Metode sejarah sosiologis sociological history dan metode Sosiologi sejarah historical sociology Metode Fenomenologi. Metode fenomenologi yang dimaksud adalah

Selanjutnya, penentuan atas paradigma yang digunakan jelas telah mengarahkan peneliti untuk menggunakan sejumlah metode yang tentunya masih berada dalam satu ranah. Penelitian bersifat multi metode, diantaranya yaitu :

1. Metode sejarah sosiologis sociological history dan metode Sosiologi sejarah historical sociology

6 yang dimaksudkan untuk melihat antara lain; 1 melihat keberadaan pasar nagari dan pemasaran kayu manis dari masa pra kolonial sampai pada masa pemerintahan kolonial Belanda—sebelum diterapkannya “The Coffee Cultivation System” 1847—hingga sekarang. 2. Untuk melihat pasar nagari sebagai bagian dari kelembagaan ekonomi masyarakat nagari yang “melekat” dalam jaringan kerja sosial personal yang sedang berlangsung diantara para aktor, dan dalam sosial-kultural masyarakat secara keseluruhan.

2. Metode Fenomenologi. Metode fenomenologi yang dimaksud adalah

fenomenologi Husserl, bukan metode fenomenologi Kant dan Hegel yang membatasi fenomena hanya pada pada gejala-gejala empiris. Kant hanya mengacu pada pada apa yang tampak, sesuatu yang tampak itu dapat dipahami dan dimengerti, sedangkan segala sesuatu yang berada di luar jangkauan pengamatan langsung dianggap berada di luar kajian wilayah ilmu pengetahuan. Jadi fenomenologi pada Kant adalah bentuk epistemologi yang meyakini kemungkinan untuk mengetahui fenomena saja dan bukan noumena. Kesadaran dianggap tertutup dan terisolir dari realitas, tidak terkait dengan faktor sosial-historis. Bagi Husserl, sebaliknya, fenomenologi adalah bentuk epistemologi atau metoda yang berupaya untuk mendapatkan pengertian yang benar yaitu yang menangkap realitas seperti apa adanya. Kita menangkap realitas dalam pengertian kita. Dalam pengertian itulah kita bertemu dan bersatu dengan realitas. Dalam pertemuan itulah realitas menampakkan diri dan 6 Mengingat Ketahanan Pasar Nagari dari waktu ke waktu adalah sebuah gejala sosial yang tidak hanya mencakup aspek historis prosessual tetapi juga merupakan aspek struktural sosiologis maka diharapkan dengan menggunakan kedua metode ini dapat diungkap perubahan atau perspektif sosiologis unsur-unsur sosial seperti, struktur sosial, sistem politik, jaringan interaksi, struktur organisasi, pola perilaku dan sebagainya. Dengan demikian yang pertama menunjuk kepada sejarah yang disusun dengan pendekatan sosiologis, sedangkan yang kedua menunjuk kepada studi sosiologi mengenai suatu kejadian atau gejala dimasa lampau. Untuk lebih jelasnya lihat Kartodirdjo, Sartono, 1992, hal. 156-160 Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Cf. Sitorus, 1999, hal. 46-47. 70 sekaligus juga menyembunyikan diri. Untuk itu ada upaya untuk menyingkap selubung realitas yang didasarkan atas keyakinan bahwa kita dapat melihat kenyataan yang sesungguhnya dalam fenomena 7 . Pengetahuan semakin lama menjadi semakin sempurna jika mampu mengungkap sisi tersembunyi dari realitas itu, karena manusia menyelidiki terus. Karena itu dapat dimengerti ketika Popper mengemukakan sifat “teori tentative”, artinya kebenaran teori diterima sementara, yaitu sebelum teori itu dibuktikan salah oleh orang lain. Dengan demikian, tidak ada objektivitas tanpa subjek, dan tidak ada pula objek yang tampak tanpa suatu sudut pandang perspektif Lubis, 2004.

3. Metode interpretative hermeneutik. Ini dimaksudkan dalam rangka mencoba