Tahapan Penelitian Model Pengelolaan Kawasan Permukiman Berkelanjutan Di Pinggiran Kota Metropolitan Jabodetabek

melakukan uji sensitivitas melalui intervensi terhadap parameter input dengan tujuan mencari variabel dan faktor kunci, g simulasi model yang dibangun yang merupakan salah satu aspek penting dalam analisis kebijakan dengan menggunakan model dinamik Muhammadi et al. 2001, simulasi akan memberikan suatu deskripsi perilaku sistem sejalan dengan bertambahnya waktu Tasrif 2004. Jenis data, sumber data, teknik analisa data dan keluaran yang diharapkan untuk masing-masing tujuan penelitian disajika pada Tabel 1. Tabel 1 Rangkuman tujuan penelitian, jenis data, sumber data, teknik analisis data dan keluaran yang diharapkan No Tujuan Jenis data Sumber data Teknik analisis data Keluaran yang diharapkan 1. Menganalisis dinamika pertumbuhan kawasan permukiman di wilayah penelitian kurun waktu 1982-2010 Data tutupan lahan 1982-2010 Peta RTRW, Kependudukanfas ilitas sosial dan ekonomi Citra satelit Observasi lapangan , RTRW, BPS Interpretasi citra, analisis overlay berbasis SIG, analisis statistik • Trend pertumbuhan kwsn permukiman • Faktor yang berpengaruh dalam dinamika perubahan kwsn permukiman • Konsistensi pertumbuhan kwsn permukiman dengan arahan RTRW 2. Menganalisis status keberlanjutan kawasan permukiman di wilayah penelitian saat ini Atribut-atribut pada dimensi ekologi, ekonomi, sosial dan institusi Wawancara Penyebaran kuesioner Dokumen penelitian sebelumnya Analisis status keberlanjutan dengan metode Multi Dimensial Scaling MDS • Status keberlanjutan kawasan dalam multi dimensi • Faktor kunci keberlanjutan kwsn

3. Mengetahui kondisi peran

serta dan sinergi stakeholder yang berkaitan dengan pengelolaan kawasan permukiman di wilayah penelitian Data-data elemen dari parameter : stakeholder, kendala pengelolaan, aktivitas yg dibutuhkan, perubahan yg diharapkan Kebijakan yg terkait, dokumen penelitian terdahulu, wawancar pakar Analisis metode Interpretative Structural Modelling ISM • Stakeholder terlibat • Kendala pengelolaan • Aktivitas yang dibutuhkan • Perubahan yang diharapkan 4. Merancang model pengelolaan kawasan permukiman yang berkelanjutan Kependudukan,tut upan lahan, jumlah fasilitas, kualitas lingkungan, kebijakan Data dan keluaran tahapan tujuan 1,2 dan 3.BPS dokumen penelitian terdahulu Sistem dinamik • Model dinamis pengelolaan kwsn permukiman berkelanjutan • Alternatif kebijakan pengelolaan kwsn permukiman yg berkelanjutan IV KARAKTERISTIK WILAYAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Fisik Wilayah Penelitian

Fenomena pertumbuhan permukiman yang tidak terencana pada wilayah pinggiran kota metropolitan dapat ditemui di seluruh bagian perbatasan Provinsi DKI Jakarta dengan kabupaten dan kota yang berada di provinsi sekitarnya Banten dan Jawa barat serta kota metropolitan lainnya dengan kabupaten atau kota sekitarnya. Untuk mewakili fenomena ini maka dipilih wilayah penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut : 1 terjadinya proses suburbanisasi dan fenomena urban sprawl yang paling cepat yaitu sepanjang jalur transportasi utama dalam hal ini adalah daerah di sekitar koridor jalan tol Jakarta - Bogor dengan jarak antara 15 km sampai 30 km dari pusat kota Jakarta Zain 2001, JICA 2003, Hidajat 2004, 2 merupakan kawasan pinggiran yang meliputi beberapa wilayah adminstratif kabupatenkota yang saling berbatasan. Wilayah Penelitian terdiri dari Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor, Kecamatan Cimanggis dan Kecamatan Tapos Kota Depok, serta Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi. Secara geografis wilayah penelitian terletak pada 106 º 21’ 35’’- 106 º 56’ 21’’ Bujur Timur dan 6 º 21’ 35’’- 6 º 28’ 37’’ Lintang Selatan dengan luas wilayah keseluruhan 13.840 hektar. Wilayah penelitian membentang dari utara – selatan memiliki kondisi topografi berupa dataran rendah dan berbukit dengan derajat kemiringan tidak besar, memiliki elevasi antara 55 – 150 meter diatas permukaan laut. Secara administratif, wilayah penelitian berbatasan langsung dengan : • Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Pondok Melati dan Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi dan berbatasan dengan Kota Jakarta Timur • Sebalah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor • Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Sukmajaya Kota Depok • Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor Kondisi hidrologi di wilayah penelitian dibedakan menjadi dua yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan mencakup kondisi air hujan yang mengalir ke sungai-sungai. Sungai yang melintasi wilayah penelitian yaitu Satuan Wilayah Sungai Besar yaitu Sungai Cipinang, Sungai Cikeas dan Sungai Ciliwung. Situ merupakan sebagai penyedia air bagi penduduk sekitarnya maupun cadangan air untuk cakupan yang lebih luas, di wilayah penelitian terdapat 8 buah situ yang dalam kondisi kurang terpelihara. Kondisi air tanah di wilayah penelitian cukup baik dan potensial digunakan sebagai sumber air bersih oleh masyarakat. Peningkatan luas kawasan permukiman diperlihatkan oleh peningkatan tutupan lahan permukiman. Berdasarkan hasil interpretasi citra maka didapatkan komposisi tutupan lahan di wilayah penelitian dari kurun waktu tahun 1983 – 2010 seperti yang disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Luas tutupan lahan di wilayah penelitian tahun 1983 - 2010 No. Jenis Tutupan Lahan Tahun dalam ha 1983 1992 2000 2005 2010 1. Badan Air 54,12 52,37 59,78 53,43 42,41 2. Permukiman 451,07 1.175,29 4.882,21 6.751,32 9.353,16 3. Hutan 413,07 401,31 6,40 2,17 0,00 4. Kebun campuran 7008,52 8.044,75 7.281,29 5.657,48 2.169,73 5. Lahan terbukaladang 4162,89 2338,93 794,93 805,65 1.778,62 6. Rumputsemak 448,59 566,11 330,12 108,19 85,39 7. Sawah tergenang 1.302,73 1.211,93 486,05 462,54 410,67 Jumlah 13.840,96 13.840,96 13.840,96 13.840,96 13.840,96 Perubahan tutupan lahan di wilayah penelitian dipengaruhi oleh daya tarik kawasan sebagai wilayah pinggiran kota yang menjadi tempat tampungan berbagai macam kegiatan sebagai akibat pertumbuhan kota Jakarta. Dengan adanya pembangunan pesat yang diikuti oleh pembangunan prasarana perhubungan tersebut menyebabkan faktor jarak tidak lagi menjadi persoalan. Kenaikan tutupan lahan permukiman di wilayah penelitian dari tahun ke tahun tumbuh dan berkembang semakin pesat dan diimbangi dengan cepat penurunan luasan tutupan lahan hutanvegetasi lebat, kebun campuran dan lahan terbukaladang. Pertumbuhan tutupan lahan permukiman yang pesat dan