Kondensor Skala IKM Kinerja dan Efisiensi Disain Alat Penyulingan IKM a.

39 Gambar 11. Fenomena arah penetrasi uap dalam ketel IKM : a masuknya uap dari boiler, b uap yang keluar dari ketel, c pipa penyalur uap Uap dari bagian bawah saringan ketel akan mengalir dan berpenetrasi ke dalam nilam kering yang berada di atas saringan ketel. Suhu tutup ketel menjadi lebih tinggi daripada dinding ketel karena steam akan terakumulasi di bagian atas yaitu tutup ketel.

c. Kondensor Skala IKM

Kondensor pada penyulingan skala IKM di Kuningan memiliki bentuk serupa dengan prototipe kondensor di Leuwikopo yaitu berbentuk coil . Namun dimensi kondensor yang digunakan tidak dapat diketahui dengan pasti karena kondensor ditempatkan pada bak pendingin permanen yang tertutup. Luas permukaan pindah panas kondensor IKM sebesar 2,29 m². Perhitungan luas permukaan pindah panas kondensor IKM diperoleh dari rumus : Q = U x A x ∆T Q yang digunakan sebesar 1.059,27 MJ. Nilai energi tersebut diperoleh dari energi uap yang masuk ke dalam ketel dikurangi dengan kehilangan panas yang terjadi pada pipa-pipa penghubung dan pada bagian ketel itu sendiri. Nilai ∆T diperoleh dari rata-rata selisih suhu uap a c b 40 dengan air pendingin. Nilai ∆T yang digunakan sebesar 53,48 °C. Nilai U yang digunakan untuk menghitung luas permukaan pindah panas kondensor A sebesar 40 Btuft² hour °F atau setara dengan 817.653,4 joulem² jam °C Ketaren, 1985. Bak pendingin yang digunakan memiliki panjang 2,5 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 1,7 meter. Diameter kondensor di dalam bak kondensor 1,8 meter, sedangkan diameter pipa kondensor 1 inchi dan 1,5 inchi dengan panjang masing-masing 2,03 meter. Kondensor ini berfungsi untuk mengubah campuran uap air dan uap minyak Ketaren, 1987. Menurut Santoso 1990, kinerja kondensor dari segi disain ditentukan oleh : luas penampang pindah panas kondensor. Luas penampang pindah panas kondensor ini terkait dengan panjang dan diameter pipa kondensor. Kapasitas bak pendingin yang digunakan dalam sistem penyulingan skala IKM lebih besar dari prototipe bak pendingin yaitu sebesar 10.625 liter. Walaupun kapasitas bak pendingin cukup besar, namun pengisiannya tidak sampai batas kapasitas maksimalnya. Pengisian air pendingin hanya sebesar 6.163,2 liter. Penggunaan air pendingin sebanyak 6.163,2 liter menghasilkan suhu rata-rata destilat sebesar 35,91 °C. Suhu rata-rata destilat pada skala IKM sudah memadai. Dengan demikian, pindah panas pada kondensor skala IKM dapat dianggap telah memadai. Bila air pendingin yang digunakan jumlahnya terlalu besar dan luas permukaan pindah panas pipa kondensor kecil, maka energi panas yang diserap air pendingin dari pipa kondensor semakin kecil. Dengan demikian, efisiensi kondensor akan semakin kecil. Hal tersebut didukung dengan persamaan : Q = U x A x ∆T Dimana, Q = panas yang dibebaskan joule U = overall heat transfer coefficient joulem² jam K A = luas penampang pindah panas kondensor m² 41 ∆T = perbedaan suhu antara uap panas dan medium pendingin K Berdasarkan persamaan tersebut, luas permukaan pindah panas dan perbedaan suhu uap dengan air pendingin berpengaruh terhadap energi yang dilepaskan kondensor Ketaren, 1985.

d. Separator Skala IKM