Bencana Alam Pulau-pulau Kecil dan Kerentanan
samudera luas menerima aktifitas gelombang dari segala arah. Lebih lanjut pulau kecil mudah mendapat bencana daripada pulau besar atau pulau utama.
Karena letaknya berhadapan dengan samudera luas maka bencana yang terjadi adalah abrasi, dan kemungkinan tenggelamnya pulau karena kenaikan muka air
laut sea level rise, sehingga sumberdaya alam menjadi berkurang dan menyebabkan ekonomi pulau mengalami penurunan.
2. Ukuran yang kecil Smallness Konsekuensi dari ukuran yang kecil adalah keterbatasan lahan produktif untuk
mendukung daya dukung lingkungan untuk kebutuhan hidup manusia. Ukuran yang kecil juga mempunyai konsekuensi eratnya hubungan antar ekosistem
sehingga rentan secara ekologis terhadap gangguan pembangunan pada salah satu ekosistem. Luas pulau yang kecil itu sendiri bukanlah suatu kelemahan,
jika barang dan jasa yang diproduksi dan dikonsumsi oleh penduduk hanya terdapat di dalam pulau tersebut.
3. Bencana Alam Natural Disaster Jenis bencana alam yang terjadi di PPK adalah bencana geologi geological
disaster yang sering dimaksudkan adalah gempabumi, kegiatan gunung api khususnya letusan gunung api, gerakan tanah dan lahar dingin. Selain bencana
geologi juga bencana oseanografi seperti gelombang pasang, badai tropis, erosi pantai dan kenaikan muka air laut. Bencana alam mengakibatkan penurunan
sumberdaya alam. Adrianto dan Matsuda 2002 mengemukakan bahwa kelemahan pulau-
pulau kecil berupa ukuran yang kecil, insular, terpencil dan cenderung terkait dengan aktifitas laut, maka bahaya bencana alam dan lingkungan lebih besar,
dibandingkan dengan pulau utama mainland. Lebih lanjut dikemukakan bahwa dari perspektif ekonomi, pulau-pulau kecil memiliki kekuatan yang sama dengan
kelemahannya. Keuntungan pulau kecil secara ekonomi meliputi kemampuannya untuk menghasilkan barang-barang dan pelayanan khusus seperti bidang
perikanan dan turisme. PPK dipengaruhi oleh sifat kerentanan vulnerability dan daya lenting
resilience Gambar 3. Kerentanan vulnerability PPK disebabkan oleh fakor- faktor dari luar exogenous seperti; tekanan ekonomi, ukuran pulau yang kecil
18 dan bencana lingkungan. Sedangkan daya lenting resilience disebabkan oleh
faktor-faktor dari dalam endogenous seperti; ketersediaan sumber daya alam dan dinamika populasi.
Definisi kerentanan vulnerability adalah kondisi kerentanan ditentukan oleh fisik, sosial, ekonomi dan faktor-faktor lingkungan atau proses-proses,
sehingga terjadi peningkatan kerawanan yang dapat menyebabkan bencana. Faktor-faktor yang berperan dalam kerentanan adalah peningkatan kemampuan
masyarakat untuk mengatasi bencana Birkmann 2006 Konsep kerentanan didefinisikan sebagai tingkat yang menerangkan sebuah sistem dalam konteks ini
sistem pesisir dan pulau-pulau kecil mengalami bencana disebabkan karena pesisir dan pulau-pulau kecil berada di wilayah terpapar exsposure sehingga
mudah terkena tekanan dan gangguan Ardianto 2007. Kerentanan memiliki sisi ekternal dan internal Birkmann 2006. Sisi
internal adalah coping yang dapat diartikan kemampuan untuk mengantisipasi, menanggulangi dengan cara bertahan dan memperbaiki akibat dari bencana;
berbeda dengan sisi eksternal termasuk exposure yang berhadapan dengan risiko dan gangguan.
Bencana alam yang terjadi di Pulau Weh bersifat episodik dan kronik. Bersifat episodik adalah gempabumi, tsunami, anginbadai tropis, sedangkan
Keberlanjutan di Wilayah Pulau-pulau Kecil
Faktor Luar
•
Tekanan Ekonomi
•
Ukuran Pulau Kecil
•
Bencana Lingkungan
Kerentanan
Daya Lenting
Faktor Dalam
•
Sumberdaya Alam
•
Dinamika Populasi
•
Perekonomian Pulau- pulau kecil seperti
perikanan, pariwisata
•
Specialized economy,
Gambar 3 . Sistem kerentanan pulau-pulau kecil.
Adrianto 2007, dimodifikasi
bersifat kondisi kronik adalah abrasi, kenaikan permukaan laut sea level rise dan penurunan permukaan land subsidence. Bencana episodik terjadi 26 Desember
2004 mengakibatkan terjadi inundasigenangan akibat hempasan tsunami yang mencapai pesisir sejauh sampai beberapa km. Kejadian ini menyebabkan
terjadinya kerusakan infrastruktur. Kerusakan infrastruktur berkaitan dengan besarnya kekuatan gempabumi. Kekuatan gempabumi berkorelasi dengan
percepatan tanah. Berdasarkan analisis probalistik bahaya gempa wilayah Indonesia terbagi dalam 6 wilayah gempa Standar Perancangan ketahanan
Gempa untuk Struktur Gedung-SNI 03-1726-2002 Gambar 4 dimana Pulau Weh berada pada wilayah gempa 4 sebesar 0.20 g. Berarti daerah tersebut
kemungkinan tinggi terjadi gempa. Dalam mengukur kerusakan bangunan dengan cara wilayah gempa dikalikan dengan g percepatan grafitasi bumi = 9.81 mdet,
sebagai contoh gempa yang terjadi di Pulau Weh 0.2 dikalikan 9.81 mdet = 1.962 mdet, menunjukkan pada saat gempa terjadi percepatan tanah sebesar 1,962
mdet yang berpengaruh terhadap struktur bangunan.
Gambar 4. Pembagian wilayah gempa di Indonesia. BMKG 2007