6.3 Hasil dan Pembahasan 6.3.1. Status Keberlanjutan Dimensi Ekologi
Hasil analisis MDS dengan Rap-Urbanfringesettuntuk dimensi ekologi disajikan pada Gambar 17. Hasil analisis ini menunjukkan indeks keberlanjutan
dimensi ekologi untuk wilayah penelitian adalah 32,97 dan menurut klasifikasi status keberlanjutan, angka tersebut menunjukkan wilayah penelitian termasuk
kategori kurang berkelanjutan.
Gambar 17 Indeks status keberlanjutan dan atribut pengungkit dimensi ekologi
32.97
GOOD BAD
UP
DOWN
-60 -40
-20 20
40 60
20 40
60 80
100 120
Indeks keberlanjutan dimensi ekologi
Real Fisheries References
Anchors
3.67 2.22
2.67 3.98
3.62 3.63
2.41 3.87
2.25 1.58
1 2
3 4
5
Kepadatan penduduk Kepadatan bangunan
Luas lahan terbangun Laju pertumbuhan lahan terbangun
Kondisi drainase dan sanitasi lingkungan Kondisi kemacetan lalu lintas
Ketersediaan air bersih Pengelolaan sampah
Ketersediaan RTH Kondisi jaringan aksesibilitas
quare RMS
Atribut pengungkit dimensi ekologi
Status kurang berkelanjutan tersebut disebabkan 10 atribut yang dinilai 4 atribut menunjukkan skor buruk dan sisanya 6 atribut menunjukkan skor sedang.
Atribut yang menunjukkan skor buruk adalah laju perkembangan lahan terbangun, kondisi drainase dan sanitasi lingkungan, pengelolaan sampah dan ketersediaan
RTH. Atribut yang menunjukkan skor sedang adalah kepadatan penduduk dipermukiman, kepadatan bangunan, luas lahan terbangun, kondisi kemacetan lalu
lintaspolusi, ketersediaan air bersih dan kondisi jaringan aksesibilitas. Analisis pengungkit terhadap 10 atribut dimensi ekologi menghasilkan 5
atribut dengan nilai perubahan RMS yang cukup besar dan menonjol yaitu: kepadatan penduduk, drainase dan sanitasi lingkungan, kondisi kemacetan lalu
lintas, pengelolaan sampah, dan laju perkembangan lahan terbangun Gambar 17. Saat ini ke lima atribut merupakan atribut sensitif bagi keberhasilan pengelolaan
kawasan permukiman di wilayah penelitian, apabila intensitasnya meningkat maka status keberlanjutan dimensi ekologi di wilayah penelitian akan semakin
menurun. Oleh karena itu, laju pertumbuhan lahan terbangun dan kepadatan penduduk serta kemacetan lalu lintas harus dikendalikan, begitu pula kondisi
drainase dan sanitasi lingkungan serta pengelolaan sampah di wilayah penelitian harus diperbaiki atau ditingkatkan kondisinya.
6.3.2 Status Keberlanjutan Dimensi Sosial
Hasil analisis
MDS dengan
menggunakan Rap-Urbanfringesett
menunjukkan indeks keberlanjutan dimensi sosial untuk kawasan penelitian adalah 64,30 Gambar 18. Berdasarkan klasifikasi status keberlanjutan, angka
tersebut menunjukkan wilayah penelitian termasuk kategori cukup berkelanjutan. Status cukup berkelanjutan tersebut disebabkan dari 10 atribut yang
dianalisis 4 atribut yang menunjukkan skor baik yaitu tingkat keamanan, tingkat pelayanan fasilitas kesehatan, pendidikan dan sosial. Atribut yang menunjukkan
nilai skor sedang adalah konflik sosial, partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah, persepsi masyarakat terhadap lingkungan hidup dan tingkat
pemberdayaan masyarakat di bidang lingkungan hidup. Atribut yang menunjukkan skor buruk adalah laju pertumbuhan penduduk dan tingkat
pendidikan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk di wilayah penelitian cukup
tinggi yaitu 6,09 tahun pada kurun waktu 2005-2010. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi ini disebabkan oleh tingginya migrasi masuk. Tingkat
pendidikan penduduk di wilayah penelitian masih didominasi oleh penduduk tamat SD, hal ini berkaitan dengan jumlah penduduk usia muda dan juga
banyaknya pendatang dengan tingkat pendidikan rendah.
Gambar 18 Indeks status keberlanjutan dan atribut pengungkit dimensi sosial Analisis pengungkit terhadap 10 atribut dimensi sosial menghasilkan 3 atribut
sensitif yaitu tingkat pelayanan pendidikan, tingkat pelayanan fasilitas sosial dan tingkat pelayanan fasilitas kesehatan Gambar 18. Ketiga atribut ini merupakan
64.30 GOOD
BAD UP
DOWN -60
-40 -20
20 40
60
20 40
60 80
100 120
Indeks keberlanjutan dimensi sosial
Real Fisheries References
Anchors
0.47 3.2
3.31 4.78
4.94 4.69
3.32 3.35
2.61 2.05
1 2
3 4
5 6
Laju pertumbuhan penduduk Tingkat pendidikan penduduk
Tingkat keamanankriminalitas Tingkat pelayanan kesehatan
Tingkat pelayanan fasilitas pendidik Tingkat pelayanan fasilitas sosial
Konflik sosial Partisipasi masyarakat dalam mengelola
Persepsi masyarakat terhadap lingkungan Pemberdayaan masyarakat terhadap
Perubahan Root Means Square RMS
Atribut pengungkit dimensi sosial
atribut sensitif terhadap keberlanjutan dimensi sosial di kawasan penelitian, dimana penurunan tingkat pelayanan baik dari segi kualitas maupun kuantitas
pelayanan terhadap ketiga fasilitas tersebut akan menyebabkan turunnya tingkat keberlanjutan dimensi sosial di wilayah penelitian.
6.3.3 Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi
Hasil analisis MDS menggunakan Rap-Urbanfringesett menunjukkan indeks keberlanjutan dimensi ekonomi di wilayah penelitian adalah 54,00
Gambar 19, dimana wilayah penelitian termasuk kategori cukup berkelanjutan.
Gambar 19 Indeks status keberlanjutan dan atribut pengungkit dimensi ekonomi
54.00
GOOD BAD
UP
DOWN -60
-40 -20
20 40
60
20 40
60 80
100 120
Indeks keberlanjutan dimensi ekonomi
Real Fisheries References
Anchors
3.24 2.34
3.29 5.84
6.44 4.61
3.32 0.15
2.33
1 2
3 4
5 6
7
Jumlah penduduk miskin Jumlah penduduk di sektor pertanian
Jumlah penduduk sektor perdagangan jasa Ketersediaan angkutan umum
Akses ke pusat kegiatan Luas lahan pengembangan permukiman
Ketersediaan jaringan infrastruktur Peningkatan PAD
Nilai ekonomi lahan
Perubahan Root Means Square RMS
Atribut pengungkit dimensi ekonomi
Status cukup berkelanjutan tersebut disebabkan dari 9 atribut yang dinilai, 3 atribut menunjukkan skor baik, 5 atribut menunjukkan skor sedang dan 1
atribut menunjukkan skor buruk. Atribut yang memiliki skor baik adalah ketersediaan angkutan umum, akses ke pusat kegiatan dan nilai ekonomi lahan.
Atribut yang menunjukkan skor sedang cukup dominan sehingga menyebabkan keberlanjutan dimensi ekonomi di wilayah penelitian dalam satus cukup
berkelanjutan. Potensi keberlanjutan dimensi ekonomi untuk menjadi lebih baik sangat besar karena atribut-atribut yang memiliki skor baik dan sedang dapat
ditingkatkan kondisinya dan hal ini memungkinkan karena dilihat dari kondisi saat ini di wilayah penelitian kegiatan ekonominya cukup baik dan berkembang
terutama berkaitan dengan kegiatan pengembangan kawasan permukiman. Hasil analisis pengungkit terhadap 9 atribut dimensi ekonomi menghasilkan 3
atribut dengan nilai perubahan RMS yang menonjol yaitu luas lahan yang dapat dikembangkan untuk permukiman, akses terhadap pusat kegiatan dan ketersediaan
angkutan umum dengan nilai RMS Gambar 19. Atribut ini merupakan atribut sensitif bagi keberlanjutan dimensi ekonomi di wilayah penelitian. Peningkatan
kualitas terhadap ke dua atribut tersebut akan menyebabkan wilayah penelitian menjadi lebih maju dan meningkat dalam keberlanjutan perekonomian wilayah
penelitian.
6.3.4 Status Keberlanjutan Dimensi Institusi
Hasil analisis
MDS dengan
menggunakan Rap-Urbanfringesett
menunjukkan indeks keberlanjutan dimensi institusi adalah 44,15 Gambar 20. Berdasarkan klasifikasi status keberlanjutan, angka tersebut menunjukkan wilayah
penelitian termasuk kategori kurang berkelanjutan. Status kurang berkelanjutan tersebut dikarenakan dari 8 atribut yang
dinilai 3 atribut menunjukkan skor buruk, 4 atribut menunjukkan skor sedang dan sisanya menunjukkan skor baik. Atribut dengan skor buruk yaitu kerja sama antar
pemerintah daerah, ketersediaan rencana rinci dan ketersediaan peraturan zonasi, ketiganya sangat berkaitan dengan penyelenggaraan dan pengendalian
perkembangan kawasan permukiman di wilayah penelitian. Atribut dengan skor baik adalah ketersediaan RTRW yang telah memiliki kepastian hukum dengan
diundangkannya menjadi perda tetapi pada kenyataannya RTRW ini belum dapat dioperasionalkan dengan baik terutama dalam pengendaliaan tata ruang
disebabkan ketidaktersediaan rencana rinci dan peraturan zonasi.
Gambar 20 Indeks status keberlanjutan dan atribut pengungkit dimensi institusi Hasil analisis pengungkit terhadap 8 atribut dimensi institusi menghasilkan
5 atribut dengan nilai RMS yang menonjol yaitu: kerjasama antar pemerintah daerah, ketersediaan RTRW, ketersediaan rencana rinci, ketersediaan peraturan
zonasi dan penerapan sanksi Gambar 20. Atribut ini merupakan atribut sensitif
44.15
GOOD BAD
UP
DOWN -60
-40 -20
20 40
60
20 40
60 80
100 120
Indeks keberlanjutan dimensi institusi
Real Fisheries References
Anchors
5.89 2.53
1.48 9.82
7.8 6.57
5.26 1.36
2 4
6 8
10 12
Kerja sama antar pemerintah daerah Koordinasi di bidang lingkungan hidup
Koordinasi penyediaan sarana dan Ketersediaan RTRW
Ketersediaan rencana rinci Ketersediaan peraturan zonasi
Penerapan sanksi penyelenggaraan tata Ketersediaan mekanisme perizinan
Perubahan Root Means Square RMS
Atribut pengungkit dimensi institusi