perekonomian masyarakat bersangkutan. Sektor-sektor tersebut tidak dapat mengekspor produknya, ruang lingkup dan daerah pasar bersifat
lokal. Secara implisit pembagian perekonomian regional yang dibagi menjadi dua sektor tersebut terdapat hubungan sebab-akibat dimana
keduanya menjadi pijakan dalam membentuk teori basis ekonomi. Bertambahnya kegiatan basis di suatu daerah akan menambah arus
pendapatan ke dalam daerah yang bersangkutan sehingga menambah permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, akibatnya akan menambah volume
kegiatan bukan basis. Sebaliknya semakin berkurangnya kegiatan basis akan menurunkan permintaan terhadap produk dari kegiatan bukan basis yang berarti
berkurangnya pendapatan yang masuk ke daerah yang bersangkutan. Dengan demikian kegiatan basis mempunyai peran sebagai penggerak utama.
2.3.2. Sektor Prioritas
Perkembangan suatu wilayah tidak akan pernah lepas dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di wilayah tersebut. Agar pelaksanaan
pembangunan dapat berjalan dengan baik maka perlu adanya sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam pembangunan. Kriteria penetapan sektor-sektor yang
menjadi prioritas dalam pembangunan dapat dilihat dari tiga sisi Arsyad, 1999 yaitu:
1. Dari sisi ekonomi dengan melihat sektor-sektor yang ada pada produk domestik regional bruto PDRB.
2. Dari sisi kebijaksanaan yang ada di suatu wilayah. 3. Dari sisi kesejahteraan masyarakat.
Suatu sektor dapat menjadi prioritas karena sektor tersebut memang menpunyai kontribusi yang besar merupakan sektor unggulan bagi suatu
wilayah atau bisa jadi suatu sektor menjadi prioritas karena sektor tersebut terbelakang.
2.3.3. Sektor Unggulan
Sektor unggulan adalah sektor yang salah satunya dipengaruhi oleh keberadaan faktor anugerah endowment factor. Selanjutnya faktor ini
berkembang lebih lanjut melalui kegiatan investasi dan menjadi tumpuan kegiatan ekonomi. Sektor unggulan adalah satu grup sektorsubsektor yang mampu
mendorong kegiatan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan di suatu daerah terutama melalui produksi, ekspor dan penciptaan lapangan pekerjaan sehingga
identifikasi sektor unggulan sangat penting terutama dalam rangka menentukan prioritas dan perencanaan pembangunan ekonomi didaerah Arsyad, 1999.
Manfaat mengetahui sektor unggulan yaitu mampu memberikan indikasi bagi perekonomian secara nasional dan regional. Sektor unggulan dipastikan
memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama adanya faktor pendukung terhadap sektor
unggulan tersebut yaitu akumulasi modal, pertumbuhan tenaga kerja yang terserap, dan kemajuan teknologi technological progress. Penciptaan peluang
investasi juga dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Sektor unggulan yang diukur
dengan analisis Location Quotient LQ memiliki kesamaan dengan sektor
ekonomi basis yang pertumbuhannya menentukan pembangunan menyeluruh suatu daerah.
Kriteria sektor unggulan akan sangat bervariasi. Menurut Sambodo dalam Usya 2006, hal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam
perekonomian daerah, diantaranya: 1.
Sektor unggulan tersebut memiliki laju pertumbuhan yang tinggi 2.
Sektor unggulan tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang relatif besar.
3. Sektor unggulan tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi
baik ke depan maupun ke belakang. 4.
Sektor unggulan tersebut mampu menciptakan nilai tambah yang tingi. Untuk menetapkan sektor unggulan di masing-masing provinsi, digunakan
pula beberapa kriteria yang lain sehingga sektor tersebut bisa dikatakan sebagai sektor unggulan, yaitu :
1. Sumbangan sektor produksi tersebut pada total output di masing-masing propinsi share output.
2. Sumbangan sektor tersebut terhadap nilai tambah bruto pendapatan regional di masing-masing propinsi share PDRB.
3. Daya penyebaran DP dan derajat kepekaan DK, yang merupakan keterkaitan sektoral ke hulu dan ke hilir forward dan backward linkages
terhadap sektor produksi lainnya. 4. Nilai multiplier output, multiplier nilai tambah bruto, dan multiplier tenaga
kerja.
5. Prospek sektor tersebut di masa yang akan datang, dengan melihat potensi masing-masing propinsi dan rata-rata pertumbuhan sektor tersebut dengan
mempertimbangkan kondisi daerah atau propinsi masing-masing.
2.4. Usaha Kecil dan Menengah UKM