subsektor industri kecil dan menegah Provinsi Kalimantan Selatan mengalami pertumbuhan 23 persen dalam kurun waktu 5 tahun di Kalimantan Selatan.
Dengan pertumbuhan 23 persen ini, memperlihatkan bahwa hampir seperempat dari jumlah keseluruhan nilai produksi yang dihasilkan pada sektor industri
pengolahan adalah Industri Kecil dan Menengah IKM. Nilai ri didapat dari perhitungan selisih antara jumlah nilai produksi yang
dihasilkan oleh IKM Kain Batik Sasirangan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2009 dengan jumlah nilai produksi yang dihasilkan oleh IKM Kain Batik
Sasirangan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2005 dibagi dengan jumlah nilai produksi yang dihasilkan oleh IKM Kain Batik Sasirangan Provinsi Kalimantan
Selatan tahun 2005. Nilai ri yang diperoleh adalah
0,24
yang artinya telah terjadi pertumbuhan nilai produksi oleh IKM Sasirangan sebesar 24 persen dalam kurun waktu 5 tahun
2005-2009 di Provinsi Kalimantan Selatan. Artinya, dari jumlah keseluruhan nilai produksi yang dihasilkan oleh subsektor industri kecil dan menengah, IKM
Sasirangan berkontribusi sebesar 24 persen dalam menghasilkan produksinya outputnya.
5.5.2. Analisis Komponen Pertumbuhan Nilai Produksi Output
Komponen pertumbuhan wilayah dalam analisis Shift Share secara umum terdapat tiga komponen utama yaitu Pertumbuhan Regional PR, Pertumbuhan
Proporsional PP dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW. Pertumbuhan Regional PR dalam penelitian ini adalah kontribusi pertumbuhan nilai produksi
output di Kalimantan Selatan terhadap pertambahan nilai produksi output sektor industri pengolahan di Kalimantan Selatan. Sementara itu, Pertumbuhan
Proporsional PP menjelaskan proporsi pertumbuhan nilai produksi output sektor industri pengolahan Kalimantan Selatan terhadap pertambahan nilai
produksi output subsektor industri kecil dan menengah Kalimantan Selatan. Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW sendiri menerangkan nilai produksi output
IKM Sasirangan berdasarkan keunggulan wilayah di Kalimantan Selatan.
Tabel 5.25 Proporsi Pertumbuhan Nilai Produksi Output IKM Kain Sasirangan di Kalimantan Selatan
Jenis Usaha
PR PP
PPW Rp Juta
Rp Juta Rp Juta
IKM Sasirangan
7.509,89 12,64
6.453,52 10,86
292,60 0,49
Sumber: Disperindag Provinsi Kalimantan Selatan, 2010 diolah.
Komponen Pertumbuhan Regional PR merupakan hasil kali antara rasio jumlah nilai produksi yang dihasilkan oleh sektor industri pengolahan Provinsi
Kalimantan Selatan Ra dengan jumlah nilai produksi yang dihasilkan oleh IKM Sasirangan Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2005. Sektor industri
pengolahan mempunyai nilai Pertumbuhan Regional PR sebesar Rp 7.509,89 juta dengan kontribusi sebesar 12,64 persen. Komponen ini dapat terjadi karena
adanya perubahan kebijakan ekonomi oleh pemerintah daerah. Selain itu, dapat pula disebabkan oleh adanya perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi
perekonomian semua sektor di Provinsi Kalimantan Selatan. Komponen Pertumbuhan Proporsional PP didapat dari hasil kali antara
rasio jumlah nilai produksi yang dihasilkan IKM Sasirangan Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2005 dengan selisih antara Ri dan Ra. Subsektor industri kecil
dan menengah mempunyai nilai Pertumbuhan Proporsional PP sebesar Rp 6.453,52
juta dengan kontribusi sebesar 10,86 persen. Nilai PP yang lebih besar dari 0 nol menunjukkan bahwa subsektor IKM di Kalimantan Selatan
mengalami pertumbuhan yang cepat. Untuk komponen pertumbuhan pangsa wilayah, sektor yang memiliki nilai
PPWij 0 berarti sektor tersebut memiliki daya saing yang baik dibandingkan dengan subsektor-subsektor industri yang lain di kota atau kabupaten yang lain di
Provinsi Kalimantan Selatan, sedangkan untuk sektor yang memiliki PPWij 0 maka sektor tersebut tidak dapat bersaing dengan baik apabila dibandingkan
dengan wilayah lainnya. Tabel 5.25 menunjukkan bahwa IKM Sasirangan memiliki nilai PPW 0, yaitu Rp 292,60 juta dengan kontribusi sebesar 0,49
persen. Hal ini mengindikasikan bahwa IKM Sasirangan di Kalimantan Selatan mampu bersaing dengan subsektor industri yang lain di kota atau kabupaten lain
di Kalimantan Selatan dalam hal nilai hasil produksi. Dengan demikian berdasarkan Tabel 5.25, kegiatan IKM Sasirangan
menunjukkan kontribusi yang baik terhadap nilai produksi yang dihasilkan untuk sektor industri di Provinsi Kalimantan Selatan karena bernilai positif. Hal ini
disebabkan karena semakin bertambah banyaknya jumlah unit usaha IKM Sasirangan di Provinsi Kalimantan Selatan sebagai respon semakin banyaknya
peminat kain sasirangan baik di dalam maupun di luar wilayah Kalimantan Selatan sehingga perusahaan-perusahaan tersebut menghasilkan jumlah produksi
yang selalu meningkat di setiap tahunnya dan memberikan peluang bagi pengusaha untuk menginvestasikan dananya pada sektor ini.
Pertumbuhan Bersih PB nilai produksi diperoleh dari penjumlahan komponen nilai produksi yang dihasilkan Pertumbuhan Proporsional PP dan
komponen nilai produksi yang dihasilkan Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW sektor IKM Sasirangan. Pada Tabel 5.26 dapat dilihat bahwa perkembangan nilai
produksi yang dihasilkan oleh IKM Sasirangan pada tahun 2005-2009 bernilai PB 0, yaitu yang artinya pertumbuhan IKM Sasirangan dapat dikatakan termasuk ke
dalam kelompok progresif atau maju.
Tabel 5.26 Pertumbuhan Bersih PB Pertumbuhan Nilai Produksi IKM Sasirangan Tahun 2005-2009
Jenis Usaha PB
Rp Juta IKM Sasirangan
6.746,11 11,35
Sumber: Disperindag Provinsi Kalimantan Selatan, 2010 diolah.
5.5.3. Profil Pertumbuhan Indikator Kegiatan Ekonomi Industri Kecil dan Menengah Kain Batik Sasirangan
Evaluasi profil pertumbuhan IKM Kain Batik Sasirangan di Kalimantan
Selatan akan diperlihatkan pada gambar 5.10. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa IKM Kain Batik Sasirangan di Kalimantan Selatan akan ditempatkan pada
empat kuadran yang tersedia sesuai dengan pertumbuhan tenaga kerjanya dan pertumbuhan nilai produksinya.
Pada gambar 5.10, sumbu horizontal menggambarkan persentase perubahan komponen Pertumbuhan Proporsional PP, memperlihatkan nilai
pergeseran sektoral tenaga kerja dan jumlah produksi, sedangkan sumbu vertikal merupakan persentase Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW atau memperlihatkan
nilai keunggulan sektoral wilayah dalam menyerap tenaga kerja dan menghasilkan jumlah produksi.
Gambar 5.10 Profil Pertumbuhan Tenaga Kerja dan Nilai Produksi IKM Kain Sasirangan di Kalimantan Selatan Tahun 2005-2009
Pertumbuhan tenaga kerja pada IKM Kain Sasirangan berada pada Kuadran II. Ini menunjukkan bahwa IKM Kain Sasirangan di Kalimantan Selatan
memiliki pertumbuhan penyerapan tenaga kerja yang tergolong cepat dan progresif PP dan PB positif tetapi IKM Sasirangan ini mengalami penurunan
pergeseran penyerapan tenaga kerja dan berpindah ke sektor lainnya daya saing yang kurang baik jika dibandingkan dengan sektor yang sama di daerah lain PPW
negatif dan IKM Sasirangan tidak mempunyai keunggulan dalam penyerapan tenaga kerja bila dibandingkan dengan sektor yang sama di wilayah lainnya.
Sementara itu, dalam pertumbuhan nilai produksi IKM Sasirangan berada di kuadran I. Kuadran I merupakan kuadran dimana PP dan PPW sama-sama
bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa IKM Sasirangan di Kalimantan
-4.2567 0.4923
-5 -4
-3 -2
-1 1
2 4
6 8
10 12
P P
W PP
tenaga kerja nilai produksi
Kuadran I
Kuadran II
Selatan memiliki pertumbuhan nilai produksi yang cepat PP positif dan memiliki daya saing yang lebih baik dalam hal jumlah nilai produksi yang dihasilkan
dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya PPW positif. IKM Sasirangan juga mempunyai pergeseran nilai produksi yang tinggi dari sektor-sektor lainnya
dan mempunyai peningkatan keunggulan dalam menghasilkan nilai produksi di Kalimantan Selatan.
Pergeseran nilai produksi yang tinggi ini dapat disebabkan oleh meningkatnya permintaan dari para konsumen ataupun produksi dari beberapa
subsektor industri lainnya. Kapasitas produksi IKM Sasirangan ini dari tahun 2005 hingga 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp 14,25 milyar dari Rp 59,43
milyar menjadi Rp 73,68 milyar pada tahun 2009 BPS, 2010.
5.6. Analisis SWOT