memaksimumkan kepuasan dalam betuk pembeliaan produk, sehingga hanya produk-produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif yang akan
dipilih oleh konsumen. Keadaan tersebut mampu meningkatkan penjualan dari produk-produk, yang akan meningkatkan pangsa pasar, sehingga pada akhirnya
akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Pembahasan selanjutnya difokuskan pada upaya peningkatan desain
konstruksi rumah dan siteplan, pengerjaan konstruksi, dan pengadaan bahan bangunan sebagai program penyempurnaan proses produksi yang menempati
prioritas pertama hingga ketiga berdasarkan nilai tingkat kepentingan. Desain konstruksi rumah dan siteplan memiliki tingkat kepentingan yang paling tinggi
dengan nilai 496 dan nilai relatif 0.47 Gambar 25. Dalam kaitannya dengan perbaikan mutu desain konstruksi rumah dan siteplan tidak terlepas target pasar
atau konsumen yang menjadi sasaran pasar, karena berhubungan dengan harga jual.
Pengerjaan konstruksi memiliki nilai tingkat kepentingan sebesar 151 dan nilai relatif 0.15 menempati prioritas kedua dalam upaya penyempurnaan teknis
produksi permukiman tertata. Pengerjaan permukiman tertata mulai dari tahapan pematangan lahan cut and fill, pengerjaan sarana dan prasarana lingkungan
jalan, saluran drainase, RTH dan lainnya, sampai tahap pengerjaan konstruksi rumah dilakukan melalui proses tender atau penunjukkan langsung oleh developer
terhadap kontraktor sebagai rekanan kerja. Masing-masing sub pekerjaan dikerjakan oleh satu kontraktor. Jadi kualitas rumah beserta sarana dan
prasarananya sangat tergantung pada kualitas kontraktor, namun tidak terlepas dari peran developer sebagai pemberi proyek dan sekaligus dalam hal ini sebagai
konsultan. Sehubungan dengan itu, yang perlu diperbaiki adalah manajemen pengawasan yang dilakukan pihak pengembang dalam hal ini devisi teknik
terhadap kualitas pekerjaan kontraktor. Pengadaan bahan merupakan prioritas ketiga untuk disempurnakan dalam
proses produksi permukiman tertata dengan nilai tingkat kepentingan sebesar 129 dan nilai relatif sebesar 0.12. Pengadaan bahan menyangkut jenis bahan, kualitas
bahan, dan transportasi pengangkutan. Bahan bangunan sebagai material
sebaiknya mempergunakan bahan bangunan lokal yang terdapat disekitar proyek permukiman tertata.
4.3.3.4 Prioritas Teknik, Benchmarks dan Target
Di antara berbagai atribut harapan pelanggan, angka rasio antara target dengan kinerja permukiman tertata di wilayah DAS Cianjur yang tertinggi
mencapai angka rasio 2 Gambar 25 yaitu terdapat pada atribut pengelolaan sampah dan pengelola limbah kamar mandi dan dapur. Guna memenuhi
kebutuhan pasar maka diperlukan upaya perbaikan dengan skala prioritas utama terhadap kualitas pengelolaan sampah dan pengelola limbah kamar mandi dan
dapur yang dilakukan oleh masing-masing pengembang di wilayah DAS Cianjur yaitu melalui pengadaan dan pembangunan fasilitas pengelolaan sampah sejalan
dan unit pengolahan limbah dari kakus berupa septiktank dan bidang resapannya. Ukuran septiktank dapat dibuat sesuai dengan jumlah penghuni dan frekuensi
pengurasan Tabel 41. Tabel 41 Ukuran tangki septiktank dan frekuensi pengurasan
Ukuran Septiktank dan Frekuensi Pengurasan 2 tahun
3 tahun No
Jumlah pemakai
orang Panjang
m Lebar
m Tinggi
m Panjang
m Lebar
m Tinggi
m 1
5 1.6 0.8 1.3 1.7 0.85 1.3
2 10
2.2 1.1 1.4 2.3 1.15 1.4 3 15 2.6
1.3 1.5
2.75 1.35
1.4 4 20 3
1.5 1.5
3.25 1.60
1.5 5
25 3.25 1.65 1.6 3.50 1.75 1.6
Sumber: Sukamto 2004
4.3.3.5 Matrik Teknik Korelasi
Matrik teknik korelasi digunakan untuk mengidentifikasi dimana technical requirement
saling mendukung atau saling mengganggu satu dengan yang lainnya Marimin 2004. Matrik ini merupakan atap dari rumah kualitas yang
menggambarkan keterkaitan antara karakteristik proses produksi yang satu dengan yang lainnya. Keterkaitan itu dapat berupa hubungan kuat positip ++ dan kuat
+.
Atribut-atribut technical requirement yang memiliki hubungan kuat positif adalah : 1 desain konstruksi rumah dan siteplan dengan pengadaan bahan, 2
desain konstruksi rumah dan siteplan dengan pengerjaan infrastruktur, fasum dan fasos, 3 desain konstruksi rumah dan rencana tapak siteplan dengan kegiatan
pemasaran, 4 pematangan lahan dengan pengerjaan infrastruktur, fasum dan fasos, 5 pengadaan bahan bangunan dengan pengerjaan konstruksi Gambar 25.
Hubungan tersebut menunjukkan bahwa apabila salah satu atribut mengalami perubahan naik atau turun maka akan berdampak kuat pada proses perubahan
kenaikan atau penurunan yang berkaitan tersebut. Selanjutnya atribut-atribut technical requirement yang mempunyai
hubungan positif yaitu : 1 desain konstruksi dan siteplan dengan pematangan lahan, 2 desain konstruksi dan siteplan dengan pengerjaan konstruksi, 3
pematangan lahan pengerjaan konstruksi, 4 pematangan lahan dengan kegiatan pemasaran, 5 pengadaan bahan dengan pengerjaan infrastruktur, fasum dan fasos,
6 pengerjaan infrastruktur, fasum dan fasos, dengan pengerjaan konstruksi, 7 pengerjaan infrastruktur, fasum dan fasos dengan kegiatan pemasaran, 8
pengerjaan konstruksi dengan kegiatan pemasaran. Hal ini menunjukkan bahwa antara proses atribut satu dengan proses lain yang berkaitan memiliki keterkaitan
yang saling berpengaruh kuat.
4.4 Kesesuaian Lahan Permukiman 4.4.1 Kesesuaian Lahan Permukiman KLKim-1
Wilayah DAS Cianjur yang dievaluasi seluas 7 476. 2 ha. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk permukiman menunjukkan bahwa kesesuaian lahan untuk
permukiman KLKim-1 penduduk di wilayah DAS Cianjur didominasi oleh kelas
kesesuaian lahan S2 cukup sesuai seluas 4 406.1 ha atau 59 selebihnya adalah kelas kesesuaian S3 sesuai marginal 2 217.7 ha atau 29.7, kelas kesesuaian S1
sangat sesuai seluas 813 ha atau 10.9, dan kelas kesesuaian N1 tidak sesuai seluas 30.4 ha atau 0.4 Tabel 42. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian kecil
10.9 wilayah DAS Cianjur berpotensi untuk pengembangan permukiman.