Pembandingan Rendemen Minyak Hasil Penyulingan Berdasarkan

84 dengan minyak hasil penyulingan hasil peralatan prototipe dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Perbedaan mutu minyak hasil skala IKM dengan prototipe No. Parameter Skala IKM Prototipe SNI 06-2385- 2006 1. Penampakan warna minyak nilam Kuning agak kecokelatan Kuning kecokelatan Kuning muda-cokelat kemerahan 2. Indeks bias nD 20 1,488 1,414 1,507-1,515 3. Bobot jenis t = 20 °C 0,973 0,953 0,950 – 0,975 4. Putaran optik -53,6 -63,8 -48° - -65° 5. Bilangan asam 1,51 8,21 Maksimal 8 6. Kelarutan dalam etanol 90 1 : 8,5 1 : 3,5 Maksimal 1 : 10 7. Bilangan ester 5,57 35,58 Maksimal 20 8. Kadar Patchouly Alcohol PA 35,54 34,45 Minimal 30

a. Pembandingan Rendemen Minyak Hasil Penyulingan Berdasarkan

Tekanan dalam Ketel Suling Efisiensi peralatan penyulingan tentunya akan berpengaruh terhadap rendemen karena rendemen merupakan output dari proses yang dilakukan peralatan penyulingan Yuhono dan Shinta, 2006. Semakin tinggi efisiensi suatu alat maka semakin tinggi pula output yang dihasilkan dengan energi yang seminimal mungkin. Efisiensi yang tinggi pada proses penyulingan minyak nilam ditandai dengan tingginya minyak yang dapat tersuling dari nilam kering, sehingga mencapai batas maksimal minyak yang terkandung dalam nilam kering. Efisiensi dan kehilangan panas pada prototipe peralatan penyulingan tidak terlalu dipengaruhi oleh perlakuan tekanan yang dimaksudkan untuk 85 mempercepat proses penyulingan. Namun perlakuan tekanan dalam ketel selama proses penyulingan akan membawa dampak pada kualitas dan jumlah rendemen minyak nilam yang dihasilkan. Menurut Yuhono dan Shinta 2006, minyak atsiri yang bermutu tinggi dengan harga pokok relatif rendah rendemen ≥ 2 dapat diperoleh dengan menggunakan peralatan penyulingan yang efisien dan efektif. Rendemen minyak nilam hasil penyulingan skala IKM mencapai 2,30 db dari 2,46 db minyak yang terkandung di dalam nilam kering. Rendemen minyak nilam hasil penyulingan alat prototipe mencapai 2,5 db dari 2,61 db. Kehilangan rendemen pada penyulingan skala IKM sebesar 0,16 db sedangkan kehilangan rendemen hasil penyulingan dengan alat prototipe sebesar 0,11 db. Berdasarkan data kehilangan rendemen tersebut, penyulingan dengan alat prototipe lebih efisien dalam menghasilkan rendemen yang optimal. Selain itu, penyulingan dengan alat prototipe dapat menghasilkan rendemen yang optimal dengan waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan peralatan penyulingan skala IKM. Pada Gambar 35 menunjukkan adanya penambahan minyak yang tersuling seiring dengan peningkatan tekanan. Namun demikian, penambahan minyak tersebut akan mencapai batas tertentu dan tidak mengalami penambahan. Hal tersebut dikarenakan minyak dalam bahan telah habis tersuling. Berdasarkan Gambar 35, peningkatan tekanan dari 0,5 bar menjadi 1 bar akan menambah perolehan minyak sebanyak 305,6 gram. Peningkatan tekanan dari 1 bar menjadi 1,5 bar akan menambah perolehan minyak sebanyak 524,8 gram. Pada tekanan 0,5 dan 1 bar gauge minyak yang tersuling cukup banyak. Hal ini dikarenakan jumlah komponen minyak yang diekstrak dengan titik didih lebih rendah dari 120,42 °C lebih banyak daripada jumlah komponen minyak yang bertitik didih di atas 120,42 °C. Selain itu, peningkatan tekanan menjadi 1,5 bar atau lebih, tidak dapat menyuling lebih banyak minyak. Hal tersebut dikarenakan kandungan minyak dalam daun dan ranting nilam sudah semakin sedikit. 86 955.4 1,261.0 524.8 200 400 600 800 1000 1200 1400 0.5 1 1.5 Tekanan bar gauge Jumlah minyak nilam gram Gambar 35. Pengaruh peningkatan tekanan terhadap jumlah minyak

b. Pembandingan Warna Minyak Nilam