pedalaman Minangkabau, akan tetap bertahan sepanjang waktu. Artinya, pasar nagari yang mampu bertahan itu dan masih tetap aktif saat ini adalah pasar nagari
yang mengelar transaksi perdagangan tanaman eksport dan biaya-biaya transaksi yang rendah.
7.8. Simpulan Akhir Bab
Pasar nagari akan tetap bertahan persistence ketika model transaksi yang dikembangkan oleh pedagang pengumpul pasar nagari dengan petani kayu manis
dengan prinsip ekonomi moral. Intervensi ekonomi dunia dalam bentuk dikembangkannya prinsip ekonomi rasional yang mengutamakan keuntungan
semata telah merugikan petani dan pedagang pengumpul pasar nagari. Oleh karena itu, keberlangsungan pasar nagari akan tetap ada karena adanya keterlibatan
kepentingan ekonomi masyarakat nagari itu sendiri yakni petani kayu manis dan pedagang pengumpul pasar nagari.
Kuatnya kepentingan ekonomi masyarakat nagari yang diwakili oleh kepentingan pedagang pengumpul pasar nagari; yang pada umumnya mereka
adalah elite nagari dan kepentingan petani kayu manis; yang pada umumnya mereka adalah pemilik lahan di tengah masyarakat nagari, dijalin dengan lebih
rendahnya biaya-biaya transaksi dibandingkan biaya-biaya transaksi yang harus dikeluarkan jika transaksi dilakukan di wilayah supra nagari, maka kedua faktor inilah
yang mendorong pasar nagari tetap persisten dalam berhadapan dengan ekonomi dunia. Justru dengan semakin merasuknya prinsip ekonomi rasional, keinginan
untuk mempertahankan aktifitas transaksi di pasar nagari semakin mengental di kalangan aktor-aktor yang terlibat di pasar nagari. Dengan demikian dapat dikatakan
ketahanan pasar nagari juga disebabkan adanya pertarungan dua kepentingan antar aktor ekonomi yang bermain di pasar nagari, dimana masing-masing kepentingan
memiliki pengikut atau kelompok yang saling mempertahankan orientasi tindakan ekonominya. Sehingga pasar nagari menjadi pertarungan dua kepentingan perilaku
dualistik yang saling tarik menarik, yakni ekonomi moral dan ekonomi rasional. Fenomena ini tentunya tidak seperti yang ada dalam ilmu ekonomi yang dalam
menganalisis pasar tidak memperhitungkan pengaruh konstruksi sosial-budaya, dan tindakan ekonomi sebagai sebuah tindakan sosial yang melekat dalam masyarakat
pasar itu sendiri.
265
Karenanya pasar nagari sebagai sebuah institusi sosial dan ekonomi tidak hanya dikontrol oleh legitimasi politik tetapi juga oleh legitimasi moral kolektif yang
diakui bersama oleh anggota masyarakatnya melalui ikatan kekerabatan. Artinya pasar nagari akan persisten sepanjang konstruksi sosial, budaya dan ekonomi atas
tanaman kayu manis dan pasar nagari masih di pegang dan memiliki kontrol sosial. Bahkan dalam aras tertentu konstruksi ini dapat dimaknai sebagai bentuk interaksi
simbolik masyarakat Minangkabau di pasar nagari pasar kayu manis. Dengan demikian seperangkat nilai value dan norma norm yang dimiliki masyarakat telah
menjadikan–interrelasi antara kebudayaan dan ekonomi—pasar nagari persisten dari waktu ke waktu.
266
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN