harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan, yang hal tersebut juga berfungsi sebagai kontrol atas perilaku para karyawan
Moeljono, 2005. Nilai-nilai budaya perusahaan pada PDAM Tirta Pakuan Kota
Bogor dapat diterjemahkan dalan 5 nilai semangat kerja dan 10 sikap kerja sebagai berikut :
a. Lima nilai semangat kerja :
1. Integritas :
Kami karyawan-karyawati PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang dapat dipercaya. Karena itu kami harus bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, penuh dedikasi jujr selalu menjaga kehormatan dan nama baik, serta taat pada kode etik perusahaan dan peraturan yang
berlaku. 2.
Profesionalisme : Kami karyawan-karyawati PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
yang handal. Karena itu kami harus bertanggungjawab, efektif, efisien, disiplin dan berorientasi ke masa depan dalam
mengantisipasi perkembangan, tantangan dan kesempatan. 3.
Kepuasan pelanggan : Kami yakin keberhasilan PDAM Tirta Pakuan Koata Bogor
sangat dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan. Karena itu kami harus memenuhi kebutuhan dan memuaskan pelanggan dengan
memberikan pelayanan yang terbaik, dengan tetap memperhatikan kepentingan perusahaan, dengan dukungan SDM yang terampil,
ramah, senang melayani dan didukung teknologi yang unggul. 4.
Keteladanan : Kami sebagai panutan yang konsisiten bertindaka adil, bersikap
tegas dan berjiwa besar. Karena itu kami tidak memberikan toleransi terhadap tindakan-tindakan yang tidak memberikan keteladanan.
5. Penghargaan kepada SDM :
Kami menghargai SDM sebagai aset utama perusahaan karena itu kami selalu merekrut, mengembangkan dan mempertahankan
SDM berkualitas, kami memperlakukan pegawai berdasarkan
kepercayaan, keterbukaan, keadilan dan saling menghargai sebagai bagian dari perusahaan dan mengembangkan sikap kerjasama dan
kemitraan. Kami memberikan penghargaan berdasarkan hasil kerjasama individu dan kerjasama tim yang menciptakan sinergi
untuk kepentingan perusahaan.
b. Sepuluh sikap kerja
1. Fokus :
Memusatkan perhatian dan usaha untuk mencapai target kerja dan kepuasan pelanggan internal dan eksternal.
2. Antisipatif dan responsif :
Mengantisipasi peluang, tantangan dan bertindak cepat dalam merespon.
3. Koordinasi :
Saling bekerjasama dan mendukung untuk mencapai tujuan perusahaan.
4. Pemberdayaan :
Mendayagunakan potensi pegawai secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.
5. Pertanggungjawaban :
Bertanggungjawab atas resiko dan hasil kerja sesuai dengan bidangnya.
6. Keteladanan :
Memberi contoh yang baik didalam maupun diluar lingkup pekerjaan.
7. Efektif dan efisien :
Mencapai tujuan usaha denga memperhatikan biaya dan manfaat yang dihasilkan.
8. Kemauan berubah :
Tekad untuk berubah menjadi lebih baik dan mau mencoba hal- hal baru.
9. Peningkatan kemampuan :
Mengembangkan potensi sumberdaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
10. Konsisten :
Taat asas dalam melaksakan prosedur dan peraturan yang ada.
2.1.5. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja
Kedisiplinan adalah fungsi operatif dari manajemen sumberdaya manusia. Semakin baik tingkat disiplin karyawan maka
akan semakin tinggi prestasi yang akan dicapai. Davis 1985 mengemukakan bahwa “dicipline is management
action to enforce organization standards” atau disiplin kerja dapat
diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.
2. Jenis Disiplin Kerja
Mangkunegara 2001 menyebutkan terdapat dua bentuk disiplin kerja, yaitu sebagai berikut :
a. Disiplin Preventif
Adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan
oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Disiplin preventif merupakan suatu sistem
yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka
diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.
b. Disiplin Korektif