50 penyulingan tetapi juga pada pipa-pipa penghubung prototipe peralatan
penyulingan.
C. PENELITIAN UTAMA
1. Analisa Kadar Air dan Kadar Minyak Nilam
Analisa kadar air nilam dilakukan untuk mengetahui tingkat kekeringan daun dan ranting nilam yang akan dan sudah disuling. Analisa
kadar minyak dilakukan untuk mengetahui kadar minyak yang terkandung dalam daun dan ranting nilam yang akan dan sudah disuling. Selain itu,
analisa kadar minyak setelah penyulingan ditujukan untuk mengetahui kemungkinan adanya minyak yang belum tersuling dalam daun dan ranting
nilam. Menurut Santoso 1990, kadar air daun dan ranting nilam yang siap
proses sebesar 12-15 . Pada penyulingan prototipe rata-rata kadar air daun dan ranting nilam sebelum penyulingan sebesar 14,49 . Bobot daun dan
ranting nilam sebelum proses penyulingan sebesar 120 kg. Hal tersebut menunjukkan daun dan ranting nilam telah siap untuk disuling. Rata-rata
kadar air daun dan ranting nilam setelah proses penyulingan sebesar 34,32 . Rata-rata kadar air daun dan ranting nilam setelah proses penyulingan
lebih tinggi daripada sebelum proses penyulingan. Hal tersebut menunjukkan seluruh bagian daun dan ranting nilam telah dilalui uap air.
Prosedur penghitungan kadar air daun dan ranting nilam dapat dilihat pada Lampiran 4.
Menurut Santoso 1990, kadar minyak dalam daun dan ranting nilam dapat mencapai 3 db. Berdasarkan analisa kadar minyak daun dan
ranting nilam yang dilakukan sebelum penyulingan sebesar 2,61 db sedangkan kadar minyak daun dan ranting nilam setelah proses penyulingan
sebesar 0,097 db. Persentase minyak yang tersuling sebesar 2,50 . Dengan demikian, prototipe peralatan penyulingan dapat dikatakan telah
efektif digunakan dalam proses penyulingan minyak nilam. Peralatan analisa kadar minyak dapat dilihat pada Lampiran 5 sedangkan prosedur
analisa beserta penghitungan kadar minyak dapat dilihat pada Lampiran 4.
51
2. Proses Penyulingan Minyak Nilam a. Kinerja Prototipe Alat Penyulingan Berdasarkan Disain