Kepadatan Bangunan Pola Sebaran Permukiman

salah satunya oleh jarak antara bangunan rumah yang kecil yaitu berkisar antara setengah sampai satu meter. Permukiman di zona DAS hulu didominasi oleh permukiman dengan tipe kepadatan bangunan yang padat, di zona DAS tengah didominasi oleh permukiman dengan tipe kepadatan bangunan jarang, dan di zona DAS hilir terdapat dua tipe kepadatan bangunan yaitu jarang dan padat. Tabel 26 Tipe kepadatan bangunan Persentase Zona DAS Unit Permukiman Kampung Tipe kepadatan Bangunan Sangat Padat Padat Jarang Sarongge Girang Padat Cibeureum Kidul Sangat padat Galudra Tengah Padat Hulu Burangkeng Padat 8.3 25 - Perum Buniwangi Jarang Sayang Sangat Padat Perum Maleber Jarang Tengah Golebag Dua Padat 8.3 8.3 16.7 Pasir Peucang Jarang Pasir Goong Jarang Kamiran Padat Hilir Cibakung Padat - 16.7 16.7 Total 16.6 50 33.4 Dominasi tipe bangunan padat di zona DAS hulu Cianjur disebabkan karena kepemilikan lahan untuk bangunan rumah diperoleh secara turun-terumun warisan pada satu lokasi lahan dengan luasan terbatas, yang mengakibatkan lahan warisan seluruhnya digunakan untuk membangun rumah. Faktor lain yang menyebabkan kepadatan bangunan adalah terjadinya fregmentasi seperti yang diungkapkan Kuswartojo 2005 bahwa pemilikan lahan karena pewarisan atau pelepasan hak sedikit demi sedikit untuk keperluan konsumsi atau maksimalisasi penggunaan lahan dengan konstruksi kualitas rendah membuat persil permukiman terus mengecil dan permukiman pun menjadi padat, sehingga jarak antar bangunan rumah sangat kecil atau bahkan jarak atap hanya setengah meter. Kondisi ini mengakibatkan terbatasnya sarana infrastruktur sebagaimana yang diungkapkan oleh Sastra 2006 bahwa tingginya kepadatan bangunan mengakibatkan minimnya lahan yang tersedia bagi sarana infrastuktur, yang menyebabkan rendahnya kualitas suatu lingkungan permukiman.

4.2.3 Tipe Permukiman

Permukiman secara umum memiliki tiga tipe yaitu linier, plaza, dan streetplan Van der Zee 1986. Permukiman di wilayah DAS Cianjur memiliki dua tipe yaitu tipe linier dan streetplan. Tipe permukiman linier dibagi dalam dua kategori yaitu linier-1 dan linier-2 Gambar 19. Permukiman tipe linier-1 adalah permukiman yang memiliki beberapa kelompok rumah dengan posisi rumah berjajar linier sepanjang jalan setapak dengan lebar setengah sampai satu meter dan jalan desa dengan lebar tiga sampai empat meter. Permukiman tipe linier-2 adalah permukiman yang memiliki beberapa kelompok rumah dengan posisi rumah berjajar linier sepanjang jalan lingkungan atau gang dengan lebar satu meter dan jalan desa dengan lebar lima meter. Tipe permukiman linier memiliki kecenderungan bentuk susunan rumah yang tidak teratur, jarak antar rumah yang kecil, dan pekarangan rumah yang terbatas. Permukiman streetplan memiliki kecenderungan bentuk susunan rumah yang teratur menghadap jalan dengan kerangka jalan tertata secara bertingkat mulai dari jalan raya, penghubung hingga jalan lingkungan atau lokal Koestoer 1995. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Pers en ta se Hulu Tengah Hilir Linier-1 Linier-2 Streetplan Gambar 19 Persentase tipe permukiman di wilayah DAS Cianjur Sebagian besar tipe permukiman di zona DAS bagian hulu adalah tipe linier-1, zona tengah DAS terdiri dua tipe permukiman yaitu tipe streetplan dan linier-2. Permukiman di zona DAS hilir seluruhnya memiliki tipe permukiman linier-1. Antar unit permukiman Kampung dihubungkan dengan jalan desa, sedangkan dalam lingkungan kampung itu sendiri mobilitas penghuni hanya melalui jalan selebar setengah sampai satu meter yang dibangun dengan swadaya masyarakat. Posisi bangunan rumah yang tidak teratur secara berkelompok menghadap kearah jalan baik jalan desa maupun jalan lingkungan.

4.2.4 Karakteristik Permukiman Tidak Tertata

Kampung merupakan unit terkecil dari suatu permukiman. Luas kampung yang menjadi sampel berkisar antara 1.6 ha sampai dengan 20.8 ha dengan luas rata-rata sebesar sembilan ha. Rata-rata luas kampung di zona DAS hulu lebih kecil jika dibandingkan dengan luas kampung di tengah dan hilir. Hal ini disebabkan oleh kondisi topografi wilayah hulu yang berbukit dengan tingkat kemiringan yang cukup bervariasi, sehingga luasan wilayah kampung terbatas dan cenderung posisi kampung menyebar dengan luasan kecil. Komposisi jenis konstruksi rumah responden di lingkungan permukiman tidak tertata di DAS Cianjur terdiri dari rumah permanen, rumah panggung, dan rumah semi permanen Tabel 27. Jenis konstruksi rumah yang banyak digunakan oleh sebagian besar masyarakat di zona hulu 51.7 dan hilir 53.3 adalah rumah panggung. Persentase jenis konstruksi rumah yang digunakan oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Cianjur adalah : rumah permanen 66.3; semi permanen 25.4; dan rumah panggung 8.3 Bappeda Kabupaten Cianjur 2006. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah DAS Cianjur sebagian besar masih menggunakan Arsitektur Tradisional Sunda dalam membangun rumah dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah Kabupaten Cianjur. Tabel 27 Jenis konstruksi rumah responden Jenis Konstruksi Zona DAS Permanen Semi Permanen Panggung Hulu 38.3 10.0 51.7 Tengah 93.3 5.0 1.7 Hilir 43.3 3.3 53.3 Keterangan: n=60 pada masing-masing lokasi