Persyaratan Konsumen Customer Requirement

bahwa permukiman tertata Mekarsari Regensi kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan dua permukiman tertata pesaingnya. Walaupun demikian, dari atribut kualitas bahan bangunan, luas lahan, keterjangkauan angkutan umum, ventilasi udara dan cahaya, jalan, dan gaya arsitektur, ketiga kawasan permukiman tertata tersebut memiliki kualitas yang sudah sama. Selanjutnya berdasarkan atribut-atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi yaitu: kekokohan konstruksi bangunan, harga jual, ketersediaan air bersih, dan sistem keamanan, ternyata harga jual rumah di permukiman tertata Graha Panorama jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual rumah di dua permukiman tertata lainnya untuk tipe 3072 luas bangunan 30 m 2 dengan luas tanah sebesar 72 m 2 . Tingginya harga jual rumah di Graha Panorama Cianjur disebabkan harga lahan di lokasi Graha Panorama Cianjur lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga lahan di kedua lokasi pesaingnya. Atribut dengan tingkat kepentingan yang menempati urutan kedua adalah terdiri dari: bahan bangunan, keterjangkauan angkutan umum, ventilasi udara dan cahaya, taman dan tempat bermain, sarana olahraga, sarana ibadah, pengelolaan sampah, dan gaya arsitektur. Berdasarkan bobot terpenting urutan kedua ini, permukiman tertata Mekarsari Regensi memiliki keunggulan dari segi kelengkapan fasilitas umum dan fasilitas sosial yaitu berupa taman bermain dan sarana ibadah dibandingkan dengan produk yang dihasilkan oleh dua permukiman tertata lainnya. Namun dari segi fasilitas olahraga sedikit lebih rendah dibandingkan dengan yang dimiliki oleh Graha Panorama Cianjur. Pada bobot atribut terpenting urutan kedua yang memiliki kualitas yang sama antara ketiga kawasan permukiman tertata tersebut adalah: kualitas bahan bangunan, ventilasi udara dan cahaya, dan aksesibilitas angkutan umum. Kualitas ventilasi udara dan cahaya mencerminkan tingkat kesehatan dan kenyamanan rumah sebagai tempat tinggal. Oleh karena itu ventilasi udara dan cahaya harus memenuhi syarat minimum sebagaimana yang disebutkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29PRTM2006. Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada bangunan rumah. Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan terciptanya rumah yang sehat, ++ + + ++ + ++ ++ ++ + + + + + Ti ngk at K e p entin g a n Desa in S ite pl a n Konstru k si P ema ta n ga n la ha n Pen g adaan b aha n P en g er ja an inf rast uktu r, f asum P en g er ja an Konstru k si Kegi a tan Pem as ar a n P er u m Ga d in g As ri Perum Mekars a ri R . Perum P a no ra m a C . Targ e t Ra si o KBG Kokoh dan kuat 5 ³ 3 4 3 5 1.2 BBG Sesuai SNI 4 ³ ³ 3 3 3 4 1.3 Sesuai std.min untuk setiap tipe 2 ³ 3 3 3 5 1.7 LLN std.min untuk setiap tipe 2 ³ 0 0 0 4 0 Harga kredit atau tunai 5 ³ ³ 3 3 2 4 1.3 TJK Aksesibilitas Angkutan umum 4 ³ 3 3 3 5 1.7 Air bersih 5 ³ 4 3 2 5 1.2 KES Ventilasi udara dan cahaya 4 ³ 3 3 3 4 1.3 Sistem keamanan bersama 2 1 1 2 3 1.5 KEA Sistem cluster + satpam 5 2 4 3 5 1.2 Taman dan tempat bermain anak 4 ³ 1 3 2 4 1.3 Sarana olahraga 4 ³ ³ 3 3 4 4 1.3 Sarana beribadah 4 ³ ³ 2 3 2 4 1.3 Bale pertemuan 4 ³ 0 0 0 3 0 FNF Jalan 3 ³ ³ 3 3 3 5 1.7 Pengelolaan sampah 4 ³ ³ 1 2 2 4 2 Pengelolaan limbah KMdapur 3 ³ 2 2 1 4 2 EKO Sumur resapan air 2 ³ 0 0 0 3 0 Gaya arsitektur 4 ³ ³ ³ 4 4 4 5 1.2 Siteplan kawasan 3 ³ 4 3 4 4 1 EST Desain RTH 3 2 3 2 4 1.3 Kawasan Permukiman Gading Asri 5 4 4 3 4 4 Kawasan Permukiman Mekarsari Regency 5 4 4 3 4 4 Kawasan Permukiman Panorama Cianjur 5 4 4 4 4 3 Nilai Tingkat Kepentingan 496 55 129 101 151 114 Nilai Relatif 0.47 0.05 0.12 0.10 0.15 0.11 Keterangan : KBG=Konstruksi bangunan; BBG=Bahan bangunan; LLN=Luas lahan; TJK=Terjangkau; KES=Kesehatan; KEA=Keamanan; FNF=Fasum dan Fasos; EKO=Ekologis; EST=Estetika = Kuat 10; ³ = Sedang 5; = Lemah 1; ++ = Kuat positip; + = Positip Gambar 25 Rumah kualitas permukiman tertata di DAS Cianjur apabila terjadi pengaliran atau penggantian udara secara kontinyu melalui ruangan dan lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atau partisi sebagai ventilasi. Guna memperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau membuat ventilasi silang dengan ketentuan yaitu: 1 lubang penghawaan minimal 5 dari luas lantai ruangan, 2 udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC. Ventilasi cahaya juga harus memenuhi persyaratan minimum diantaranya yaitu: 1 lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan, dan 2 sinar matahari langsung dapat masuk dalam ruangan minimum 1 jam setiap hari.

4.3.3.3 Persyaratan Teknik

Beberapa aspek teknik produksi permukiman tertata yang perlu disempurnakan dalam rangka meningkatkan kepuasan pembeli rumah berturut- turut mulai dari prioritas pertama adalah: 1 desain konstruksi rumah dan siteplan; 2 pengerjaan konstruksi; 3 pengadaan bahan bangunan; 4 sistem kegiatan pemasaran; 5 pengerjaan infrastruktur dan fasum-fasos; 6 proses pematangan lahan. Peningkatan kualitas menurut Gasperz 1997 akan memberikan dampak positif kepada perusahaan yaitu: 1 dampak terhadap biaya produksi; dan 2 dampak terhadap pendapatan. Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan produk yang memiliki derajat kesesuaian yang tinggi terhadap standar-standar sehingga bebas dari kemungkinan kerusakan atau cacat. Dengan demikian proses produksi yang memperhatikan kualitas akan menghasilkan produk berkualitas yang bebas dari kerusakan. Hal ini akan menghindarkan terjadinya pemborosan dan inefisiensi sehingga ongkos produksi per unit akan menjadi rendah yang pada gilirannya akan membuat harga produk menjadi lebih kompetitif. Dampak terhadap peningkatan pendapatan terjadi melalui peningkatan penjualan atas produk berkualitas yang berharga kompetitif. Produk-produk permukiman tertata berkualitas yang dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu meningkatkan kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut. Setiap konsumen akan memaksimumkan kepuasan dalam betuk pembeliaan produk, sehingga hanya produk-produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif yang akan dipilih oleh konsumen. Keadaan tersebut mampu meningkatkan penjualan dari produk-produk, yang akan meningkatkan pangsa pasar, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Pembahasan selanjutnya difokuskan pada upaya peningkatan desain konstruksi rumah dan siteplan, pengerjaan konstruksi, dan pengadaan bahan bangunan sebagai program penyempurnaan proses produksi yang menempati prioritas pertama hingga ketiga berdasarkan nilai tingkat kepentingan. Desain konstruksi rumah dan siteplan memiliki tingkat kepentingan yang paling tinggi dengan nilai 496 dan nilai relatif 0.47 Gambar 25. Dalam kaitannya dengan perbaikan mutu desain konstruksi rumah dan siteplan tidak terlepas target pasar atau konsumen yang menjadi sasaran pasar, karena berhubungan dengan harga jual. Pengerjaan konstruksi memiliki nilai tingkat kepentingan sebesar 151 dan nilai relatif 0.15 menempati prioritas kedua dalam upaya penyempurnaan teknis produksi permukiman tertata. Pengerjaan permukiman tertata mulai dari tahapan pematangan lahan cut and fill, pengerjaan sarana dan prasarana lingkungan jalan, saluran drainase, RTH dan lainnya, sampai tahap pengerjaan konstruksi rumah dilakukan melalui proses tender atau penunjukkan langsung oleh developer terhadap kontraktor sebagai rekanan kerja. Masing-masing sub pekerjaan dikerjakan oleh satu kontraktor. Jadi kualitas rumah beserta sarana dan prasarananya sangat tergantung pada kualitas kontraktor, namun tidak terlepas dari peran developer sebagai pemberi proyek dan sekaligus dalam hal ini sebagai konsultan. Sehubungan dengan itu, yang perlu diperbaiki adalah manajemen pengawasan yang dilakukan pihak pengembang dalam hal ini devisi teknik terhadap kualitas pekerjaan kontraktor. Pengadaan bahan merupakan prioritas ketiga untuk disempurnakan dalam proses produksi permukiman tertata dengan nilai tingkat kepentingan sebesar 129 dan nilai relatif sebesar 0.12. Pengadaan bahan menyangkut jenis bahan, kualitas bahan, dan transportasi pengangkutan. Bahan bangunan sebagai material