Model Genangan Tsunami Penelitian

RAN-PRB berupaya melakukan upaya pencegahan dini terhadap dampak bencana. Pelaksanaan rencana aksi ini akan dilakukan secara sinergis dengan rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang baik di tingkat pusat maupun daerah. Untuk itu, diperlukan komitmen yang serius, terpadu dan konsisten dari para pemangku kepentingan terkait. Rencana aksi akan dilakukan oleh: a. Departemenlembaga pemerintah non-departemen LPND terkait sesuai dengan mekanisme perencanaan pembangunan dan b. Pemerintah daerah ProvinsiKabupatenKota, dengan terlebih dahulu menetapkan tipologikarakteristik bencana di masing-masing daerah.

6.5 Rangkuman Strategi Mitigasi Tsunami

1. Tsunami yang terjadi di sisi timur Pulau Weh mengakibatkan kerusakan ekosistem mangrove di Pantai Lho Weng 2Teupin Layeu 1, Pantai Lhok Weng 2bTeupin Layeu 1b, Pantai Lhok Weng 3Teupin Layeu 2, Pantai Lhut dan Pantai Lho Lhok Weng 1Lam Nibong. Pantai Taman Wisata Alur Paneh dan Teluk Boih kerusakan tidak parah karena memiliki garis pantai sejauh 30-50 m terhadap ekosistem mangrove. 2. Pengukuran ketebalan dan kerapatan ekosistem Mangrove di setiap lokasi pengamatan memiliki kerapatan dan ketebalan yang berbeda-beda. Ketebalan dan kerapatan maksimal berada di Lhok Weng 3Teupin Layeu 2 dengan nilai ketebalan 238 m dan kerapatan 15 pohon per 100 m 2 . 3. Hasil analisis dari Peta Reduksi Genangan I tampak di wilayah pesisir sangat rentan tsunami dengan sebaran genangan seluas 290,7681 ha, Kelas Rentan luas 104,6581 ha, Kelas Cukup Rentan luas 31,7147 ha dan Kelas Aman luas 2,7388 ha. Pola sebaran genangan semakin ke arah dalam semakin aman dengan luas yang relatif kecil. 4. Dilakukan Reduksi Genangan II untuk mereduksi genangan dengan peningkatan kerapatan ekosistem mangrove menjadi 15 pohon per 100 m 2 . Hasil analisis dari Peta Reduksi Genangan II tampak sebaran Kelas Sangat Rentan tersebar di sepanjang wilayah pesisir dengan luas sebaran 290, 7681 ha, Kelas Rentan luas 104, 6581 ha, Kelas Cukup Rentan luas 31,7147 ha dan Kelas Aman 2,7388 ha. 5. Peta Reduksi Genangan I dan II tidak menunjukkan perubahan yang signifikant, maka dilakukan penanaman mangrove replanting sejauh 102 m ke arah laut. Lokasi Pantai TWA Alur Paneh dan Teluk Boih direhabilitasi dengan menanam Rhizophora apiculta. Jumlah anakan dan pohon di TWA Alur Paneh sejumlah 931.770 buah. Lokasi Teluk Boih untuk pohon dan anakan sejumlah 843.030 buah. Lhok Weng 2 Teupin Layeu 1 menanam Rhizophora apiculata sejumlah 765.000 untuk pohon dan anakan. Lokasi Lhok Weng 2bTeupin Layeu 1b menanam Rhizophora apiculata sejumlah 99.450 untuk pohon dan anakan. Lokasi Lhok Weng 3Teupin Layeu 2 menanam Rhizophora apiculata untuk pohon 2.490.840 dan anakan sejumlah 2.717.280. Kemudian lokasi Pantai Lhut 2 direhabilitasi dengan Rhizophora stylosa untuk pohon 1.510.110 pohon dan anakan 16.425.758 pohon. Berikutnya Lhok Weng 1Lam Nibong direhabilitasi dengan Rhizophora apiculata untuk pohon 553.860 dan anakan 1.292.340. 6. Perlindungan Pulau Rubiah terhadap tsunami dengan mengoptimalkan vegetasi pantai dan menerapkan sempadan pantai sejauh 100 m ke arah darat. Pulau Seulako tidak ada perlakuan khusus karena pulau vulkanik. 7. Pendeteksian tsunami dengan pemasangan alat “Ocean Bottom Unit” dan “Tsunami Buoy” di perairan sekitar Pulau Rondo sejak tahun 2008. 8. Sosialisasi kepada masyarakat dengan mengadakan simulasi gempabumi dan tsunami yang diadakan tahun 2009 melalui kegiatan “Indian Ocean Wave Exercise ”. 9. RAN-PRB melakukan pencegahan dini terhadap bencana dengan bekerja sama dengan Departemenlembaga pemerintah non-departemen LPND yang terkait. Pemerintah daerah mengetahui karakteristik bencana yang terjadi di wilayahnya agar dapat disusun strategi mitigasi yang sesuai dengan kondisi di lapangan. 7 SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka hal-hal yang dijadikan sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah: 1. Kerusakan ekosistem mangrove akibat tsunami di sepanjang pesisir timur lokasi penelitian yaitu Pantai TWA Alur Paneh, Teluk Boih, Pantai Lhok Weng 2Teupin Layeu 1, Pantai Lhok Weng 2bTeupin Layeu 1b, Pantai Lhok Weng 3Teupin Layeu 2, Pantai Lhut 1, Pantai Lhut 2 dan Pantai Lhok Weng 1Lam Nibong. 2. Genangan akibat tsunami menutupi semua penggunaan lahan luas sebaran 427, 6933 ha dan setelah direduksi genangan maka luas genangan menjadi 290,7681 ha. 3. Strategi mitigasi dalam mereduksi ancaman tsunami dengan mempertahankan ekosistem mangrove, penambahan arealhabitat ekosistem mangrove dan peningkatan kerapatan. Penambahan arealhabitat dilakukan disetiap lokasi ekosistem mangrove seperti a. Pantai Lhut 2 spesies Rhizophora stylosa, b. Pantai Taman Wisata Alur TWA Alur Paneh spesies Rhizophora apiculata, c. Teluk Boih spesies Rhizopora apiculata, d. Lhok Weng 1Lam Nibong spesies Rhizophora apiculata, e. Lhok Weng 2 spesies Rhizophora apiculata, f. Lhok Weng 2bTeupin Layeu 1b dan g. Lhok Weng 3Teupin Layeu 2 spesies Rhizophora apiculata. Jenis mangrove yang dominan spesies Rhizophora apiculata hampir di semua lokasi, jenis yang minor spesies Rhizophora stylosa hanya terdapat di Pantai Lhut 2. Usaha strategi mitigasi selain dengan ekosistem mangrove juga dilakukan dengan ekosistem vegetasi pantai dan sempadan pantai sejauh 100 m ke arah daratan.

7.2 Saran

Saran untuk pengelolaan kawasan di daerah rawan bencana adalah : 1. Penelitian strategi mitigasi bencana di masa yang akan datang, perlu memperhatikan antara ketebalan dan kerapatan vegetasi mangrove dengan tinggi gelombang datang run up yang sesuai dengan model. 2. Pengamatan ekosistem mangrove bersifat umum, perlu dilakukan penelitian bersifat detail terhadap struktur komunitas mangrove di lokasi ekosistem mangrove. 3. Pengamatan kekasaran permukaan roughness coeficient perlu dilakukan penelitian di lokasi penelitian. 4. Kapasitas ekosistem mangrove terbatas dalam menahan tinggi gelombang datang run up 30 m oleh karena itu, perlu ditingkatkan dengan vegetasi pantai, sehingga perlu dilakukan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Amstrong K. 2009 Model Builder Introduction, ESRI http:gg.usm.edukar- GHY418_518LecturesModelBuilder1.pdf [10- 07-2011]. Adrianto L, Y Matsuda. 2002. Developing economic vulnerability indices of environmental disaster in small island regions. Adrianto L, Y. Matsuda. 2003. Study on assessing economic vulnerability of small island regions. Adrianto L. 2007. Vulnerability dan resilience 2007. Bahan kuliah Pulau-pulau kecil. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Sekolah Pasca Sarjana Intitut Pertanian Bogor. Alongi DM. 2005. Mangrove microbe soil relations. Di dalam: Kristensen, E., Haese, R.R., Kostka, J.E, editor. Interactions between Macro and Micro organisms in Marine Sediments. American Geophysical Union, Washington, D.C. hlm. 85-103. Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika BMKG. 2007 Peta Zona Gempabumi di Indonesia. Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika BMKG. Penampang gempabumi http:www.bmkg.stageoflampung.com [2-02- 2009]. Baird AH, SJ Campbell, AW Anggoro, RL Ardiwijaya, Nur Fadli, Y Herdiana, T Kartawijaya, D Mahyiddin, A. Mukminin, ST Pardede, MS Partchett, E Rudi, Achis M Siregar. 2005. Acehnese Reefs in the Wake of the Asian Tsunami. Current Biology 2005; 15: 1926 –1930. [BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Sabang Kota Banda Aceh Sabang Jantho Basajan Beyong 2009 http:www.sabangkota- .go.iddocumentBasajan.pdf [12-03-2008] [BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2007. Apa itu tsunami? http:www.bmg.go.iddata.bmg.html [2-02- 2009]. [BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Gambar penampang gempabumi http:www.bmkg.stageoflampung.com [13-01- 2011]. [BAKOSURTANAL] Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. 1982. Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar 0421-54 53 Sabang. [BAKOSURTANAL] Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional 2009. Peta Mangrove Indonesia. [BAKOSURTANAL] Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional 2011. Draft survei pemetaan mangrove. Rancangan Standar Nasional ke 2. Beatley T, Brower T. 1994. An Introduction to coastal zone management. Washington, D.C, Island Press. Bengen DG. 2001a. Sinopsis ekosistem dan sumberdaya alam pesisir dan laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Bengen DG. 2001b. Pengenalan dan pengelolaan ekosistem mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Bengen DG, ASW Retraubun. 2006. Menguak realitas dan urgensi pengelolaan berbasis eko-sosio sistem pulau-pulau kecil. Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Pesisir dan Laut. Bogor, Indonesia. Bengen DG. 2008. Karakteristik biofisik lingkungan dan pentingnya pengelolaan terpadu pulau-pulau kecil. Kuliah Pulau-pulau Kecil Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Beller W. 1990. How to S ustain a Small Island. Di dalam: Beller, W., P. d‟Ayala., P. Hein, editors. Sustainable Development and Environmental Management of Small Island. UNESCO and The Parthenon Publishing Group. Paris. Man and the Biosphere Series. 5:15-22. Berryman K. 2006. Review of tsunami hazard and risk in New Zealand. Lower Hutt: Institute of Geological and Nuclear Sciences. Bheenick R. 1990. Sustanaible development and environment management in Mautitius- or a tale of two birds. Di dalam: Beller, W., P. d‟Ayala., P. Hein, editors. Sustainable Development and Environmental Management of Small Island. UNESCO and The Parthenon Publishing Group. Paris. Man and the Biosphere Series. Bien. 2005. Tsunami : Petaka terbesar abad 21. Jakarta : Pustaka Mina. Birkmann J. 2006. Measuring vulnerability to natural hazards: towards disaster resilient communities. United Nations University Press. Bock Y. 2003. Crustal motion in Indonesia from global positioning system Measurements. Journal of Geophysical Research 108. Borah R. 2007. Tsunami hazard and damage assessment. Bangkok : Geoinformatics Center, Asian Institute of Technology AIT. Borreo JC, CE Synolakis, H. Fritz. 2006. Northern Sumatra field survey after the December 2004 Great Sumatra earthquake and Indian Ocean tsunami. Earthquake Spectra 22 S3: S93-S104. boymarpaung.wordpress.com Akar Mangrove [14-01-2012]. Bowen R E, Riley C. 2003. Socio-economic indicators and integrated coastal management. Ocean and Coastal Management 46: 299-312. Brower J Zar, JH, Carl N. von Ende. 1998. Field and laboratory methods for general ecology fourth edition. WCBMc Graw Hill. Briguglio L. 1995. Small island state and their economic vulnerabilities. World Development 23:1615-1623. Brookfield HC. 1990. An approach to island. Di dalam: Beller, W., P. d‟Ayala., P. Hein, editors. Sustainable Development and Environmental Management of Small Island. UNESCO and The Parthenon Publishing Group. Paris. Man and the Biosphere Series 5: 23-33. Brooks N. 2003. Vulnerability, risk and adaptation: A conceptual framework. Working Paper 38 Tyndall Centre for Climate Change Research. Campbell S, Rizya, L, Ardiwijaya, Tasrif, Kartawijaya, Yudi Herdiana, Fakhrizal, Setiawan. 2006. Laporan Pendahuluan Survei ekologi terumbu karang di Pulau Weh dan Pulau Aceh, 2006. Carpenter G. 2005. Tsunami: Indian Ocean event and investigation into potential global risks. [CDIT] Coastal Development Institute of Technology. 2007. Tsunami : Upaya menyelamatkan diri dari tsunami. Christie P, K. Lowry, AT White, EG Oracion, L Sievanen, RS Pomeroy, RB Pollnac, JM Patlis, RL V Eisma. 2005. Key findings from a multidisciplinary examination of integrated coastal management process sustainability. Ocean and Coastal ManaG. 1997. From sectoral to integrated coastal management: a case in Xianmen, China. Ocean and coastal management 37: 233-251. Cicin-Sain, B RW Knect. 1998. Integrated coastal and ocean management. Island Press, Washington DC. Cicin-Sain B, P Bernal, V Vandeweerd, S Belfiore, K. Goldstein 2002. A guide to oceans, coasts and islands at the World Summit on sustainable development. Integrated Management from Hilltops to Oceans. World Summit on Sustainable Development Johannesburg, South Africa August 26-September -4 Oktober. Coachard R, Senaratne L, Ranamukhaarachchi, Ganesh, P, Shivakoti, Oleg V Shipin, Peter K Edwards, Klaus T Seeland. 2008. The 2004 tsunami in Aceh and Southern Thailand: A riew on coastal ecosystem, wave hazards and vulnerabiliry. Plant Ecology, Evolution and Systematics 2008; 10:3- 40. Dahuri R. 1998. Pendekatan ekonomi-ekologi pembangunan pulau-pulau kecil berkelanjutan. Di dalam: CB. Herman Edyanto, Rohmadi Ridlo, Chairoman Joewono Putro, Heru Sri Naryanto, Bambang Setiadi, editor. Prosiding Seminar dan Lokakarya Pengelolaan pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Jakarta, 7-10 Desember 1998. ISBN: 979-95183-2-6. Kerjasama DEPDAGRI, TPSA, BPPT, CRMP USAID, PKSPL-IPB, Bogor. hlm B32-B34. Dahuri R, J Rais, SP Ginting, MJ Sitepu. 2003. Pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan secara terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Departemen Kelautan dan Perikanan DKP, Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau Pulau Kecil 2004. Laporan Akhir Penyusunan rencana tata ruang pesisir dan pulau pulau kecil wilayah perbatasan di Kota Sabang. Jakarta. Diposaptono S, Budiman. 2008. Hidup Akrab dengan Gempa dan Tsunami. Penerbit Buku Ilmiah Populer Bogor. Diposaptono S. 2009. Kebijakan dan perencanaan wilayah pesisir di Indonesia paradigma baru membangun wilayah pesisir secara berkelanjutan. Di dalam: Seminar Nacional Review to support the “Developing Training Material on Disaster Risk Reduction for Coastal Zone Managment in Indonesia”, UNEP-UGM, Jakarta 18-19 Mei 2009. Diposaptono S, Windraiani U, Sadtopo, E Muhari, M, Yulius N. 2010. Komik serial Tsunami seri 2. Kementerian Kelautan dan Perikanan. ESRI 2001. ArcGIS™ Spatial Analyst: Advanced GIS Spatial Analysis Using Raster and Vector Data. New York : ESRI Company. ESRI 2006 a. ArcGIS® 9 : ArcGIS Spasial Analyst Tutorial. New York : ESRI Company. ESRI 2006 b. ArcGIS® Desktop Help. New York : ESRI Company. Ediyanto CBH 1998. Dasar-Dasar Pertimbangan di Dalam Pengelolaan Lahan di Pulau Weh. Di dalam: Prosidng Seminar Lokakarya Pengelolaan Pulau- Pulau Kecil Di Indonesia. ISBN: 979-95183-2-6. Fachrul MF. 2007. Metode Sampling Bioekologi. PT. Bumi Aksara, Jakarta. Fauzi A. 2004. Ekonomi Sumberdaya alam dan lingkungan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Harada K, F Imamura . 2002. Study on the effect in reducing tsunami by the coastal permeable structures. Di dalam: Proceeding of the 13th Congress of the Asia and Pacific Division of the International Association for Hydraulic Engineering and Research. hlm.910-915. Harada K, F Imamura. 2005. Effects of Coastal Forest on Tsunami Hazard Mitigation-A Preliminary Approach. Di dalam: K. Satake, editor . Tsunamis: Case Studies and Recent Developments, Berlin. Springer. 23: 279-292. Hehanusa PE, GS Haryani, M Fakhrudin, H Wibowo. 1998. Ketersediaan air sebagai dasar dalam perencanaan pengembangan kapet di Pulau Biak, Irian Jaya. Di dalam: CB. Herman Edyanto, Rohmadi Ridlo, Chairoman Joewono Putro, Heru Sri Naryanto, Bambang Setiadi, editor. Prosiding Seminar dan Lokakarya Pengelolaan pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Jakarta, 7-10 Desember 1998. ISBN: 979-95183-2-6. Kerjasama DEPDAGRI, TPSA, BPPT, CRMP USAID, PKSPL-IPB, Bogor. hlm B7-B9. Hein PL. 1990. Economic problems and prospects of small islands. Di dalam: Beller, W., P. d‟Ayala., P. Hein, editors. Sustainable Development and Environmental Management of Small Island. UNESCO and The Parthenon Publishing Group. Paris. Man and the Biosphere Series 5: 35-42. Hess AL. 1990. Overview: Sustainable development and environmental management of small island. Di dalam: Beller, W., P. d‟Ayala., P. Hein, editors. Sustainable Development and Environmental Management of Small Island. UNESCO and The Parthenon Publishing Group. Paris. Man and the Biosphere Series 5: 3-14. Husni M. 1998. Penataan ruang pulau-pulau kecil. Di dalam: CB. Herman Edyanto, Rohmadi Ridlo, Chairoman Joewono Putro, Heru Sri Naryanto, Bambang Setiadi, editor. Prosiding Seminar dan Lokakarya Pengelolaan pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Jakarta, 7-10 Desember 1998. ISBN: 979-95183-2-6. Kerjasama DEPDAGRI, TPSA, BPPT, CRMP USAID, PKSPL-IPB, Bogor. ISBN: 979-95183-2-6. Jakarta, 7-10 Desember 1998. Kerjasama DEPDAGRI, TPSA, BPPT, CRMP USAID, PKSPL- IPB, Bogor. hlm F1-F7. Husnayaen. 2008. Metode cell based modeling untuk penentuan kawasan potensial wisata pesisir dan bahari di Pulau Weh, Nanggroe Aceh Darussalam [skripsi]. Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Iida K. 1963. Magnitude, energy and generation mechanisms of tsunamis and a catalogue of earthquake associated with tsunamis. International Union of Geodesy and Geophysics Monograph. 24:7-17.