfungsi sebagai pengatur tata air Wiersum 1979. Peranan tanah dalam mengatur tata air tergantung pada tingkat kemampuan tanah untuk meresapan air yang tergantung pada kapasitas infiltrasi dan permeabilitas tanah. Makin besar air yang dapat diserap dan masuk ke dalam profil tanah persatuan waktu, sehingga tata air menjadi lebih baik dan sekaligus erosi yang mungkin terjadi dapat dikurangi. Sifat-sifat tanah yang paling menentukan dan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap pengaturan tata air dan erosi pada suatu DAS adalah tekstur, struktur, kedalaman tanah, sifat lapisan bawah, bahan organik dan tingkat kesuburan tanah Arsyad, 1983.

2.4.3 DAS Sebagai Satuan Unit Perencanaan dan Pengelolaan Sumberdaya

Pengelolaan DAS berarti pengelolaan vegetasi, tanah, dan air dalam suatu DAS dengan tujuan untuk dapat menghasilkan produk air untuk kepentingan pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perindustrian dan masyarakat yaitu untuk air minum, irigasi dan industri, tenaga listrik dan rekreasi Manan 1977. Menurut Sheng 1968 pengelolaan DAS merupakan pengelolaan lahan untuk produk air dengan kuantitas optimum, pengaturan produk air dan stabilitas tanah yang maksimum. Pengelolaan DAS haruslah berorientasi kepada segi-segi konservasi tanah dan air dengan titik berat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dapat dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat Alrasyid dan Samingan 1980. Hasil akhir dari pengelolaan DAS adalah kondisi tata air wilayah DAS. Pencerminan atau ukuran kondisi tata air tersebut adalah penyediaan air yang cukup sepanjang waktu, baik kuantitas maupun kualitas. Lebih lanjut menurut Hufschmidt 1985 dengan berorientasi pada hasil fisik yang ingin dicapai, maka pengelolaan DAS dapat dianggap sebagai suatu sistem dengan input manajemen dan input alam untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan, baik di tempat maupun di luarnya. Ditinjau dari segi ekonomi, sistem pengelolaan DAS tidak lain adalah suatu bentuk dari proses produksi dengan biaya ekonomi untuk penggunaan input manajemen tenaga, bahan, energi, peralatan dan keahlian manajemen dan input alam tanah, air, ekosistem dan iklim serta hasil ekonomi yaitu nilai dari outputnya. Menurut Pasaribu 1999 dalam pelaksanaan pengelolaan DAS akan bertumpu pada aktivitas-aktivitas yang berdimensi biofisik seperti pengendalian erosi, penghutanan kembali lahan-lahan kritis, pengelolaan lahan pertanian konservatif, serta berdimensi kelembagaan seperti insentif dan peraturan- peraturan yang berkaitan dengan bidang ekonomi. Dimensi sosial dalam pengelolaan DAS lebih diarahkan pada pemahaman kondisi sosial budaya setempat dan menggunakan kondisi tersebut sebagai pertimbangan untuk merencanakan strategi aktivitas pengelolaan DAS yang berdaya guna tinggi serta efektif. Keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut masih dalam kerangka kerja yang mengarah pada usaha-usaha tercapainya