Manfaat Penelitian Model Pengelolaan Kawasan Permukiman Berkelanjutan Di Pinggiran Kota Metropolitan Jabodetabek

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

Lahan land merupakan lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan Sitorus 2009. Lahan mempunyai fungsi secara ekologis sebagai muka bumi, tempat dimana ada kehidupan, namun lahan juga memiliki fungsi sosial ekonomi yang dipandang sebagai sarana produksi, benda kekayaan bernilai ekonomi, dan mempunyai fungsi sosial untuk kepentingan masyarakat umum. Menurut Soerianegara 1978, ada tiga kepentingan pokok sumberdaya lahan bagi kehidupan manusia, yaitu 1 lahan diperlukan manusia untuk tempat tinggal, tempat bercocok tanam, berternak, memelihara ikan, dan lainnya; 2 lahan mendukung berbagai jenis vegetasi dan satwa; dan 3 lahan mengandung bahan tambang yang bermanfaat bagi manusia. Begitu juga dengan Sitorus2004a menyebutkan sumberdaya lahan adalah bagian dari bentangan lahan Landscape yang mencakup pengertian lingkungan termasuk iklim, topografi atau relief, hidrologi termasuk keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Hal ini dapat menentukan tipe penggunaan lahan yang akan dikembangkan atau diusahakan di suatu wilayah dilihat dari kualitas dan karakteristik lahan. Penggunaan lahan land use dan penutup lahan land cover merupakan dua istilah yang sering kali diberi pengertian sama, padahal keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Lillesand dan Kiefer 2000 menyatakan bahwa penggunaan lahan berhubungan dengan kegiatan manusia pada sebidang lahan, sedangkan penutup lahan lebih merupakan perwujudan fisik obyek-obyek yang menutupi lahan tanpa mempersoalkan kegiatan manusia terhadap obyek- obyek tersebut. Penggunaan lahan diartikan sebagai perwujudan fisik obyek- obyek yang menutupi lahan dan terkait dengan kegiatan manusia pada sebidang lahan Lillesand dan Kiefer 2000. Definisi yang lebih lugas makna penggunaan lahan adalah setiap bentuk campur tangan intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual Sitorus 2004a. Penggunaan lahan kota dapat dikelompokkan kedalam dua golongan besar yaitu: penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non-pertanian Sitorus 2004a. Penggunaan lahan bukan pertanian dapat dibedakan kedalam penggunaan lahan kota atau desa pemukiman, industri, rekreasi, pertambangan, dan sebagainya. Penggunaan lahan pertanian dibedakan dalam garis besar ke dalam macam penggunaan lahan berdasarkan atas penyediaanair dan komoditi yang diusahakan, dimanfaatkan atau yang terdapat di atas lahan tersebut, seperti penggunaan lahan tegalan, sawah, kebun kopi, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung, padang alang-alang, dan sebagainya Arsyad 2010. Barlowe 1986 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan adalah faktor fisik dan biologis, faktor pertimbangan ekonomi dan faktor institusi kelembagaan. Faktor fisik dan biologis mencakup kesesuaian dari sifat fisik seperti keadaan biologi, tanah, air, iklim, tumbuh- tumbuhan, hewan dan kependudukan. Faktor pertimbangan ekonomi dicirikan oleh keuntungan, keadaan pasar dan transportasi. Faktor institusi kelembagaan dicirikan oleh hukum pertanahan, keadaan politik dan keadaan sosial ekonomi. Barlowe 1986 menyatakan bahwa pertambahan jumlah penduduk berarti pertambahan terhadap makanan dan kebutuhan lain yang dapat dihasilkan oleh sumberdaya lahan. Permintaan terhadap hasil-hasil pertanian meningkat dengan adanya pertambahan penduduk, demikian juga permintaan terhadap hasil non- pertanian. Pertambahan penduduk dan peningkatan kebutuhan material, cenderung menyebabkan persaingan dan konflik diantara pengguna lahan. Adanya persaingan tidak jarang menimbulkan pelanggaran batas-batas penggunaan lahan, khususnya lahan pertanian yang digunakan untuk usaha non- pertanian. Pertambahan penduduk yang pesat dan peningkatan kesejahteraan penduduk mengakibatkan peningkatan kebutuhan lahan untuk pemukiman, pertanian, industri, dan rekreasi. Keadaan tersebut menyebabkan perubahan penggunaan lahan yang sering kurang mengikuti kaidah konservasi alam Mahmudi 2002. Perubahan atau perkembangan pola penggunaan lahan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor alami dan faktor manusia. Faktor alami antara lain: tanah, air, iklim, pola musiman, landform, erosi dan kemiringan lereng. Faktor manusia berpengaruh lebih dominan dibandingkan faktor alami dan dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan pengaruh dari luar, seperti kebijakan nasional dan internasional Sitorus 2004a. Saefulhakim et al. 2000, mengemukakan bahwa pemahaman akan perubahan penggunaan lahan pada dasarnya dapat didekati dari struktur utama yang berkaitan langsung dengan perubahan penggunaan lahan. Secara umum struktur yang berkaitan langsung dengan perubahan penggunaan lahan tersebut dapat dibagi menjadi tiga, yaitu 1 struktur permintaan, 2 struktur penawaran, 3 struktur penguasaan teknologi yang berdampak pada produktivitas sumberdaya lahan. Pemahaman ketiga struktur utama yang berkaitan langsung dengan perubahan penggunaan lahan tersebut merupakan syarat yang diperlukan untuk dapat memodelkan perubahan penggunaan lahan secara utuh. Permintaan akan lahan dalam aktivitas masyarakat antara lain untuk menunjang ketersediaan pangan, sandang, papan, amenity, dan fasilitas kehidupan dasar lain dalam kuantitas, kualitas dan tingkat keragaman tertentu. Kebutuhan akan lahan meningkat dari waktu ke waktu dipicu oleh pertumbuhan penduduk, perkembangan struktur masyarakat dan perekonomian sebagai konsekuensi logis dari hasil pembangunan. Perubahan penggunaan lahan dapat mengacu pada 2 dua hal yang berbeda, yaitu: pada penggunaan lahan sebelumnya, atau rencana ruang yang ada. Perubahan yang mengacu pada penggunaan sebelumnya adalah suatu penggunaan baru atas lahan yang berbeda dengan penggunaan lahan sebelumnya. Perubahan yang mengacu pada rencana tata ruang adalah penggunaan baru atas tanah lahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah disahkan Permendagri No.41996 tentang Pedoman Perubahan Pemanfaatan Lahan Kota. Yunus 2000 menyatakan bahwa selain faktor ekonomi yang menjadi penentu penggunaan lahan, masih ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi penggunaan lahan, seperti faktor sosial dan politik, tetapi faktor ekonomi masih merupakan faktor yang dominan dan tidak dapat diabaikan dalam setiap analisis penggunaan lahan.