Metode dan Tahap Analisis

terbangun meningkat dan terjadi kekurangan ruang untuk membangun kawasan permukiman secara horizontal. Diperlukan intervensi pemerintah untuk penyediaan kebutuhan ruang permukiman ini melalui kebijakan pembangunan permukiman secara vertikal. Komitmen pemerintah daerah berupa koordinasi, konsistensi dan pengendalian dalam pelaksanaan pengelolaan kawasan permukiman sangat diperlukan agar pertumbuhan kawasan permukiman sesuai dengan arahan rencana serta tercipta lingkungan hidup yang baik. Mengingat kawasan ini terdiri dari beberapa wilayah administratif maka diperlukan suatu kerjasama yang baik untuk mengarahkan pertumbuhan kawasan permukiman tersebut. Diagram sebab akibat sub model lahan permukiman dan Model dinamik sub-model lahan permukiman disajikan pada Gambar 35 dan Gambar 36. Gambar 35 Diagram sebab akibat sub model lahan permukiman Gambar 36 Model Dinamik sub-model lahan permukiman

8.3.3 Sub Model Lingkungan Fisik

Jumlah penduduk yang terus bertambah akan menyebabkan terjadinya peningkatan luas lahan terbangun kawasan permukiman, peningkatan kepadatan penduduk, peningkatan volume sampah, kemacetan dan banjir. Kepadatan St a n d a r _ p e r m k Pe r m u k im a n Pe n d u d u k p e m b u la t a n St a n d a r _ s a r p r a s Ke b t h _ r g _ s a r p r a s Ke b t h _ r g _ p e r m k Alo k a s i_ la h a n p e r m k Ra s io _ p e r m k Ke k u r a n g a n _ lh n KDB_ Pe r m k KDB_ s a r p r a s penduduk yang terus meningkat akan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan hidup. Volume sampah yang semakin bertambah disertai keterbatasan dalam pengelolaannya, frekwensi kemacetan semakin sering karena bertambahnya trip generation dari penduduk yang bertambah disisi lain kapasitas jalan yang ada masih tetap dan volume limpasan air bertambah mengingat bertambah luasnya kawasan yang kedap air serta kondisi drainase yang buruk, kondisi diatas tersebut akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup. Untuk mengatasi penurunan kondisi kualitas lingkungan ini diperlukan komitmen pemerintah daerah dalam hal pelaksanaan koordinasi, konsistensi dan pengendalian pertumbuhan kawasan permukiman. Diagram sebab akibat sub model lingkungan dan Model dinamik sub-model lingkungan fisik disajikan pada Gambar 37 dan Gambar 38. Gambar 37 Diagram sebab akibat sub model lingkungan fisik

8.3.4 Sub Model Institusi

Pertumbuhan kawasan permukiman yang tidak teratur dan cepat diharapkan menjadi terkendali melalui komitmen pemerintah yang dicerminkan oleh koordinasi dan kerjasama serta konsistensi dalam pengendalian pemanfaatan ruang diantara pemerintah daerah yang berbatasan. Dengan adanya komitmen pemerintah ini maka akan mengarahkan pertumbuhan kawasan permukiman serta mengurangi penurunan kualitas lingkungan akibat pertumbuhan kawasan permukiman untuk terciptanya pengelolaan kawasan yang berhasil sehingga kondisi lingkungan hidup di kawasan penelitian akan menjadi membaik. Diagram sebab akibat sub model institusi dan Model dinamis sub-model institusi disajikan pada Gambar 39 dan Gambar 40. Gambar 38 Model dinamis sub-model lingkungan fisik Gambar 39 Diagram sebab akibat sub model institusi St d _ sa mp a h I n d e ks_ sa mp a h St d _ t rip _ g e n To t _ ka p _ j ln I n d e ks_ ma ce t I n d e ks_ limp s_ a ir Sa mp a h t imb u la n _ sa mp a h To t _ limp s_ a ir Limp s_ a ir Ko e f_ limp s_ a ir Ka p a sit a s_ d ra in a se I n d e ks_ ku a lit a s_ lin g k Pe n d u d u k p e mb u la t a n I n d e ks_ kp d t _ p d d k St d _ kp d t _ p d d k Alo ka si_ lh n _ p e rm Ku a lit a s_ lin g k_ in t rv Ka p _ smp h _ in t rv Pe n d u d u k p e mb u la t a n Pe rmu kima n Ko mit me n _ p e mrt h Ko mit me n _ p e mrt h Kp d t _ p d d k To t _ t rip _ g e n e ra t io n Trip _ g e n e ra t io n I n t e rv_ Trip Ka p _ j ln _ in t rv To t _ ka p _ smp _ in t rv I n t rv_ d ra in a se To t _ ka p _ d rn s_ in t rv KDB cu ra h _ h u j a n Ka p _ sa mp a h Gambar 40 Model dinamik sub-model institusi

8.3.5 Pengujian Model

Uji validitas menggunakan metode statistik AME dan AVE dilakukan terhadap elemen penduduk. Hasil pengujian terhadap validitas kinerja untuk elemen penduduk menunjukkan bahwa antara model dengan data empirik terdapat kesesuaian dalam ambang batas yang diperbolehkan. Hasil AME sebesar 0.0047dan AVE sebesar 0.0086 yang berarti nilai tersebut masih berada dalam batas penyimpangan yaitu kurang dari 10 . Dengan demikian model ini mampu mensimulasikan perubahan-perubahan yang terjadi secara aktual di lapangan. Data Validasi disajikan pada Tabel 26 . Tabel 26 Data validasi model berdasarkan perkembangan penduduk Tahun Penduduk Aktual Penduduk Simulasi 2005 653.511 653.511 2006 690.042 693.196 2007 724.271 735.245 2008 798.549 779.845 2009 827.925 827.151 2010 877.389 877.326 AME 0,0047 AVE 0,0086 Fr_ p n g e n d a lia n Fr_ ko rd _ krj sm Ko n sist e n si Ra sio _ p e rmu kima n Ra sio _ p e rmk_ in t rv Pe n g e n d a lia n I n t e rv_ ko n sist e n si Ko o rd _ krj sm Kb j k_ p e rmk_ ve rt Ko mit me n _ p e mrt h I n t rv_ p e n g e n d a lia n I n t rv_ ko o rd _ krj sm Fr-ko n sist e n si I n t rv_ p e me rin t a _ ve rt _ p e rmk Alo ka si_ lh n _ p e rmk Pe rmu kima n Secara visual kecenderungan model dengan dunia nyata lapangan dapat ditampilkan dalam bentuk grafis seperti yang tersaji pada Gambar 41. Gambar 41 Grafik perbandingan penduduk aktual dan penduduk hasil simulasi. Hasil pengujian terhadap validitas kinerja untuk elemen kawasan permukiman lahan terbangun menunjukkan bahwa antara model dengan data empirik terdapat kesesuaian dalam ambang batas yang diperbolehkan. Hasil AME sebesar 0,0284 dan AVE sebesar 0,0436 yang berarti nilai tersebut masih berada dalam batas penyimpangan yaitu kurang dari 10 . Dengan demikian model ini mampu mensimulasikan perubahan-perubahan yang terjadi secara aktual di lapangan. Data Validasi disajikan pada Tabel 27. Tabel 27 Data validasi model berdasarkan pertumbuhan kawasan Permukiman Tahun Permukiman Aktual Permukiman Simulasi 2005 6.751,32 6.917,18 2006 7.272,07 7.428,36 2007 7.792,82 7.977,32 2008 8.313,57 8.566,85 2009 8.834,32 9.199,93 2010 9.355,10 9.484,66 AME 0,0284 AVE 0,0436 Secara visual kecenderungan model dengan fakta di lapangan dapat ditampilkan dalam bentuk grafis seperti yang tersaji pada Gambar 42. 200000 400000 600000 800000 1000000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 A + , - . . jiwa Gambar 42 Grafik perbandingan permukiman aktual dan permukiman simulasi.

8.3.6 Simulasi Skenario Model

Simulasi model dilakukan untuk mendapatkan kemungkinan-kemungkinan pengembangan kebijakan yang dilakukan secara fungsional yaitu model tetap, parameter dari fungsi-fungsi model dirubah dengan asumsi lingkungan sistem tetap. Skenario bertujuan untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang akan datang sesuai tujuan dimasa yang akan datang. Skenario dikembangkan dengan melakukan simulasi intervensi terhadap parameter-parameter model yaitu koordinasi dan kerjasama, konsistensi, serta pengendalian dalam pelaksanaan tata ruang sebagai indikator komitmen pemerintah daerah terhadap pengelolaan kawasan permukiman, penerapan pengembangan permukiman vertikal sebagai indikator penambahan daya tampung kawasan serta laju migrasi masuk sebagai indikator pengendalian jumlah penduduk. Parameter-parameter model ini diintervensi dengan pertimbangan berdasarkan hasil analisis ISM, dimana koordinasikerjasama, konsistensi dan pengendalian yang berkaitan dengan penataan ruang serta peningkatan daya tampung kawasan merupakan elemen kunci yang menjadi penggerak perubahan dalam pengelolaan dan dapat meningkatkan kinerja lingkungan kawasan permukiman di wilayah penelitian. Selanjutnya parameter diintervensi adalah laju migrasi masuk, hal ini karena pertumbuhan kawasan permukiman dipengaruhi 2000 4000 6000 8000 10000 12000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 01 wasan Permukiman Permukiman Simulasi Permukiman Aktual Tahun Luas permukiman ha