Gambar 3.1 Alur Metode Analisis Penelitian
3.4.1. Analisis Location Quotient LQ
Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi internal yang dimiliki suatu daerah yaitu sektor-sektor mana yang merupakan sektor basis
basic sector dan sektor mana yang bukan sektor basis non basic sector. Pada
dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan satu sektor antara daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada
daerah yang lebih luas atau digunakan juga untuk membandingkan pendapatan antara sektor i pada daerah bawah terhadap pendapatan total semua sektor di
daerah bawah dengan pendapatan di sektor i pada daerah atas terhadap pendapatan total semua sektor di daerah atasnya. Rumus LQ dapat dituliskan :
Keterangan : Sib = Pendapatan sektor i pada daerah bawah Kota Banjarmasin
Analisis SWOT
Strategi pengembangan IKM Sasirangan di kota Banjarmasin berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal yang dimiliki oleh usaha kerajinan Kain Sasirangan
Analisis Shift Share SS
Peran dan kontribusi IKM Sasirangan terhadap perekonomian Kota Banjarmasin terhadap penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan nilai produksioutput
Analisis Loqation Quotient LQ
Sektor-sektor basis di kota Banjarmasin Sektor industri pengolahan merupakan
sektor basisnon basis di kota Banjarmasin
Sb = Pendapatan total semua sektor daerah bawah Kota Banjarmasin Sia = Pendapatan sektor i pada daerah atas Provinsi Kalimantan Selatan
Sa = Pendapatan total semua sektor daerah atas Provinsi Kalimantan Selatan
Jika nilai LQ 1 maka sektor i dikategorikan sebagai sektor unggulan atau sektor basis dan berpotensi untuk ekspor, artinya peranan suatu sektor dalam
perekonomian Kota Banjarmasin lebih besar daripada sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan. Sebaliknya apabila nilai LQ 1
maka sektor i dikategorikan sebagai sektor non-unggulan atau sektor non basis, artinya peranan sektor tersebut dalam perekonomian Kota Banjarmasin lebih kecil
daripada peranan sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan. Teknik ini memiliki asumsi bahwa semua penduduk di suatu daerah
mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan nasional regional. Bahwa produktivitas tiap pekerja di setiap sektor industri di daerah
adalah sama dengan produktivitas pekerja dalam industri nasional. Setiap industri menghasilkan barang yang homogen pada setiap sektor, dan bahwa perekonomian
bangsa yang bersangkutan adalah suatu perekonomian tertutup. Dengan teknik kuantitatif ini, kita dapat menentukan kapasitas ekspor
perekonomian daerah dan derajat kemandirian suatu sektor. Dalam LQ, kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu Tri Widodo, 2006 :116 :
1. Kegiatan industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang bersangkutan. Industri ini dinamakan industry basic.
2. Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah tersebut. Jenis ini dinamakan industry non basic atau industri lokal.
Digunakan analisis LQ karena analisis ini memiliki kelebihan-kelebihan. Kelebihan analisis LQ antara lain merupakan alat analisis sederhana yang dapat
menunjukkan struktur perekonomian suatu daerah dan industri substitusi impor potensial atau produk-produk yang bias dikembangkan untuk ekspor dan
menunjukkan industri-industri potensial sektoral untuk dianalisis lebih lanjut. Sedangkan kelemahannya antara lain merupakan indikator kasar yang deskriptif,
merupakan kesimpulan sementara dan tidak memperhatikan struktur ekonomi setiap daerah. Ini mengingat bahwa hasil produksi dan produktivitas tenaga kerja
di setiap daerah adalah berbeda, juga adanya perbedaan sumber daya yang bias dikembangkan di setiap daerah.
3.4.2. Analisis Shift Share SS