Perkembangan Industri Sasirangan GAMBARAN UMUM

4.3. Perkembangan Industri Sasirangan

Industri Sasirangan dalam proses pengerjaannya selain dilakukan oleh pengrajin dan keluarga, juga melibatkan tenaga kerja dari masyarakat sekitar antara 5-200 orang. Perkembangan industri Sasirangan di Provinsi Kalimantan Selatan dari tahun 2004 hingga tahun 2010 mengalami peningkatan. Antara tahun 2009 sampai tahun 2010 terjadi eningkatan yang cukup pesat yaitu dari 40 unit menjadi 52 unit usaha. Perkembangan jumlah IKM Sasirangan ini rata-rata naik sebanyak 6 persen per tahun. Gambar 4.7 Perkembangan Jumlah Industri Sasirangan Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Selatan 2010, diolah. Penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar sebagai pengrajin industri Sasirangan, dari tahun 2004 hingga tahun 2009 juga mengalami kenaikan dalam trennya. Dapat dilihat pada gambar 4.8 dimana setiap tahunnya mengalami kenaikan rata-rata sebesar 8 persen per tahun. Gambar 4.8 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Industri Sasirangan Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Selatan 2010, diolah. 2.555 2.762 2.938 3.126 3.325 3.525 1.000 2.000 3.000 4.000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 J iw a Tahun 29 32 34 36 38 40 52 20 40 60 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Un it Us a h a Tahun Perkembangan nilai investasi industri Sasirangan dari tahun 2004 hingga 2009 mengalami kenaikan. Dari tahun 2004 sebesar Rp 14.433 milyar hingga oktober tahun 2009 mencapai Rp 18,431 milyar atau naik sebesar 4 persentahun. Gambar 4.9 Perkembangan Nilai Investasi Industri Sasirangan Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Selatan 2010, diolah. Nilai produksi industri Sasirangan dari tahun 2004 hingga tahun 2009 juga memiliki tren yang positif, dimana hingga oktober tahun 2009 mencapai Rp 73,686 milyar atau naik sebanyak 5,30 persen setiap tahunnya. Gambar 4.10 Perkembangan Nilai Produksi Industri Sasirangan Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Selatan 2010, diolah. Jumlah nilai bahan baku yang dibutuhkan industri Sasirangan selama tahun 2004 hingga 2009 juga mengalami kenaikan dan trennya positif, dimana hingga Agustus tahun 2009 nilai bahan baku mencapai Rp 41,487 milyar atau naik sebanyak 4,60 persen setiap tahunnya. 54.973 59.430 62.756 66.268 69.977 73.686 20.000 40.000 60.000 80.000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 M il y ar Tahun 14.433 15.603 16.253 16.931 17.636 18.341 5.000 10.000 15.000 20.000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 M ily a r Tahun Gambar 4.11 Perkembangan Nilai Bahan Baku Industri Sasirangan Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Selatan 2010, diolah. Berdasarkan data di atas, industri Kain Sasirangan sangatlah berkembang dan tumbuh pesat dari tahun ke tahun, baik dilihat dari sisi jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja, nilai investasi, nilai produksi, dan nilai bahan bakunya. Tidak heran dengan semakin berkembangnya IKM Kain Sasirangan ini menjadikanya salah satu sektor unggulan yang cukup berpengaruh terhadap perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan dan Kota Banjarmasin khususnya di sektor industri dan UMKM. 31.854 34.437 36.097 37.838 39.662 41.487 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 M ily a r Tahun

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Lingkungan Strategis dan Kecenderunganya

Perkembangan industri Kain Sasirangan baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi perkembangan lingkungan strategis. Dengan demikian faktor-faktor lingkungan pada tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia maupun global, serta kecenderungannya perlu dikaji dan dipertimbangkan dengan baik. Kemajuan industri Kain Sasirangan yang dicita-citakan dan ditumbuh kembangkan harus mengakomodasi aspirasi dan harapan rakyat banyak yang tentunya tidak dapat lepas dari persaingan serta pasang surutnya perekonomian Indonesia dan global. Apabila keadaan lingkungan telah diantisipasi, diharapkan industri Kain Sasirangan mampu mempertahankan eksistensinya dan dapat tumbuh di lingkungan dan iklim persaingan ekonomi global yang makin tajam.

5.1.1. Lingkungan Provinsi Kalimantan Selatan

Lingkungan Provinsi Kalimantan Selatan tidak terlepas dari pengaruh lingkungan nasional yang telah mengalami banyak perubahan pada kehidupan sosial, ekonomi maupun politik. Di bawah ini beberapa hal yang penting untuk menjadi pertimbangan, yaitu: a. Perubahan Sistem Pemerintah Daerah Dengan terjadinya perubahan sentralistik menjadi desentralistik membuat perhatian masyarakat di euforia demokrasi ini prioritasnya bergeser pada politik daerah sehingga kecenderungan yang terjadi adalah perhatian masyarakat kepada politik daerah lebih utama dengan ini terlihat