terhadap budaya bangsa, dengan menjaga kelestarian kekayaan asli masyarakat Kalsel.
3. Agar semakin diminati pasar, produsen kain Sasirangan harus terus
berinovasi, baik dari bahan dasar yang digunakan, warna, hingga motif sehingga Sasirangan terus diminati karena kualitas dan inovasinya.
Ancaman Threaths 1.
Saat ini kegelisahan dialami para pengrajin Sasirangan karena membanjirnya sasirangan printing. Harganya lebih murah, proses produksi
lebih cepat dan beragam motif, membuatnya lebih menguasai pasar.
2. Kain Sasirangan printing tidak hanya berasal dari china saja tetapi juga
dari Pulau Jawa, yaitu dari Pekalongan, Surabaya, dan Bandung.
5.6.1.3. Tenaga Kerja dan Produksi
Kekuatan Strengths 1.
Bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan swasta seperti PT Jorong Barutam Greston JBG membuat program pengembangan keterampilan
membuat kain Sasirangan bagi masyarakat yang berada di ring desa binaan CD JBG. Pemberian pelatihan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan
keahlian masyarakat sekitar tambang dengan tetap memperhatikan potensi dan karakteristik lokal.
2. Komunitas pengrajin Kain Sasirangan Banjar mendirikan Telecenter.
Bekerjasama dengan BPPT, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Provinsi Kalimantan Selatan
melaksanakan pelatihan
pengembangan SDM untuk mengelola Telecenter Sasirangan Banjar.
Telecenter merupakan tempat bagi masyarakat untuk melakukan empowering
pemberdayaan melalui sarana teknologi informasi dan komunikasi. Melalui pelatihan ini diharapkan pengembangan terhadap
produk sasirangan ini akan terus berlangsung dan semakin kreatif. Selain itu promosi produk kain sasirangan juga akan semakin berkembang dan
pelaku pengrajin dapat menciptakan produk-produk yang lebih inovatif sekaligus memasarkannya dengan memanfaatkan teknologi informasi
untuk mengakses informasi, berkomunikasi, promosi produk, berjaringan sosial dan menambah pengetahuan komunitas.
Kelemahan Weaknesses 1.
Terbatasnya SDM yang berkualitas dikarenakan yang mampu membuat dan mengerjakan Sasirangan hanya pengrajinnya saja, tenaga kerja yang
lain hanya mampu untuk melukis, menjahit, mewarnai, melepas jahitan, mencuci dan menyeterika saja. Para tenaga kerja yang usahanya masih
kecil berupah minim berbeda dengan para pengrajin yang berskala besar. Peluang Opportunities
- Ancaman Threaths
-
5.6.1.4. Regulasi Pemerintah
Kekuatan Strengths 1.
Tampilan kota Banjarmasin lebih meriah karena di setiap sudut kota Seribu Sungai itu dihiasi dengan motif sasirangan. Tujuan dari kegiatan ini
adalah selain membuat kota Banjarmasin semakin berwarna dan memperindah pemandangan, tetapi juga untuk memperkenalkan kain
sasirangan kepada turis yang berkunjung ke Banjarmasin sehingga Banjarmasin juga bisa dikenali dengan ikon sasirangan tidak hanya
bekantan. 2.
Selalu digelar kegiatan-kegiatan untuk mencintai sasirangan oleh pemerintah, dinas pariwisata dan kebudayaan, disperindag, instansi sosial,
swasta, institusi-institusi pendidikan, seperti lomba peragaan busana bercorak sasirangan, lomba mendesain busana dengan motif sasirangan,
dan lain-lain. 3.
Penegasan bahwa sasirangan adalah milik warga Kalsel dilakukan Pemprov Kalsel dengan mendaftarkan motif kain tersebut ke Direktorat
Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual HAKI untuk dipatenkan. Baru 17 motif dari ratusan motif yang biasa dibuat pengrajin tradisonal
sasirangan yang didaftarkan. Rencananya Pemprov akan mendaftarkan lagi sejumlah motif sasirangan. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi
pengakuan dari negara atau daerah lain. Selain itu, berdasarkan penelitian oleh Bank Indonesia mengenai pengembangan komoditas unggulan
UMKM di Kalimantan Selatan didapat hasil bahwa Kain Batik Sasirangan menjadi KPJU KomoditiProdukJenis Usaha unggulan yang ketiga
untuk lintas sektor di bawah komoditi Karet Sektor Perkebunan dan Mebel Sektor Perdagangan dan menjadi peringkat pertama untuk sektor
industri. Penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya, yaitu Penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan daya saing produk.
Kelemahan Weaknesses 1.
Ada kendala yang dialami perajin dalam mendaftarkan motif sasirangan ke dirjen Haki, yaitu untuk memperoleh perizinan mereka harus memenuhi
beberapa persyaratan dan itu yang tidak bisa dipenuhi mereka. Sehingga hanya beberapa motifcorak saja yang sudah didaftarkan ke Ditjen HAKI,
walau begitu Pemerintah Daerah akan berusaha supaya semua motif yang ada sekarang bisa didaftarkan dan dipatenkan.
Peluang Opportunities 1.
Bank Indonesia merasa perlu untuk memberdayakan UMKM Sasirangan dengan cara penguatan modal melalui peningkatan fungsi intermediasi
perbankan. Salah satu kegiatan fasilitas yang dilakukan BI yaitu menyediakan informasi sektor usaha atau komoditas potensial yang layak
dibiayai oleh perbankan lending model. Lending model pola pembiayaan tersebut bukan hanya hasil kajian yang berisi informasi aspek
keuangan kelayakan usaha, tetapi juga meliputi aspek pemasaran, teknik produksi, dampak ekonomi sosial dan lingkungan, serta aspek usaha
lainnya. Melalui lending model kerajinan sasirangan ini diharapkan dapat membantu mengangkat industri khas daerah sehingga mampu
meningkatkan daya saing produk serta lebih memasyarakat. 2.
Pemerintah Kota Banjarmasin telah memberlakukan Kain Sasirangan sebagai pakaian seragam pegawai negeri sipil dan siswa-siswi sekolah di
daerah Kalimantan Selatan. Jadi, di hari tertentu mereka memakai seragam dengan motif Sasirangan sebagai wujud kecintaan dan melestarikan
budaya asli Kalsel. Ancaman Threaths
-
Berikut ini identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman lain yang dihadapi IKM Sasirangan:
Industri Kain Batik Sasirangan dalam proses pengerjaannya selain dilakukan oleh pengrajin dan keluarga, juga melibatkan tenaga kerja dari
masyarakat sekitar 5 hingga 200 orang. Perkembangan industri Sasirangan ini juga terlihat dari tahun 2005 hingga agustus tahun 2009 mencapai 40 unit usaha
tahun 2010 sudah 52 unit usaha atau naik sebanyak 6 persentahun yang mampu menyerap tenaga kerja sebagai karyawan atau sebagai pengrajin mencapai 7.403
orang atau naik 8 persentahun, nilai investasi naik sebanyak 4 persentahun, nilai produksi naik sebanyak 5,30 persen dan untuk nilai bahan baku naik sebanyak
4,60 persen kemudian nilai tambah naik sebesar 6,21 persentahun Tabel 5.28.
Tabel 5.28 Perkembangan Industri Kain Sasirangan
No. Uraian
2004 2005
2006 2007
2008 2009
1. Unit Usaha
29 32
34 36
38 40
2 Tenaga Kerja orang
2.555 2.762
2.938 3.136
3.325 3.525
3. Nilai Investasi Rp
14.433 15.603 16.253
16.931 17.636 18.341
4. Nilai Produksi Rp
54.973 59.430 62.756
66.268 69.977 73.686
5. Nilai Bahan Baku Rp
31.854 34.437 36.097
37.838 39.662 41.487
6. Nilai Tambah Rp
23.134 25.010 26.666
28.432 31.314 32.197
Keterangan : No 3-6 dalam 000.000 Sumber: Disperindag Provinsi Kalimantan Selatan, 2010.
Motif Batik Sasirangan mempunyai lebih dari 25 motif dan beberapa diantaranya telah didaftarkan ke Dirjrn HAKI. Ini dilakukan agar motif-motif
tersebut tidak ditiru oleh pihak-pihak, daerah atau negara lain dan menjelaskan bahwa Sasirangan merupakan kekayaan dan budaya asli Kalimantan Selatan yang
sudah turun temurun dari nenek moyang untuk terus dikembangkan dan dijaga kelestariannya.
Adanya perhatian pemerintah daerah dengan dibukanya Show room hasil kerajinan dalam pengelolaan Dekranasda provinsi Kalimantan Selatan. Bahkan
beberapa pengrajin Kain Sasirangan telah menikmati pinjaman pihak ketiga bagi pengembangan showroom nya. Beberapa pengrajin melakukan pemasaran lewat
internet dan membuka website, sehingga informasi dan pembelanjaan dapat diakses oleh pengguna internet.
Berikut beberapa kekuatan lainnya yang dimiliki IKM Sasirangan, yaitu : Semua IKM sasirangan sudah memiliki surat izin pendirian usaha; Kelebihan
produk sasirangan terletak pada motifcoraknya yang berbeda dengan jenis batik dari daerah lainnya; Pemerintah daerah memberikan bantuan dalam bentuk
subsidi UKM berupa modal usaha dan gerobak, mengadakan pelatihan-pelatihan dalam pewarnaan, motif, dan desain, mengadakan pameran-pameran, dan
dibentuknya suatu sentra sasirangan kampung sasirangan; kontribusi IKM sasirangan terhadap perekonomian provinsi Kalimantan Selatan khususnya sektor
UKM yaitu membuka lapangan pekerjaan, dan menarik wisatawan berkunjung ke Banjarmasin untuk melihat dan membeli Batik Sasirangan.
Sektor industri terjadi kecenderungan penurunan dalam beberapa tahun belakanan ini, walaupun masih tetap dominan sebagai penggerak perekonomian
Kalimantan Selatan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari pengaruh ekonomi global saat ini yang menyebabkan berbagai sektor industri mengalami perlambatan
pertumbuhan dan kesulitan dalam operasional kegiatannya, begitu juga yang terjadi dengan IKM Kain Sasirangan.
Untuk mendapatkan bahan baku yang lebih murah maka pembelian bahan baku yang sesuai keinginan pengrajin dilakukan di pulau Jawa. Pembuatan
gambar pola banyak yang hanya dikuasai oleh pemilik usaha atau pengrajin, dimana 1 industri hanya memiliki 1 tenaga yang mampu menggambar pola.
Proses pencelupan menggunakan air yang dimasak terlebih dahulu, baru dicampur dengan bahan pewarna, dimana pemasakan air menggunakan minyak tanah.
Pengrajin membeli minyak tanah untuk memasak air dilakukan setiap hari lebih dari 1 kali kepada pedagang minyak tanah keliling karena tidak mempunyai
tempat penyimpanan minyak tanah yang memadai sehingga bila terjadi hambatan pada pedagang keliling hujan atau minyak tanah sulit didapat di pasar, maka
terjadi gangguan proses produksi kain Sasirangan. Kontrol perataan warna kurang baik karena penerangan tempat pemasakan
dan proses pencelupan dapur cahayanya kurang. Untuk menjaga warna kontrasnya warna, maka pewarna hanya digunakan 1 kali proses pencelupan dan
air pewarna bekas pencelupan dibuang sehinga menimbulkan biaya tinggi dip roses pewarnaan. Pengeringan hasil pencelupan menggunakan cara konvensional,
dijemur pada tali jemuran dan tidak terkena matahari, agar warna tidak cepat memudar.
Terjadinya bajak membajak tenaga kerja lepas atau perajut antar pengrajin dengan memberikan upah yang lebih tinggi ketika pesanan tinggi biasanya
menjelang hari raya Idul fitri, namun hal ini hanya bersifat sementara dimana bila terjadi hal demikian pengraijn awal sudah tidak mau pakai tenaga kerja yang
dibajak, akibatnya muncul pengangguran baru. Belum semua industri Kain Sasirangan mengolah pembuangan limbah
hasil pencelupan karena sebagian besar pengrajin membuang limbah ke saluran buang masyarakat umum sehingga air limbah mengalir dan mencemari sungai-
sungai di sekitar lokasi pengrajin. Selain itu, hambatan dan kelemahan lainnya yaitu dalam permodalan, dimana proses yang sedikit lambat, tidak ada jaminan
dalam peminjaman modal, tingkat suku bunga yang tinggi, dan prosedur peminjaman di bank yang cukup rumit.
Bagi provinsi Kalimantan Selatan masalah pokok yang sedang dihadapi oleh IKM Sasirangan yaitu: Pertama, ketergantungan yang tinggi dari Pulau Jawa
terhadap bahan baku, bahan penunjang, barang setengah jadi maupun komponen. Kedua, keterkaitan antar sektor industri dan industri Kain Sasirangan dengan
sektor ekonomi lainnya masih lemah. Ketiga, kurang lebih 90 kegiatan sektor industri tekstil terletak di pulau Jawa. Keempat, masih lemahnya peranan
kelompok industri kecil dan menengah IKM dalam sektor perekonomian. Agar industri Kain Sasirangan proses produksinya efisien, maka perlu dibuat industri
pendukung lainnya, misalnya didirikan industri tekstil berupa pabrik pembuatan benang dan pabrik pembuatan kain sehingga pengrajin tidak perlu membeli bahan
baku di pulau Jawa. IKM sasirangan menjual produknya dengan membuka toko sendiri, outlet,
dan mendistribusikannya di toko-toko yang lebih besar konsinyiasi. Dipilihnya tempat tersebut karena pemasaran mudah dilakukan, terjangkau konsumen, dan
dekat dengan proses produksi. Prospek kain sasirangan untuk 1-3 tahun ke depan dapat berkembang pesat karena dapat bersaing dengan produk lain, pemerintah
sangat memperhatikan perkembangan Batik Sasirangan dengan menonjolkan sasirangan sebagai produk khas asli Kalimantan Selatan, banyak peminatnya baik
dari dalam maupun luar Kalimantan Selatan, dan desain motif yang semakin bagus dan beraneka ragam. Seiring dengan kesadaran masyarakat Kalimantan
Selatan agar dapat melestarikan warisan budaya daerah. Peluang lainya yaitu produk yang paling banyak diminati yaitu bahan
kain sasirangan itu sendiri, IKM Sasirangan dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak serta teknologi di masa sekarang yang suduh cukup canggih
sehingga dapat dimanfaatkan dalam pengembangan IKM Sasirangan. Negara Cina, Jepang, Korea, dan Thailand adalah pesaing yang cukup
berat dalam industri tekstil modern yang bukan mustahil akan melakukan tindakan peniruan secara modern. Belum lagi Malaysia yang rajin mengambil produk
Indonesia, kemudian diakui sebagai karya mereka dan langsung dipatenkan sebagai produk asli mereka.
Semakin meningkatnya harga bahan baku terlebih lagi bahan baku pewarna yang perkembangan harganya terus meningkat akan membuat produksi
kain Sasirangan naik, sehingga mendorong harga jual kain Sasirangan meningkat yang pada akhirnya harg ajual tidak kompetitif. Begitu juga dengan harga kapas
dunia yang semakin tinggi, kapas merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan oleh para pengrajin kain Sasirangan dalam produksi mereka. Kapas
menjadi bahan baku untuk jenis kain Sasirangan yang terbuat dari katun.
5.6.2. Berdasarkan Data Primer