V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Lingkungan Strategis dan Kecenderunganya
Perkembangan industri Kain Sasirangan baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi perkembangan lingkungan strategis. Dengan demikian
faktor-faktor lingkungan pada tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia maupun global, serta kecenderungannya perlu dikaji dan dipertimbangkan dengan
baik. Kemajuan industri Kain Sasirangan yang dicita-citakan dan ditumbuh kembangkan harus mengakomodasi aspirasi dan harapan rakyat banyak yang
tentunya tidak dapat lepas dari persaingan serta pasang surutnya perekonomian Indonesia dan global. Apabila keadaan lingkungan telah diantisipasi, diharapkan
industri Kain Sasirangan mampu mempertahankan eksistensinya dan dapat tumbuh di lingkungan dan iklim persaingan ekonomi global yang makin tajam.
5.1.1. Lingkungan Provinsi Kalimantan Selatan
Lingkungan Provinsi Kalimantan Selatan tidak terlepas dari pengaruh lingkungan nasional yang telah mengalami banyak perubahan pada kehidupan
sosial, ekonomi maupun politik. Di bawah ini beberapa hal yang penting untuk menjadi pertimbangan, yaitu:
a. Perubahan Sistem Pemerintah Daerah
Dengan terjadinya perubahan sentralistik menjadi desentralistik membuat perhatian masyarakat di euforia demokrasi ini prioritasnya
bergeser pada politik daerah sehingga kecenderungan yang terjadi adalah perhatian masyarakat kepada politik daerah lebih utama dengan ini terlihat
dimulai dari tingkat provinsi, kabupaten hingga kelurahan berkeinginan dilakukan reformasi politik yang akhirnya perhatian, potensi daya dan
dana terkosentrasi untuk mewujudkan perubahan ini. b.
Perubahan Perekonomian Daerah Kalimantan Selatan Secara umum, kondisi perekonomian Kalimantan Selatan pada
tahun anggaran 2008 memberikan harapan dan melegakan. Pertumbuhan ekonomi tahun 2008 mencapai 6,23 persen lebih tinggi dibandingkan
tahun 2007 sebesar 6,01 persen bahkan naik secara signifikan bila dibandingkan pertumbuhan ekonomi rata-rata Kalimantan Selatan tahun
2006 yang hanya berada di kisaran 4,86 persen BPS, 2008. Artinya, ekonomi daerah berjalan dinamis serta kesempatan kerja terus tercipta
sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi yang bergerak positif. Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2008 ditandai dengan beberapa
sektor yang dominan dalam PDRB yaitu: Pertanian, Pertambangan dan penggalian, Perdagangan, hotel, dan restoran, serta Industri pengolahan.
Secara umum pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan merupakan salah satu sektor dominan dengan
kontribusi sebesar
22,15
persen dari PDRB tahun 2008 Tabel 5.1. Khusus subsektor padi sawah, produksi padi yang ada makin menempatkan posisi
Provinsi Kalimantan Selatan sebagai salah satu daerah penyangga produksi padi nasional. Produksi padi Provinsi Kalimantan Selatan tahun
2008 mencapai 1.977.789 ton dan produksi beras mengalami surplus sebanyak 636.000 ton BPS Kalsel. Keberhasilan Kalimantan Selatan
dalam produksi padi selain mampu memenuhi kebutuhan lokal, juga dapat
membantu daerah tetangga dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka. Atas keberhasilan pembangunan pertanian, maka Pemerintah Pusat telah
memberikan sejumlah penghargaan Ketahanan Pangan kepada Gubernur dan beberapa Bupati lainnya di Kalimantan Selatan.
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran adalah sektor yang secara signifikan menunjukkan kenaikan positif dalam kontribusi PDRB
Kalimantan Selatan dalam 3 tahun terakhir ini. Walaupun krisis finansial global sudah dirasakan dampaknya di berbagai penjuru dunia, sektor
industri masih mampu memberikan kontribusi terhadap PDRB Kalimantan Selatan di atas dua digit yaitu sebesar
10,31
persen. Sektor industri masih tetap dominan tetapi memiliki kecenderungan penurunan dalam beberapa
tahun terakhir. Untuk itu, banyak hal yang harus dibenahi termasuk di dalamnya perlu kebijakan yang lebih terintegrasi dan langkah yang tepat
agar kontribusi sektor ini tidak makin melemah.
Tabel 5.1 Distribusi Persentase PDRB Tanpa Migas menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2008-2009
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan, 2009.
Lapangan Usaha 2008
2009
01. Pertanian 22,15
22,34 02. Pertambangan dan Penggalian
21,73 21,06
03. Industri Pengolahan 10,31
9,87 04. Listrik, Gas dan Air Bersih
0,56 0,58
05. Bangunan 6,25
6,23 06. Perdagangan, Restoran dan Perhotelan
14,95 15,00
07. Pengangkutan dan Komunikasi 9,17
9,23 08. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
4,80 5,02
09. Jasa-jasa 10,07
10,69
PDRB Tanpa Migas 100,00
100,00
Ketika krisis finansial terjadi di tahun 2008, Provinsi Kalimantan Selatan masih berada dalam situasi yang prospektif dan memberikan
harapan besar bagi berlangsungnya kegiatan investasi, ekonomi riil, dan pelayanan dasar bagi masyarakat luas. Ekspor Kalimantan Selatan tahun
2008 memiliki nilai realisasi US 7.864.343.680 lebih besar dibandingkan tahun 2007 yang mencapai angka US 2.913.524.650 Tabel 5.2.
Kemajuan ekspor yang didominasi oleh produk pertambangan, karet alam, CPO, dan produk lainnya.
Tabel 5.2 Realisasi Ekspor menurut Komoditi Tahun 2007-2008
Jenis Komoditi Nilai 000 US
2007 2008
Karet Alam 144.761,96
163.511,59 Produk Kayu
452.613,54 279.758,61
Produk Rotan 8.011,43
7.648,07 Produk Perikanan
17.067,56 7.078,07
Produk Tambang 2.158.949,71
3.388.399,00 Produk Lainnya
132.120,38 4.017.948,34
Jumlah 2.913.524.65
7.864.343,68
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan, 2009.
Nilai ekspor Kalimantan Selatan bulan Desember 2010 mencapai 630,61 juta US atau naik sebesar 17,61 persen dibanding ekspor
November 2010 yang hanya sebesar 536,18 juta US Tabel 5.3. Secara kumulatif nilai ekspor Kalimantan Selatan bulan Januari
– Desember 2010 mencapai 6.373,34 juta US, naik sebesar 14,15 persen bila dibandingkan
dengan periode yang sama pada tahun 2009 yaitu sebesar 5.583,42 juta US BPS, Provinsi Kalimantan Selatan.
Jadi, komoditi Kalimantan Selatan bisa bersaing di pasar internasional dan sebagai penghasil devisa.
Tabel 5.3 Nilai Ekspor Kalimantan Selatan Tahun 2010
Bulan Nilai Ekspor Us
Januari 671,789,482
Pebruari 574,223,809
Maret 591,913,510
April 566,837,065
Mei 466,017,740
Juni 522,010,188
Juli 449,425,320
Agustus 511,041,557
September 403,339,919
Oktober 449,950,666
November 536,184,640
Desember 630,609,807
TOTAL 6,373,343,703
angka sementara. Sumber : BPS Prov. Kalimantan Selatan, 2010.
Tahun 2008 telah dilakukan penandatanganan rencana investasi baik dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN senilai Rp
48.338.725.240.000 dan Penanaman Modal Asing PMA dengan rencana investasi US 5.511.549.810. Bahkan kepercayaan pihak investor yang
menjadikan Kalimantan Selatan sebagai daerah tujuan investasi berujung diperolehnya penghargaan dari pemerintah pusat yang menyerahkan
Investment Award kepada Kalimantan Selatan, dimana dari 33 provinsi
yang prospektif dalam investasi Kalimantan Selatan masuk dalam 3 besar. Mudah-mudahan kedepannya, prestasi ini dapat dipertahankan dan
ditingkatkan karena fakta membuktikan bahwa pelbagai investasi yang ditanamkan di Kalimantan Selatan terbukti telah memberi manfaat kepada
pemanfaaatan sumberdaya serta perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat luas.
Perbankan Kalimantan Selatan mencatat pula selama tahun 2008 pertumbuhan kinerja lebih tinggi dibandingkan tahun 2007. Volume usaha
atau asset perbankan Kalimantan Selatan tahun 2008 sebesar Rp 18,46 triliyun naik 21 persen dibandingkan tahun 2007 LBU Kalimantan
Selatan dan Bank Indonesia. Pertumbuhan asset didorong oleh tingginya permintaan pembiayaan, penambahan jaringan kantor bank umum serta
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan yang masih terus terjaga. Pembiayaan yang disalurkan perbankan pada tahun 2008 meningkat
menjadi Rp 11,87 trilyun dari Rp 9,1 trilyun pada tahun 2007. Pertumbuhan pembiayaan tersebut tercermin pula dari penurunan rasio
non performing loan NPL dari 4,16 persen 2007 menjadi 3,65 persen
pada tahun 2008 LBU Kalimantan Selatan dan Bank Indonesia.
Tabel 5.4 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000 - 2010
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas, 2010.
Sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan, dilakukan berbagai program pengetasan
kemiskinan oleh Provinsi Kalimantan Selatan melalui Gerbang Mastaskin,
Tahun Jumlah Penduduk Miskin
ribuan Persentase Penduduk
Miskin
2000 385,40
13,05 2001
357,40 11,92
2002 259,80
8,51 2003
258,90 8,16
2004 231,00
7,19 2005
235,70 7,32
2006 278,50
8,32 2007
233,50 7,01
2008 218,90
6,48 Maret 2009
175,98 5,12
Maret 2010 181,96
5,21
PNPM, dan Kredit Usaha Rakyat. Selama pelaksanaan program tersebut di Kalimantan Selatan menunjukkan hasil yang baik. Pada tahun 2008 Tabel
5.4 Kalimantan Selatan berhasil menempati peringkat ke-3 sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin terkecil 6,48 persen setelah
DKI Jakarta 4,29 persen dan Bali 6,17 persen. Sehingga atas keberhasilan ini, Pemerintah Pusat melalui Menko Kesra ketika
berkunjung ke Provinsi Kalimantan Selatan menyampaikan pengakuan atas keberhasilan Kalimantan Selatan ini.
5.1.2. Lingkungan Nasional