6° 51
6° 5
1 6°
48 6°
4 8
6° 45
6° 4
5
10 7°0 0 10 7°0 0
10 7°3 10 7°3
10 7°6 10 7°6
10 7°9 10 7°9
10 7°1 2 10 7°1 2
P E TA P E N G G U N A AN L A H A N T AH U N 20 06
D AS C IA N JU R K A B U P AT E N C IAN JU R
N
Lo k a s i P e n elitian
2 2
4 K ilo m e te rs
Tu tu p a n L a h an : H u tan L a ha n K e rin g S ek u n de r
H u tan T a n am a n Ind u s tri H T I P er ke b u na n
P er m u k im an P er tan ia n la h a n k e rin g b e rc a m p u r d g n s e m a k
S aw ah S em a k B e lu k a r
Ta n a h Te rb u k a B ata s D A S
Gambar 18 Peta penggunaan lahan DAS Cianjur Sumber: PPLH IPB 2006
83
menerima tekanan berupa kebutuhan ruang hunian, villa, sarana prasaran wisata. Oleh karena itu potensi alih fungsi lahan dari lahan pertanian lahan kering, semak
belukar, dan lahan terbuka menjadi pemukiman, villa, sarana prasaran wisata akan terjadi. Hal ini sejalan dengan pendapat Silas 2007 bahwa pertumbuhan
permukiman tersebut dipicu oleh suatu proses pergeseran permukiman yang disebabkan oleh mekanisme pasar, sehingga akan terjadi perpindahan orang yang
semula tinggal dalam kota ke rumahnya di pinggiran atau luar kota.
4.2 Pola Sebaran Permukiman
Pola penyebaran pembangunan permukiman tertata dan permukiman tidak tertata di wilayah desa dan kota pembentukkannya berakar dari pola campuran
antara ciri perkotaan dan perdesaan. Kawasan permukiman perkotaan di wilayah DAS Cianjur sebagian besar berada di wilayah bagian tengah DAS Cianjur.
Kawasan permukiman perkotaan merupakan Kecamatan-kecamatan yang pada saat ini merupakan konsentrasi kegiatan penduduk dengan indikasi jumlah
penduduk yang besar Bappeda Kabupaten Cianjur, 2005 seperti Kecamatan Pacet Zona DAS hulu, Cianjur, dan Karang Tengah Zona DAS tengah.
Pola permukiman tertata wilayah DAS Cianjur memiliki keteraturan bentuk secara fisik. Artinya sebagian besar rumah menghadap secara teratur ke arah
kerangka jalan yang ada dan sebagian besar terdiri dari bangunan permanen, berdinding tembok dan dilengkapi dengan penerangan listrik. Hal ini sejalan
dengan pendapat Koestoer 1995 yang menyatakan bahwa bangunan rumah di lingkungan permukiman tertata secara teratur menghadap jalan dengan kerangka
jalan tertata secara bertingkat mulai dari jalan raya, penghubung hingga jalan lingkungan atau lokal. Pola permukiman tidak tertata di wilayah DAS Cianjur
cenderung berkelompok membentuk perkampungan yang letaknya tidak jauh dari sumber air seperti sungai dan jalan.
4.2.1 Ukuran Permukiman
Tabel 25 menunjukkan bahwa ukuran permukiman yang berada di wilayah DAS Cianjur sebagian besar tergolong ke dalam permukiman sedang
dengan jumlah penduduk antara 500 sampai dengan 2000 jiwa. Selebihnya tergolong dalam permukiman kecil-sedang dengan jumlah penduduk kurang dari
500 jiwa dan jumlah rumah lebih dari 20 unit Van der Zee 1986. Ukuran permukiman di bagian hulu didominasi oleh permukiman sedang dengan jumlah
rumah rata-rata 196 unit, sedangkan di bagian tengah dan hilir komposisi ukuran permukiman kecil-sedang dan sedang berimbang dengan jumlah rumah rata-rata
untuk permukiman kecil-sedang 49 unit di bagian tengah dan 53 unit di bagian hilir, sementara permukiman sedang di bagian tengah dan hilir masing-masing
dengan jumlah rumah rata-rata sebanyak 416 unit dan 193 unit. Tabel 25 Ukuran permukiman
Kriteria Ukuran Permukiman
Persentase Zona
DAS Kampung
Jumlah Penduduk
Jumlah Rumah
Golongan ukuran
Permukiman Sedang Kecil-Sedang
Sarongge girang 922
190 Sedang
Cibeureum Kidul 928
152 Sedang
Galudra Tengah 865
245 Sedang
Hulu Burangkeng 465 102
Kecil-Sedang 25 8.32
Perum Buniwangi 260 50
Kecil-Sedang Sayang 1210
464 Sedang
Perum Maleber 1105
368 Sedang
Tengah Golebag Dua
216 49
Kecil-Sedang 16.67 16.67
Pasir Peucang 142
32 Kecil-Sedang
Pasir Goong 312
74 Kecil-Sedang
Kamiran 826 198
Sedang Hilir
Cibakung 600 188
Sedang 16.67 16.67
Total 58.34 41.66
Tabel 25 menjelaskan bahwa jumlah penduduk rata-rata yang mendiami permukiman setingkat kampung yang berada di wilayah hulu DAS Cianjur 795
jiwa lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk rata-rata yang di wilayah tengah 741 jiwa maupun hilir 470 jiwa. Hal ini disebabkan zona DAS hulu
memiliki: 1 potensi wisata menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang berada di bagian tengah dan hilir maupun warga yang berasal dari luar kawasan
DAS untuk pindah ke zona DAS hulu, 2 kondisi iklim suhu yang memberikan tingkat kenyamanan yang lebih, 3 kemudahan memperoleh air bersih dan 4
fasilitas infrastruktur berupa jalan yang menghubungkan antar kampung, desa, kecamatan hingga ke ibukota kabupaten.
4.2.2 Kepadatan Bangunan
Bangunan rumah di wilayah DAS Cianjur sebagian besar 50 memiliki tipe kepadatan bangunan yang padat Tabel 26. Kepadatan bangunan dicirikan