12 pada instalasi besar mencapai 2.000 psig. Hal ini berarti bahwa boiler pipa
air dapat dioperasikan pada tekanan 10 kali tekanan boiler pipa api.
2. Ketel Suling
Menurut Ketaren 1985, ketel suling adalah tempat bahan yang akan disuling, di mana bahan dapat berhubungan langsung dengan air atau
dengan uap. Ketel suling umumnya berbentuk silinder dan terbuat dari seng tebal galvanized sheet metal, dilengkapi dengan penutup yang dapat
ditutup rapat. Prinsip kerja penyulingan dengan uap langsung adalah bahan baku diletakkan di atas saringan di dalam ketel dan dialirkan uap dari
tempat yang berbeda dari boiler Santoso, 1990. Konstruksi ketel suling dengan metode uap langsung memiliki
kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan ketel suling pada metode kukus. Perbandingan diameter ketel suling pada metode uap langsung
dengan tingginya sebaiknya 1 : 1,5 Rusli, 2003. Hal ini dimaksudkan agar uap dapat kontak lebih lama dengan bahan yang disuling. Hubungan antara
tinggi dan diameter ketel yang digunakan tergantung dari sifat porositas bahan yang diolah. Ketel yang berukuran tinggi, baik digunakan untuk
menyuling bahan yang bersifat kamba. Ketel berukuran kecil lebih cocok untuk menyuling bahan yang bersifat kompak. Pengisian ketel pun
sebaiknya tidak terlalu penuh atau sekitar 23 dari kapasitas ketel Ketaren, 1985.
Ketel suling ini dilengkapi pula dengan saringan yang berfungsi untuk menahan daun dan ranting nilam yang akan disuling. Uap air
dialirkan ke dalam ketel suling melalui pipa di bawah saringan penahan bahan yang akan disuling. Pipa yang digunakan dapat berbentuk “+” atau
lingkaran dan diberi lubang-lubang kecil pada bagian atasnya Rusli, 2003.
3. Pendingin Kondensor
Menurut Ketaren 1985, kondensor adalah alat yang berupa bak atau tabung silinder dan di dalamnya terdapat pipa lurus atau berbentuk
spiral yang berfungsi untuk mengembunkan uap menjadi bentuk cair.
13 Kondensor terdiri atas beberapa tipe yaitu : lingkaran coil, segi empat,
zigzag, dan banyak pipa multitubular Rusli, 2003. Perubahan fase uap menjadi fase cair disebut kondensasi. Saat
kondensasi terjadi perpindahan pengeluaran sejumlah panas dari fase uap. Panas yang dikeluarkan untuk mengubah fase uap menjadi fase cair dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Q = U x A x ∆T
Keterangan : Q = panas yang dikeluarkan per satuan waktu Btujam
U = overall heat transfer coefficient Btuft² jam °F A = luas permukaan pipa yang dilalui uap ft²
∆ T = beda antara suhu uap dan suhu air pendingin °F
Harga U tergantung dari bentuk pipa. Jika pipa berbentuk coil maka nilai U-nya = 40 Btuft² jam °F. Bila berbentuk tubular maka nilai U-nya =
200 Btuft² jam °F Ketaren, 1985. Pada sistem kondensor, suhu udara di sekeliling kondensor sangat
mempengaruhi suhu air dan panjang pipa dibuat antara 10 sampai 30 meter. Cara pencairan uap yang paling sempurna adalah dengan mengalirkan air
pendingin berlawanan arah dengan aliran uap minyak Harris, 1993.
4. Pemisah Minyak Separator