4.5.5. Nagari Sungai Tarab
Nagari Sungai Tarab yang dijuluki juga dengan nama nagari Bungo Setangkai memiliki luas lebih kurang 12,96 km
2
atau setara dengan 1.296 ha terletak di kecamatan Sungai Tarab, kabupaten Tanah Datar. Nagari Sungai Tarab
merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat kekuasaan kerajaan Minangkabau dahulunya, dimana Datuak Bandaro Putiah yang menjadi Perdana
Menteri Kerajaan Pagaruyung berkedudukan di nagari. Nagari Sungai Tarab sebagai salah satu dari sepuluh nagari di kecamatan Sungai Tarab saat ini, terdiri dari dari
empat jorong yakni: jorong Koto Panjang, jorong Tigo Batua, jorong Koto Hiliang, dan jorong Sungai Tarab.
Nagari Sungai Tarab merupakan nagari yang memiliki luas lahan sawah yang terluas di kecamatan Sungai Tarab yakni sekitar 818 ha 36,9 persen dari luas
lahan sawah di kecamatan Sungai Tarab 2.215 ha, sesudahnya adalah luas lahan sawah di nagari Gurun seluas 444 ha 20 persen, dan nagari Rao-Rao seluas 240
ha 10,8 persen semuanya adalah beririgasi setengah teknis. Sehingga jika dibandingkan dengan luas lahan sawah untuk kabupaten Tanah Datar 28.918 ha,
maka luas lahan sawah di kecamatan Sungai Tarab hanya sebesar 7,7 persen dari luas lahan sawah di Kabupaten Tanah Datar. Meskipun demikian, daerah ini
merupakan daerah andalan produksi beras Tanah Datar setelah kecamatan Batipuh, dan Kecamatan Lintau Buo.
Apabila dikaitkan dengan jumlah penduduk nagari Sungai Tarab tahun 2006 berjumlah 10.678 jiwa terdiri dari 2.545 KK, rata-rata kepemilikan lahan sawah
adalah sebesar 0,32 haKK, akan tetapi penduduk yang bermata pencaharian pertanian dengan lahan milik sendiri hanyalah sebanyak 1.647 jiwa yang berarti rata-
rata kepemilikan lahan sawah bagi petani di nagari Sungai Tarab adalah sebesar 0,5 ha, dan hanya sebanyak 97 KK yang memiliki lahan sawah di atas 1 ha.
. Artinya, rata-rata kepemilikan lahan pertanian masih kecil dan tidak terdistribusi secara merata di tengah masyarakat nagari. Ada lebih kurang 151 orang
yang menjadi petani penggarap yang tidak memiliki lahan, mereka umumnya masyarakat pendatang atau orang “malakok”, sedangkan untuk membuka lahan
perkebunan baru tidak memungkinkan lagi. Di samping itu, sebanyak 301 orang memilih menjadi pedagang di pasar nagari. Untuk luas lahan hutan dan lahan kering
132
di nagari Sungai Tarab adalah seluas 3.247 ha 3,9 persen dengan rata-rata kepemilikan lahan perkebunan adalah 0,30 ha KK terutama terletak di jorong Koto
Hiliang dan jorong Koto Panjang. Luas lahan kayu manis di nagari Sungai Tarab adalah seluas 209 ha yang berarti 6,4 persen dari luas lahan hutan untuk
perkebunan di nagari Sungai Tarab ini. Selanjutnya, jumlah angkatan kerja yang terdidik dengan tingkat pendidikan
masyarakat nagari Sungai Tarab mayoritas berpendidikan sekolah menengah sebanyak 6.825 jiwa 64 , berpendidikan perguruan tinggi adalah sebanyak 605
jiwa atau sebanyak 5,7 persen dari total penduduk nagari. Selebihnya adalah penduduk yang berpendidikan rendah mulai dari tidak bersekolah sampai hanya
tamat sekolah dasar yakni sebanyak 2.907 jiwa atau sebanyak 27,2 persen dari jumlah penduduk. Besarnya jumlah penduduk yang berpendidikan sekolah
menengah ke bawah di nagari Sungai Tarab, sejalan dengan mayoritas mata pencaharian penduduk yang dominan adalah pertanian yakni sebanyak 5.411 jiwa
dan non pertanian adalah sebanyak 370 jiwa. Berdasarkan data empiris ini, nagari Sungai Tarab sudah mulai berubah
sistem perekonomiannya dari dominan sektor pertanian bergerak ke sektor perdagangan, karena pasar nagari Sungai Tarab merupakan pasar nagari yang
dibuka setiap hari Rabu dan sangat ramai sampai sore harinya. Hasil pertanian yang utama di nagari Sungai Tarab adalah padi, dengan luas
tanam 1.487 ha, dengan produksi sebesar 6,5 tonha, disusul oleh tanaman palawija seperti cabe seluas 13,5 ha dengan produksi sebanyak 3,4 tonha, ubi kayu dengan
luas panen 26 ha, dengan produksi mencapai 30 tonha, serta jagung dengan luas tanam sebesar 9 ha, dan produksi sebesar 3,5 tonha. Untuk tanaman palawija ini
nagari Sungai Tarab termasuk nagari yang menjadi lumbung tanaman palawija di kabupaten Tanah Datar. Bagi penduduk nagari Sungai Tarab pendapatan dari sektor
pertanian tanaman palawija ini merupakan sumber pendapatan utama, karena nagari Sungai Tarab tidak memiliki lahan hutan.
Sumber mata pencaharian lain adalah dari hasil pertanian tanaman perkebunan, seperti kopi dengan luas tanam sebesar 12 ha, dan produksi sebesar 4
kwha, cengkeh dengan luas tanam sebesar 3,75 ha dengan jumlah produksi adalah sebesar 7,9 kwha. Sedangkan untuk luas tanam kayu manis di nagari Sungai Tarab
adalah seluas 209 ha dengan jumlah produksi sebesar 276 tontahun.
133
Jumlah rumahtangga yang memiliki lahan perkebunan adalah sebanyak 105 KK sehingga rata-rata kepemilikan lahan kayu manis petani kayu manis di nagari
Sungai Tarab ini adalah 1,9 ha. Hal ini sejalan dengan besarnya volume produksi kayu manis yang berhasil dijual di pasar nagari Sungai Tarab setiap minggunya
yakni sebesar lebih kurang 12,3 ton per minggu.
134
BAB V PASAR NAGARI SEBAGAI AJANG PERTUKARAN SOSIAL EKONOMI