Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

98

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Peningkatan efisiensi dan efektifitas proses produksi minyak atsiri khususnya minyak nilam masih dapat dilakukan. Peningkatan efisiensi dan efektifitas proses produksi minyak nilam ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kinerja peralatan yang digunakan dalam proses penyulingan. Kinerja peralatan dalam sistem penyulingan minyak nilam dapat ditingkatkan dengan mengurangi kehilangan panas pada tiap bagian rangkaian sistem penyulingan. Hal tersebut berlaku bagi ketel suling, pipa penghubung boiler ke ketel suling, dan pipa penghubung ketel suling ke kondensor. Pengurangan kehilangan panas dalam ketel dapat dilakukan dengan cara penggunaan glasswool pada dinding ketel. Penggunaan glasswool dapat mengurangi kehilangan panas dari 89,35 MJ menjadi 27,49 MJ. Dengan demikian efisiensi energi di prototipe ketel sebesar 97,20 sedangkan efisiensi ketel skala IKM sebesar 94,75 . Kehilangan panas di pipa penghubung antar peralatan penyulingan ditentukan pula oleh panjang pipa penghubung tersebut. Dalam sistem penyulingan skala IKM kehilangan panas di pipa penghubung sebesar 23,36 MJ sedangkan pada penyulingan prototipe sebesar 85,88 MJ. Hal tersebut dikarenakan panjang pipa-pipa penghubung dalam sistem penyulingan prototipe lebih panjang daripada skala IKM sehingga luas permukaan pindah panasnya lebih besar. Kinerja dan efisiensi prototipe boiler sudah dapat dikatakan baik karena tidak ada sisa pembakaran dalam tungku. Oleh sebab itu, penggunaan kayu sebagai bahan bakar dapat dioptimalkan. Hal tersebut tidak terlepas dari penggunaan blower dalam pembakaran kayu bakar di ruang pembakaran prototipe boiler. Selain itu, dengan adanya katup pengatur tekanan pada prototipe boiler, tekanan uap air yang dihasilkan prototipe boiler lebih besar daripada boiler IKM. Dengan demikian efisiensi prototipe boiler lebih besar yaitu 77,59 dan efisiensi boiler skala IKM hanya sebesar 33,92 . 99 Kinerja dan efisiensi prototipe kondensor tidak begitu baik karena pipa kondensor yang digunakan terlalu panjang. Efisiensi prototipe kondensor sebesar 98,57 sedangkan efisiensi kondensor skala IKM sebesar 75,62 . Kinerja dan efisiensi prototipe peralatan penyulingan secara keseluruhan dapat dikatakan lebih baik daripada peralatan penyulingan skala IKM. Penggunaan tekanan bertahap 0,5 bar selama 1 jam, 1 bar selama 2 jam, dan 1,5 bar selama 3 jam pada penyulingan prototipe menjadikan kehilangan panas selama proses penyulingannya lebih kecil daripada penyulingan skala IKM. Selain itu, rendemen yang diperoleh pada penyulingan prototipe mendekati kadar minyak dalam bahan sebelum suling dan kehilangan minyak yang terjadi sangat kecil. Perolehan rendemen yang optimum pada penyulingan prototipe didapat dengan proses penyulingan selama 6 jam sedangkan pada penyulingan skala IKM selama 8 jam. Hal tersebut dikarenakan penyulingan prototipe menggunakan perlakuan tekanan bertahap selama proses penyulingan sehingga waktu penyulingan lebih singkat dibandingkan dengan penggunaan tekanan konstan yang diterapkan penyulingan skala IKM.

B. Saran