mempresentasikan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Provinsi Kalimantan Selatan. Nilai Ra sendiri menjelaskan
pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan Provinsi Kalimantan Selatan.
5.4.1. Rasio Indikator Kegiatan Ekonomi
Indikator kegiatan ekonomi pada penelitian ini yaitu penyerapan tenaga kerja dari subsektor industri Kain Batik Sasirangan. Rasio kegiatan ekonomi
terbagi dalam tiga bentuk nilai, yaitu Ra, Ri dan ri. Semakin tinggi nilai rasio yang didapat menunjukkan tingginya tingkat pertumbuhan yang terjadi pada
Industri Kecil dan Menengah Kain Batik Sasirangan di Provinsi Kalimantan Selatan. Ketiga nilai tersebut diperoleh dari perhitungan jumlah penyerapan
tenaga kerja pada sektor industri pengolahan, subsektor industri kecil dan menengah, dan IKM Kain Batik Sasirangan Provinsi Kalimantan Selatan yang
dibandingkan pada dua titik waktu, yaitu tahun awal pada tahun 2005 dan tahun akhir 2009.
Tabel 5.21 Rasio Penyerapan Tenaga Kerja IKM Sasirangan di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2009 Nilai Ra, Ri, dan ri
Jenis Usaha Rasio Indikator Kegiatan Ekonomi
Ra Ri
ri IKM Kain Batik Sasirangan
0,25 0,32
0,27 Sumber: Disperindag Provinsi Kalimantan Selatan, 2010 diolah.
Nilai Ra diperoleh dari selisih antara jumlah tenaga kerja yang diserap sektor industri pengolahan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2009 dengan
jumlah tenaga kerja yang diserap sektor industri pengolahan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2005 dibagi dengan jumlah tenaga kerja yang diserap sektor industri
pengolahan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2005. Pada Tabel 5.21 nilai Ra adalah sebesar 0,25. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan penyerapan tenaga
kerja sektor industri pengolahan Provinsi Kalimantan Selatan meningkat 25 persen dari tahun 2005 sampai tahun 2009.
Nilai Ri diperoleh dari hasil perhitungan selisih antara jumlah tenaga kerja yang diserap subsektor industri kecil dan menengah Provinsi Kalimantan Selatan
tahun 2009 dengan jumlah tenaga kerja yang diserap subsektor industri kecil dan menengah Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2005 dibagi dengan jumlah tenaga
kerja yang diserap subsektor industri kecil dan menengah Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2005.
Subsektor industri kecil dan menegah Provinsi Kalimantan Selatan memiliki nilai Ri yang positif yaitu sebesar 0,32. Hal ini mengindikasikan subsektor
industri kecil dan menegah Provinsi Kalimantan Selatan mengalami pertumbuhan 32 persen dalam kurun waktu 5 tahun di Kalimantan Selatan. Dengan
pertumbuhan 32 persen ini, memperlihatkan bahwa hampir sepertiga dari jumlah keseluruhan tenaga kerja yang diserap pada sektor industri pengolahan adalah
Industri Kecil dan Menengah IKM. Nilai ri didapat dari perhitungan selisih antara jumlah tenaga kerja yang
diserap IKM Kain Batik Sasirangan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2009 dengan jumlah tenaga kerja yang diserap IKM Kain Batik Sasirangan Provinsi
Kalimantan Selatan tahun 2005 dibagi dengan jumlah tenaga kerja yang diserap IKM Kain Batik Sasirangan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2005. Nilai ri
yang diperoleh adalah 0,27 yang artinya telah terjadi pertumbuhan penyerapan
tenaga kerja oleh IKM Sasirangan sebesar 27 persen dalam kurun waktu 5 tahun 2005-2009 di Provinsi Kalimantan Selatan. Artinya, dari jumlah keseluruhan
tenaga kerja di subsektor industri kecil dan menengah, IKM Sasirangan berkontribusi sebesar 27 persen dalam penyerapan tenaga kerja.
5.4.2. Analisis Komponen Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja