Efisiensi Energi Prototipe Alat Penyulingan 1 Prototipe

68 70.52 228.64 154.71 y = 79.059x - 6.8252 R 2 = 0.9986 50 100 150 200 250 0.5 1 1.5 Bar gauge Jumlah destilat liter Akumulasi destilat liter Linear Akumulasi destilat liter Gambar 28. Hubungan akumulasi destilat terhadap peningkatan tekanan ketel

c. Efisiensi Energi Prototipe Alat Penyulingan 1 Prototipe

Boiler Prototipe boiler memiliki luas permukaan pindah panas yang lebih besar dari boiler skala IKM. Luas permukaan pindah panas ini akan menjadi lebih optimal, bila luas permukaan pindah panas itu dapat digunakan seluruhnya untuk memanaskan dan menguapkan air. Oleh karena itu, diperlukan panas yang merata pada permukaan pindah panas di boiler. Dengan luas permukaan pindah panas prototipe boiler sebesar 14,40 m², dapat menghasilkan uap air rata-rata sebesar 6,45 literm² jam. Rata-rata uap air yang dihasilkan sebesar 6,45 literm² jam, membutuhkan energi kalor kayu sebesar 318,11 MJjam, sehingga diperoleh efisiensi prototipe boiler sebesar 77,59 . Gambaran efisiensi prototipe boiler dapat dilihat dalam Gambar 29. 69 Gambar 29. Efisiensi prototipe boiler Selain keunggulan disain prototipe boiler pada luas permukaan pindah panasnya, keunggulan dari disain prototipe boiler lainnya yaitu adanya penggunaan katup pengatur tekanan uap air dalam boiler dan blower . Sumber panas berasal dari api pembakaran kayu di tungku. Adanya penggunaan blower dapat membantu meratakan panas api dari bagian depan boiler sampai dengan bagian belakang boiler. Selain itu, penggunaan blower dapat mempertahankan nyala api dalam tungku stabil. Hal tersebut diindikasikan dengan stabilnya tekanan uap dalam boiler . Penggunaan katup pengatur tekanan uap di boiler, dapat digunakan untuk menghasilkan tekanan uap yang tinggi. Dengan pasokan tekanan uap air yang tinggi di boiler, maka kestabilan tekanan uap yang masuk ke dalam ketel suling dapat diatur dan laju penyulingan juga konstan. Indikasi kestabilan laju penyulingan ini dilihat dari laju destilat yang dihasilkan, di mana rata-rata laju destilatnya sebesar 0,63 literkg jam. Dengan penambahan disain pada tungku dan boiler prototipe, kinerja tungku dan boiler dapat ditingkatkan sehingga produktivitas uap air pun dapat meningkat. Berdasarkan kinerja dari segi disain boiler, sehingga menghasilkan kondisi tekanan uap air yang stabil dalam boiler, maka efisiensi energi yang dihasilkan pada prototipe boiler sebesar 77,59 . Boiler ξ = 77,59 T air awal = 25,5 °C T steam = 145,20 °C Energi kayu bakar 1.908,66 MJ Energi uap air gas 1.480,93 MJ Loss energi 427,73 MJ 70 2 Prototipe Ketel Suling Efisiensi prototipe ketel suling dikatakan efisien penggunaan energinya, bila ketel tersebut dapat meminimalkan energi panas yang hilang dari ketel selama proses penyulingan. Kehilangan energi panas pada prototipe ketel suling paling besar terdapat di dinding ketel. Selain itu, kondisi proses yang berupa peningkatan tekanan uap dalam ketel, juga akan meningkatkan kehilangan panas di permukaan ketel. Dengan demikian, titik kritis kehilangan panas pada ketel terdapat pada permukaan luas pindah panas di ketel dan kondisi proses peningkatan tekanan uap. Penggunaan glasswool dan katup pengatur tekanan uap di ketel dapat meningkatkan efisiensi kinerja ketel suling dari segi disain dan proses. Penggunaan kondisi proses peningkatan tekanan uap bertahap dapat mengefisienkan lama waktu penyulingan, tanpa harus mengalami kehilangan panas yang besar. Peningkatan tekanan uap secara bertahap dapat dilakukan karena adanya penggunaan katup pengatur tekanan uap di ketel. Dengan demikian, penggunaan glasswool menyokong kondisi proses yang diterapkan dalam ketel suling. Bila kinerja ketel suling dari segi disain dan proses meningkat, maka efisiensi dari ketel suling tersebut tinggi Yuhono dan Shinta, 2006. Efisiensi prototipe ketel suling yang diperoleh sebesar 97,20 . Pengaruh penggunaan glasswool terhadap efisiensi ketel dapat dilihat dalam Tabel 12. Tabel 12. Pengaruh penggunaan glasswool terhadap efisiensi prototipe ketel Keterangan Jumlah Energi yang masuk ke ketel 1.406,39 MJ Loss energi di ketel : 1. Tutup ketel 2. Dinding ketel nonglasswool 3. Dinding ketel glasswool 4. Bodem ketel 8,86 MJ 9,23 MJ 18,27 MJ 3,06 MJ 71 Keterangan Jumlah Total kehilangan panas ketel 39,41 MJ Total kehilangan panas dinding nonglasswool keseluruhan 89,35 MJ Total kehilangan panas dinding glasswool keseluruhan 27,49 MJ Pengurangan kehilangan panas dengan glasswool 61,86 MJ Persentase pengurangan kehilangan panas oleh glasswool 69,23 Efisiensi ketel 97,20 Gambaran efisiensi prototipe ketel secara umum dapat dilihat pada Gambar 30 berikut ini. Gambar 30. Efisiensi prototipe ketel 3 Prototipe Kondensor Efisiensi prototipe kondensor sangat tinggi yaitu hanya sebesar 98,57 . Hal ini disebabkan panjang pipa kondensornya terlalu panjang. Total panjang kondensor secara keseluruhan sebesar 45,24 meter. Namun pada uji coba penyulingan prototipe kondensor, panjang kondensor yang mengalami kontak dengan air tenggelam sebesar 39,58 meter. Air pendingin yang digunakan dapat menyerap panas dari pipa kondensor secara optimal sehingga kinerja pipa kondensor menjadi tinggi dan Ketel Suling ξ = 97,20 P = 0,5;1;1,5 bar T = 111,61;120,42;127,62 °C Energi masuk gasuap 1.406,39 MJ Energi keluar gasuap 1.366,98 MJ Energi hilang gasuap 39,41 MJ 72 efisiensinya pun meningkat. Efisiensi energi yang tinggi pada kondensor menyebabkan suhu rata-rata destilat yang dihasilkan sudah cukup optimal dan cenderung lebih dingin yaitu sebesar 31,17 °C. Efisiensi energi kondensor ini dapat dilihat lebih jelas perhitungannya pada Lampiran 3 dan dalam Gambar 31 berikut ini. Gambar 31. Efisiensi Prototipe Kondensor

3. Pembandingan Efisiensi Peralatan Penyulingan Skala IKM dengan Prototipe