suhu bulanan terdingin adalah 17 C, sedangkan rata-rata suhu bulanan terpanas
adalah 25.7 C, 3 rata-rata curah hujan bulan berkisar antara 193 mm sampai
275.9 mm, dan 4 hari hujan berkisar antara 164.2 haritahun sampai 205 haritahun Tabel 23. Kondisi iklim ini menunjukkan bahwa wilayah DAS
Cianjur memiliki daya tarik sebagai wilayah pembangunan permukiman karena memiliki tingkat kenyamanan.
Tabel 23 Data iklim DAS Cianjur Tahun 2005 - 2007
Tahun 2005 Tahun 2006
Tahun 2007 Bulan
Suhu C
Kelembab- an Udara
Curah Hujan
mm Suhu
C Kelembab-
an Udara Curah
Hujan mm
Suhu C
Kelembab- an Udara
Curah Hujan
mm
Januari 20.2 89 377.8 20.0 92 414
24.0 86 196 Februari 20.2 90 583.2
20.1 92 412 20.0 91 330
Maret 20.3 89 410.2 20.3 92 105
20.1 89 338 April 20.3 86 225.9
20.4 92 319 28.0 88 320
Mei 20.8 85 231.0
20.7 91 139 20.9 86 217
Juni 20.4 87 195.7
20.0 92 106 20.4 86 145
Juli 19.9 85 147.3
19.6 92 44
20.3 81 12 Agustus 20.1 84 113.3
19.4 89 30
20.4 78 70 September
19.9 85
131.7 21.1
78 9
21.0 76
108 Oktober 21.1 85 219.4
21.8 78 109 21.3 81 337
Nopember 21.5 85 365.9
22.2 83 220 21.6 82 438
Desember 20.5 91 308.8
21.2 88 403 20.8 87 417
Rata-rata 20.4 87 275.9
20.6 88 193 19.2 84 244
Sumber: BMG, 2007
4.1.4 Karakteristik Hidrogeologi
Wilayah DAS Cianjur secara umum didominasi oleh produk-produk bahan vulkanik muda yaitu formasi qyg, qyl, dan qyc Tabel 24. Formasi qyg yang
terbentuk dari breksi dan lahar dari Gunung Gede Pangarango menyebar luas mulai dari puncak gunung sampai ke dataran DAS. Formasi qyl yang dibentuk
oleh lava dijumpai pada sebagian kecil puncak Gunung Gede. Sementara, formasi qyc
yang ditemukan sebagai bukit-bukit kecil di dataran bagian tengah sampai hilir DAS atau di sekitar daerah Kecamatan Cianjur sampai Sukaluyu, terbentuk
dari batuan aluvial andesit bercampur pasir vulkanik dan tufa. Formasi qot yang merupakan produk vulkanik tertua mencakup breksi dan lava hanya dijumpai di
bagian utara DAS Cianjur yaitu Pegunungan Geulis. Hal ini menunjukkan bahwa
secara geologi wilayah DAS Cianjur merupakan wilayah rawan bencana letusan gunung. Pada bagian hulu DAS Cianjur terdapat empat sungai, yaitu
Ciherang, Cianjur leutik, Cigadog, dan Cianjur. Keempat sungai tersebut bergabung menjadi satu Sungai Cianjur di Kampung Babakan Pos Kuta wetan
Desa Mangunkerta Kecamatan Cugenang. Di wilayah zona DAS tengah terdapat Sungai Cikululu yang bergabung dengan sungai Cianjur di Desa Pamoyanan
Kecamatan Cianjur, namun kembali bercabang dua di Kampung Deungkeng Desa Langensari Kecamatan Karang Tengah menjadi Sungai Cianjur dan Ciheulang.
Selanjutnya pada zona DAS hilir Sungai Cianjur bermuara ke Sungai Cilaku, sementara Sungai Ciheulang bermuara ke Sungai Cisokan.
Tabel 24 Hidrogeologi DAS Cianjur
Kode Deskripsi Geologi
Air Permukaan Air Tanah
Mata Air
Qyg Breksi dan lahar dari
G. Gede Pangrango. Tersebar dari puncak
sampai kaki gunung dan daerah dataran.
Air permukaan pada badan gunung sulit
dijangkau, terdapat pada lembah sungai yang
dalam. Pada kaki gunung, anak-anak
sungai agak mudah dijangkau. Di bagian
dataran, air sungai sangat mudah diakses
dan digunakan Pada badan gunung, air
tanah sangat dalam. Pada kaki gunung,
muka air tanah bebas 3-4 m, air tanah dalam
tidak diketahui. Pada bagian dataran, air
tanah bebas bervariasi dari 0.5-5 m, air tanah
tak bebas 30 m Pada badan gunung,
mata air dijumpai di lereng-lereng. Di
kaki gunung, beberapa mata air
ditemui di lembah sungai. Di bagian
dataran, mata air sangat jarang,
kecuali pada beberapa lembah
sungai
Qyl Lava muda dari G.
Gede Pangrango. Terdapat di bagian
atas gunung. Air permukaan pada
kawasan gunung sulit dijangkau, berada pada
lembah-lembah sungai yang dalam
Air tanah sangat dalam.
Mata air-mata air pada lereng gunung
Qyc Bongkahan batuan
aluvial andesit bercampur dengan
pasir vulkanik dan tufa.
- Air tanah dalam jarang
ditemui. -
Qot Breksi dan lava dari
produk-produk vulkanik tertua.
Dalam lembah-lembah sungai kecil yang dalam
Jarang sangat dalam Tidak teramati
Sumber: Peta Geologi Lembar Cianjur, Jawa Barat 1972. Peta Geologi Lingkungan Lembar Cianjur, Jawa Barat 1993.
Kondisi air permukaan terkait erat dengan keberadaan sungai-sungai yang mengalir dan kondisi curah hujan sepanjang tahun. Air sungai dimanfaatkan oleh
masyarakat yang bermukim di sekitar DAS untuk keperluan pertanian, mandi,