Pembandingan Efisiensi Peralatan Penyulingan Skala IKM dengan Pemurnian Minyak Hasil Penyulingan Analisa Mutu Minyak Hasil Penyulingan IKM dan Prototipe

28 Q in = Energi yang disuplai kayu bakar MJ • Persamaan Efisiensi Ketel : ξ = Q out x 100 Q in Di mana, Q in = Q b - Q L Q out = Q in - Q k Keterangan : Q b = Q dari boiler MJ Q L = Loss energi di pipa boiler-ketel MJ Q k = Loss energi di keseluruhan ketel MJ • Persamaan Efisiensi Kondensor : ξ = Q out x 100 Q in Di mana, Q in = Q ok - Q kk Q out = Q yang diserap air pendingin Keterangan : Q ok = Q keluar ketel MJ Q kk = Loss energi di pipa ketel-kondensor MJ • Persamaan Total Efisiensi Proses Penyulingan : ξ = Q out x 100 Q in Q out = Energi yang diserap air pendingin MJ Q in = Energi yang disuplai kayu bakar MJ

c. Pembandingan Efisiensi Peralatan Penyulingan Skala IKM dengan

Prototipe Pembandingan efisiensi peralatan penyulingan skala IKM dapat dilakukan bila penghitungan masing-masing alat baik di IKM maupun prototipe telah diselesaikan. Dengan demikian, dapat diketahui sistem penyulingan yang lebih efisien baik dari segi disain maupun prosesnya. 29

d. Pemurnian Minyak Hasil Penyulingan

Minyak nilam yang diperoleh dari hasil penyulingan masih mengandung air. Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisa mutu minyak nilam, maka diperlukan proses pemurnian minyak dari air. Pemurnian minyak ini ditujukan agar selama proses pengujian mutu minyak, minyak tidak rusak karena pengaruh hidrolisis air. Pemurnian minyak nilam dari air menggunakan bahan kimia Na- sulfat anhidrat sebagai berikut : Gambar 4. Skema pemurnian minyak nilam Na-sulfat anhidrat ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam minyak nilam sambil dikocok. Minyak nilam yang telah murni dari air akan tampak jernih.

e. Analisa Mutu Minyak Hasil Penyulingan IKM dan Prototipe

Analisa mutu minyak hasil penyulingan dilakukan setelah minyak murni dari air. Hal tersebut ditandai dengan penampakan minyak yang jernih. Analisa mutu minyak yang dilakukan mengacu pada SNI 06- 2385-2006. Analisa mutu minyak hasil penyulingan meliputi pengujian warna, rendemen, kelarutan dalam alkohol 90 , bilangan asam, bilangan ester, indeks bias, putaran optik, dan bobot jenis. Prosedur analisa mutu minyak hasil penyulingan ini terdapat pada Lampiran 4. Minyak nilam masih terdapat air + Na-sulfat anhidrat Minyak nilam tanpa air 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. STUDI KINERJA PENYULINGAN MNYAK NILAM IKM

1. Kondisi Proses dan Disain Alat Penyulingan IKM Secara Umum

Kondisi proses dan disain alat yang digunakan pada penyulingan skala IKM masih sederhana secara umum. Kesederhanaan tersebut menjadikan proses penyulingan kurang efisien. Peralatan penyulingan yang digunakan dalam sistem penyulingan skala IKM terdiri dari boiler, ketel suling, kondensor, dan separator. Selain itu, pada ketel suling IKM tidak terdapat bahan penyekat panas yang keluar dari ketel suling. Proses penyulingan di skala IKM dilakukan selama 8 jam. Satu kali proses penyulingan rata-rata membutuhkan kayu bakar sebagai bahan bakar sebanyak 369,3 kg wb. Kapasitas maksimal ketel suling skala IKM sedikit lebih kecil daripada prototipe yaitu sebesar 100 kg. Namun, pada pelaksanaan penyulingan pengisian daun dan ranting nilam sering melebihi kapasitas maksimal dari ketel suling. Suhu destilat yang dihasilkan lebih tinggi daripada prototipe sebesar 35,91 °C. Suhu destilat pada skala IKM tersebut masih diperbolehkan menurut Santoso 1990. Pada boiler IKM tidak terdapat katup pengatur keluarnya uap air sehingga uap air yang terbentuk langsung mengalir ke ketel suling. Dengan demikian, tekanan uap air dalam boiler relatif rendah. Selain itu, pada pipa penghubung antara ketel suling dengan kondensor tidak terdapat katup pengatur keluarnya uap dari ketel suling sehingga laju destilat tidak dapat diatur dan fluktuatif. Rata-rata laju destilat pada penyulingan skala IKM sebesar 0,26 literkg jam. Menurut Suryani et al. 2007, laju destilat yang optimal untuk proses penyulingan sebesar 0,6 literkg jam.

2. Kinerja dan Efisiensi Disain Alat Penyulingan IKM a.

Boiler Skala IKM Boiler pada sistem penyulingan minyak nilam skala IKM, digunakan sebagai sumber energi panas berupa steam dari air yang