Berdasarkan Data Primer Analisis SWOT

5.6.2. Berdasarkan Data Primer

Identifikasi faktor strategis menurut data primer pada penelitian ini didapat dari wawancara dan pemberian kuesioner terhadap pengrajin, kinsmen, dan instansi pemerintah yang terkait dengan pengembangan kain Sasirangan. Berikut identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal pada IKM Sasirangan berdasarkan Data Primer dan strategi pengembangannya. Tabel 5.29 Identifikasi Faktor-faktor Strategis Dalam Metode SWOT Berdasarkan Data Primer Survey Faktor Strategis SWOT IKM Kain Batik Sasirangan Permodalan S 1. Adanya bantuan dari Pemerintah Daerah.. 2. Dukungan modal didapat dari banklembaga keuangan, keluarga, dan koperasi W 1. Banyak hambatan dalam permodalan. O 1. Semakin berkembangnya teknologi. T 1. Harga bahan baku yang semakin tinggi. 2. Tidak ada jaminan dalam peminjaman modal 3. Terjadinya krisis global dan munculnya teknologi baru. Akses Pasar S 1. Konsumen telah menjangkau semua kalangan. 2. Kelebihan produk sasirangan terletak pada motifcoraknya dan keanekaragaman produknya. 3. Pemasaran lewat internet dan pembuatan website. 4. Perkembangan industri batik sasirangan dalam 3 tahun terakhir berkembang sangat pesat. 5. Segmentasi pasar sudah cukup baik. W - O 1. Menjual hasil produksi dengan membuka toko sendiri, outlet, dan mendistribusikannya di toko-toko yang lebih besar konsinyiasijual titip. 2. Informasi harga bahan baku didapat dari toko penjual kain, media massa, dan teman-teman pengrajin sendiri. 3. Terbukanya pasar di Benua Afrika dan negara-negara Asia lainnya. T 1. Adanya ancaman produk pabrik printing. 2. Persaingan dengan batik dari daerah lain Tenaga Kerja dan S 1. IKM Sasirangan merupakan home industry 2. Sistem produksi dijalankan berdasarkan persediaan barang dan pesanan. 3. Adanya pelatihan-pelatihan terhadap para karyawan. W 1. Tidak adanya perlindungan terhadap karyawan 2. Bahan baku diperoleh dari luar kota 3. Tenaga kerja masih belum terampil. 4. Penggunaan minyak tanah dan kontrol pemerataan warna dapat mengganggu proses produksi. 5. Terjadinya pembajakan tenaga kerja sesama IKM Sasirangan. Produksi O 1. Menyerap tenaga kerja yang cukup banyak T 1. Tingkat pendidikan pekerja yang rendah Regulasi Pemerintah S 1. Semua IKM Sasirangan sudah memiliki surat izin pendirian usaha. 2. Adanya bantuan dari Pemerintah Daerah 3. Kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian sektor industri UMKM W 1. Belum semua industri Kain Sasirangan mengolah pembuangan limbah. O 1. Prospek kain sasirangan untuk 1-3 tahun ke depan sangat potensial T -

5.6.2.1. Permodalan

Kekuatan Strengths 1. Dalam pengembangan IKM sasirangan, pemprov dan pemkot sudah memberikan bantuan dalam bentuk subsidi UKM berupa modal usaha; mengadakan pelatihan-pelatihan pewarnaan, pembuatan motif, dan desain; bantuan berupa gerobak untuk usaha; mengadakan pameran-pameran baik di wilayah Kalsel maupun secara nasional; memasukkan ke dalam APBN dan APBD; sertamdibentuknya suatu sentra sasirangan kampung sasirangan oleh pemerintah untuk membantu IKM sasirangan dalam mempromosikan, memasarkan dan menjual produknya. Kebijakan lainnya yaitu dalam hal pembuangan limbah dan kewajiban bagi instansi pemerintah dan sekolah untuk memakai sasirangan pada hari tertentu. 2. Dalam menjalankan usaha, IKM Sasirangan mendapat bantuan modal dari pemda, pemkot, banklembaga keuangan, koperasi, dan keluarga para pengrajin sendiri. Kelemahan Weaknesses 1. Hambatan dalam permodalan yaitu: proses yang sedikit lambat ketika peminjaman modal di bank, tidak ada jaminan dalam peminjaman modal, tingkat suku bunga yang ditawarkan pemberi modal tinggi, dan prosedur peminjaman di bank yang cukup rumit. Peluang Opportunities 1. Berkembangnya teknologi di masa sekarang yang cukup canggih dapat dimanfaatkan dalam pengembangan IKM Sasirangan. Ancaman Threaths 1. Harga yang ditawarkan pemasok bahan baku cukup mahal, ini dikarenakan harga untuk bahan baku jenis katun pada saat ini tinggi disebabkan harga kapas dunia yang sedang naik. 2. Tidak ada jaminan dalam peminjaman modal, tingkat suku bunga yang tinggi, dan prosedur peminjaman di bank yang cukup rumit akan mengancam IKM Sasirangan dalam permodalan. 3. Terjadinya krisis global dan munculnya teknologi baru. Dengan krisis global dapat mengancam biaya produksi yang semakin tinggi dan adanya teknologi-teknologi yang baru membuat Sasirangan dapat ditiru.

5.6.2.2. Akses Pasar

Kekuatan Strengths 1. Konsumen produk batik sasirangan sebagian besar pria dan wanita dewasa, namun beberapa IKM juga membuat produk-produk untuk anak- anak. 2. Kelebihan produk sasirangan terletak pada motifcoraknya yang berbeda dengan jenis batik daerah lain dan saat ini inovasi corak batik sasirangan mampu bersaing dengan batik-batik yang lain. Beraneka ragamnya produk-produk yang dihasilkan diantaranya yaitu: kain bahan, kaos, kemeja, dress, hem, kebaya, blus, baju koko, selendang, baju wanita, tas, gamis, dompet, mukena, tempat tissue, tudung saji, baju anak-anak, sajadah, sandal, bungkus stoples, bantalan kursi, sarung galon, bed cover, taplak meja, tas laptop, dan hiasan lampu yang mengadopsi unsur kain sasirangan. 3. Beberapa pengrajin melakukan pemasaran lewat internet dan membuat website, sehingga informasi dan proses penjualan dapat diakses oleh konsumen melalui internet. Cara ini juga mempermudah para pengraijn memasarkan Sasirangan ke luar daerah. Bagi konsumen yang tidak dapat membeli Sasirangan langsung ke toko dapat memesannya via internet dan dikirim ke wilayahnya masing-masing. 4. Perkembangan industri batik sasirangan dalam 3 tahun terakhir berkembang sangat baik karena sasirangan mulai banyak dikenal di seluruh daerah di Indonesia, banyak dari instansi pemerintah, swasta, dan sekolah yang memakai sasirangan pada hari-hari tertentu, pewarnaan yang tidak mudah luntur, jumlah outlettoko penjual batik sasirangan sangat banyak 5. Segmen pasar sudah mencapai mancanegara dan banyak diminati di luar daerah Kalimantan Selatan. Sasirangan cukup diminati di Afrika, khususnya negara-negara di Afrika seperti Nigeria, Tanzania, Mozambik, dan Zimbabwe karena warnanya yang mencolok. Begitu pula di pasar Asia, kain Sasirangan untuk bahan pakaian jadi banyak diminati di negara tetangga di antaranya Singapura, Malaysia, maupun Australia. Kain Sasirangan yang dipasarkan ke sejumlah negara tersebut mayoritas kain yang berbahan sutera. Setiap bulan para pengrajin di Banjarmasin selalu menerima pesanan dari negara tetangga tersebut namun jumlahnya tidak menentu, sekitar 300-500 lembar tergantung jumlah permintaan. Kelemahan Weaknesses - Peluang Opportunities 1. IKM sasirangan menjual produknya dengan membuka toko sendiri, outlet, dan mendistribusikannya di toko-toko yang lebih besar konsinyiasi. Dipilihnya tempat tersebut karena pemasaran mudah dilakukan, terjangkau konsumen, dan dekat dengan proses produksi. 2. Para pengrajin memperoleh informasi tentang harga bahan baku dari toko penjual kain, media massa cetak, elektronik, dan internet dan teman- teman pengrajin sendiri. 3. Terbukanya pasar di Benua Afrika dan Asia. Sasirangan berpotensi diminati di benua Afrika karena masyarakat disana menyukai produk batik yang terbuat dari katun, berukuran besar, dan warnanya yang ngejreng. Tinggal disesuaikan dengan bahan dan corak yang sesuai selera pasar di sana. Di negara-negara Afrika seperti Nigeria, Tanzania, dan Mozambik batik Indonesia lebih dihargai daripada batik buatan Cina. Ancaman Threaths 1. Adanya ancaman dari negara cina, karena ada barang tiruan yang harganya lebih murah namun dengan motif printing kain sibori bukan dicelup dan dijelujur seperti sasirangan yang asli, mutu dan jenis kain kurang baik 2. Persaingan dengan batik dari daerah lain. Untuk itu perlu inovasi dan kreatifitas dari para pengrajin agar dapat bersaing dengan jenis batik lain.

5.6.2.3. Tenaga Kerja dan Produksi

Kekuatan Strengths 1. Jumlah tenaga kerja IKM Sasirangan sekitar 5-200 orang. Karena IKM Sasirangan merupakan home industry, banyak menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitar. Sebagian besar pekerja adalah ibu-ibu di daerah sekitar. Tingkat pendidikan terakhir para karyawan sebagian besar SMP dan SMA. 2. Sistem produksi dijalankan berdasarkan persediaan barang, namun ada juga yang berdasarkan pesanan konsumen. 3. Diberikan pelatihan-pelatihan terhadap para karyawan dalam bentuk membuat desain Sasirangan, penggambaran motif-motif, pewarnaan, dan tenun. Kelemahan Weaknesses 1. Tidak ada suatu organisasi atau kelompok yang melindungi kesejahteraan para karyawan. 2. Bahan baku untuk kain Sasirangan diperoleh dari luar kota namun sebagian besar bahan baku tersebut diproduksi di pulau Jawa. Jadi, di Kalimatan Selatan belum banyak pabrik tekstil yang memproduksi kain dalam jumlah yang banyak sehingga penjual kain di Banjarmasin harus mengimpor dari pulau Jawa. 3. Tenaga kerja masih belum terampil, dimana pembuatan gambar pola banyak yang hanya dikuasai oleh pemilik usaha atau pengrajin saja, dimana 1 industri hanya memiliki 1-3 orang tenaga yang mampu menggambar pola. Sementara yang lain hanya bertugas untuk pewarnaan, menjahit, mencuci, dan menyetrika saja. 4. Penggunaan minyak tanah oleh pengrajin sewaktu-waktu dapat mengganggu proses produksi kain Sasirangan, seperti pada kasus berikut: ketika musim hujan, pengrajin yang menggunakan minyak tanah sangat bergantung kepada pedagang keliling karena kesulitan membeli minyak tanah dan langkanya pasokan minyak tanah di pasar. Selain itu untuk kontrol perataan warna juga kurang baik karena penerangan dan proses pencelupan dapur cahayanya kurang. 5. Terjadinya bajak membajak tenaga kerja lepas atau perajut antar pengrajin dengan jalan memberikan upah yang lebih tinggi pada saat pesanan tinggi biasanya menjelang hari raya Idul Fitri, namun ketahanan usaha pembajak bersifat sementara, dimana ketika terjadi hal demikian pengrajin awal sudah tidak mau lagi memakai tenaga kerja yang dibajak akibatnya muncul pengangguran baru. Peluang Opportunities 1. IKM Sasirangan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. IKM Sasirangan yang sudah cukup besar usahanya dapat mempekerjakan karyawan hingga 500 orang, sementara yang masih kecil dapat mempekerjakan 10-50 orang pekerja. Ancaman Threaths 1. Tingkat pendidikan tenaga kerja yang rendah dapat mempengaruhi pola pikir pekerja sehingga IKM Sasirangan tidak dapat berkembang dengan baik.

5.6.2.4. Regulasi Pemerintah

Kekuatan Strengths 1. Semua IKM sasirangan sudah memiliki surat izin pendirian usaha. Baik itu izin mendirikan usaha maupun bangunan. 2. Dalam pengembangan IKM sasirangan ini, pemerintah daerah sudah memberikan bantuan dalam bentuk subsidi UKM berupa modal usaha; mengadakan pelatihan-pelatihan pewarnaan, pembuatan motif, dan desain; bantuan berupa gerobak untuk berusaha; mengadakan pameran-pameran baik di wilayah Kalsel maupun secara nasional; memasukkan Industri Sasirangan ke dalam APBN dan APBD; serta dibentuknya suatu sentra sasirangan kampung sasirangan oleh pemerintah untuk membantu IKM sasirangan dalam mempromosikan, memasarkan dan menjual produknya. Selain itu kebijakan Pemda dalam mendukung pengembangan IKM sasirangan yaitu dalam hal pembuangan limbah dan kebijakan kewajiban bagi instansi pemerintah dan sekolah-sekolah untuk memakai sasirangan pada hari tertentu. 3. Kontribusi IKM sasirangan terhadap perekonomian provinsi Kalimantan Selatan khususnya sektor UMKM yaitu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, menarik wisatawan berkunjung ke Banjarmasin untuk membeli Sasirangan, dan peran yang cukup baik terhadap output sektor industri UMKM. Kelemahan Weaknesses 1. Belum semua industri Kain Sasirangan mengolah pembuangan limbah hasil pencelupan karena sebagian besar pengrajin membuang limbah ke saluran buang masyarakat umum sehingga air limbah mengalir dan mencemari sungai-sungai di sekitar lokasi pengrajin. Peluang Opportunities 1. Prospek kain sasirangan untuk 1-3 tahun ke depan sangat potensial karena dapat bersaing dengan produk lain karena desain motifnya yang semakin bagus dan beraneka ragam serta semakin banyak peminatnya baik dari dalam maupun luar Kalimantan Selatan. Pemerintah juga sangat memperhatikan perkembangan Batik Sasirangan dengan menonjolkan sasirangan sebagai produk khas asli Kalimantan Selatan, seiring pula dengan kesadaran masyarakat Kalimantan Selatan untuk melestarikan warisan budaya daerah. Ancaman Threaths - Tabel 5.30 Identifikasi Potensi, Tantangan dan Permasalahan Dalam Metode SWOT Berdasarkan Data Primer Survey SWOT IKM Kain Batik Sasirangan S 1. Konsumen telah menjangkau semua kalangan. 2. Semua IKM Sasirangan sudah memiliki surat izin pendirian usaha. 3.Kelebihan produk sasirangan terletak pada motifcoraknya dan keanekaragaman produknya. 4. Adanya bantuan dari Pemerintah Daerah.. 5. Dukungan modal didapat dari banklembaga keuangan, keluarga, dan koperasi 6. IKM Sasirangan merupakan home industry. 7. Pemasaran lewat internet dan pembuatan website. 8. Sistem produksi dijalankan berdasarkan persediaan barang dan pesanan. 9. Kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian sektor industri UMKM. 10.Perkembangan industri batik sasirangan dalam 3 tahun terakhir berkembang sangat pesat. 11. Adanya pelatihan-pelatihan terhadap para karyawan. 12. Produk-produk Sasirangan terbuat dari berbagai macam jenis kain. 13. Segmentasi pasar sudah cukup baik. W 1. Banyak hambatan dalam permodalan. 2. Tidak adanya perlindungan terhadap karyawan 3. Bahan baku diperoleh dari luar kota. 4. Tenaga kerja masih belum terampil. 5. Penggunaan minyak tanah dan kontrol pemerataan warna dapat mengganggu proses produksi. 6. Terjadinya pembajakan tenaga kerja sesama IKM Sasirangan. 7. Belum semua industri Kain Sasirangan mengolah pembuangan limbah. O 1.Menjual hasil produksi dengan membuka toko sendiri, outlet, dan mendistribusikannya di toko-toko yang lebih besar konsinyiasijual titip. 2. Prospek kain sasirangan untuk 1-3 tahun ke depan sangat potensial. 3.Informasi harga bahan baku didapat dari toko penjual kain, media massa, dan teman-teman pengrajin sendiri. 4. Menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. 5. Semakin berkembangnya teknologi. 6. Terbukanya pasar di Benua Afrika dan negara-negara Asia lainnya. T 1. Harga bahan baku yang semakin tinggi. 2. Adanya ancaman produk pabrik printing. 3. Persaingan dengan batik dari daerah lain 4. Tidak ada jaminan dalam peminjaman modal 5. Tingkat pendidikan pekerja yang rendah. 6. Terjadinya krisis global dan munculnya teknologi baru. Tabel 5.31 Matrik Interaksi Analisis SWOT-Klasifikasi Isu Sektor Industri Kecil dan Menengah Kain Batik Sasirangan Fak. I Fak. E Kekuatan S Kelemahan W P e l u a n g O Strategi SO:  4-2 tidak hanya pemerintah kota Banjarmasin saja yang mewajibkan PNS dan pelajar untuk memakai sasirangan di hari tertentu tetapi juga seluruh masyarakat Banjarmasin memakai sasirangan di hari tertentu sebagai wujud melestarikan budaya daerahnya. Selain itu pemerintah pusatpun harus membuat kebijakan kepada pegawai di daerah untuk memakai produk batik dari masing-masing daerah mereka sendiri.  4-2 memberikan seragam bermotif Sasirangan bagi jamaah haji asal Kalimantan Selatan agar semakin dikenal oleh daerah dan negara lain.  13-2 diperluas lagi segmentasi pasarnya lewat semua media. Strategi WO:  4-2 harus lebih diperbanyak lagi pengetahuan tentang variasi motif- motif kain dan perlu adanya bimtek tentang UKM.  5-5 diperlukan pembinaan dan pelatihan khusus kepada tenaga kerja  4-6 Mengadakan pelatihan pembuatan Kain Sasirangan yang didalamnya menitik beratkan pada pembuatan pola dan pengadaan perangkat keras hardware komputer lengkap dengan perangkat lunak software. Hal ini akan dapat menciptakan tenaga kerja yang mampu membuat pola gambar motif Sasirangan dengan kreasi yang baru sesuai perkembangan zaman. A n c a m a n T Strategi ST:  6-5 pendidikan, IPTEK dan pelatihan tenaga kerja perlu ditingkatkan  13-4 akses tidak saja di dalam negeri tetapi sampai luar negeri  4-4 subsidi dari pemerintah dan memasukkan IKM sasirangan melalui APBD.  4-3 lebih sering lagi mengadakan pameran di luar kalsel, masyarakat asli kalsel yang berada di luar daerah lebih memperkenalkan lagi batik sasirangan di daerah lain supaya sasirangan semakin banyak dikenal dan diminati.  4-3 promosi lebih gencar lagi melalui duta sasirangan dan mempromosikan sasirangan pasa setiap even-even penting, baik di tingkat nasional hingga ke luar negeri.  4-2 pemerintah harus mematenkan seluruh motif, corak, dan produk sasirangan supaya tidak ditiru oleh daerah ataupun negara lain. Strategi WT  1-1 kebijakan pemerintah dengan memberi modal usaha, tingkat bunga dari pemberi modal bank dan lembaga keuangan harus lebih ringan untuk kalangan UKM dibanding pinjaman regular.  4-3 kain sasirangan harus mempunyai kualitasmutu yang bagus, baik itu dari motif, jenis kain, dan harga yang bersaing.  1-4 bekerja sama dengan bank- bank syariah dalam hal peminjaman modal karena tidak memakai sistem bunga tetapi dengan sistem bagi hasil.  1-4 kalau bisa permodalan didapat dengan menjual saham atau obligasi pasar modal  3-1 persedian bahan baku kain tidak lagi harus mengimpor tetapi sudah mampu menyediakan dan memproduksi sendiri dengan cara didirikan industri tekstil berupa pabrik pembuatan benang dan pabrik pembuatan kain.  14-2 harus ditingkatkan lagi strategi pemasaran yang lebih baik dan kompetitif lagi.  5-5 pembuatan kain sasirangan masuk ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah dalam pelajaran muatan lokaltata busana, sehingga diharapkan banyak yang terampil dalam pembuatan kain sasirangan ini sejak dini. Faktor-faktor strategis yang diidentifikasi merupakan faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kinerja dan menjadi pertimbangan penting dalam usaha Kain Sasirangan. Akses permodalan meliputi bantuan modal dari pemerintah daerah, kemudahan dalam peminjaman modal pada lembaga keuangan, bank dan non bank, serta jumlah lembaga keuanganbank dalam peminjaman modal. Pasar tenaga kerjaupah meliputi ketersediaan tenaga kerja, kualitas dan keahlian tenaga kerja, produktivitas, dan spesialisasi produksi. Akses pasar meliputi informasi pasar Batik Sasirangan dan kemana saja produk Sasirangan dijual. Tabel 5.32 Faktor Strategis menurut KondisiPerforma Perusahaan Saat Ini terhadap Pengembangan Industri Kain Sasirangan No. Faktor-faktor Strategis Bobot Rating Bobot x Rating Komentar 1. 2. 3. 4. 5. 6. Akses Permodalan Pasar Tenaga Kerja dan Upah Akses Pasar Suplai Input Regulasi Persaingan Pasar 0,20 0,15 0,10 0,15 0,20 0,20 4 3 3 3 4 3 0,80 0,45 0,30 0,45 0,80 0,60 Bunga tinggi, mudah mendapatkannya Perlu pelatihan dan keahlian Terbukanya pasar global Bahan baku mahal Bantuan pemda Meningkatnya persaingan TOTAL 1,00 3,40 Suplai input terdiri dari kestabilan harga input, stok barang, darimana saja stok input, dan penggunaan teknologi. Regulasi meliputi promosi Sasirangan oleh pemerintah, pembinaan, perijinan usaha, pemerintah memberikan modal dan membentuk sentra usaha, regulasi terhadap faktor-faktor strategis yang lain serta persaingan pasar meliputi penguasaan dan segmentasi pasar serta inovasi produk. Berdasarkan tabel faktor strategis eksternal dan internal IKM Sasirangan di atas, faktor modal menjadi faktor yang paling berperan dan berpengaruh terhadap kinerja IKM Kain Sasirangan di Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya Kota Banjarmasin. Baik berdasarkan kondisi perusahaan saat ini dan skala kepentingannya. Faktor strategis akses permodalan meliputi: darimana perolehan modal didapat, bantuan modal dari pemerintah daerah, kemudahan dalam peminjaman modal pada lembaga keuangan, bank, dan non bank, serta semakin banyaknya lembaga keuangan yang memberikan peminjaman modal. Nilai rating merupakan skala 1-4, dimana rating 1 adalah kondisi perusahaan yang sangat tidak baik, rating 2 adalah tidak baik, rating 3 adalah baik, dan rating 4 adalah sangat baik untuk kondisiperforma perusahaan saat ini. Sementara itu, nilai rating berdasarkan skala kepentingan dimana rating 1 adalah faktor strategis yang sangat tidak penting, rating 2 adalah tidak penting, rating 3 adalah penting, dan rating 4 adalah sangat penting. Tabel 5.33 Faktor Strategis menurut Skala Kepentingan terhadap Pengembangan Industri Kain Sasirangan No. Faktor-faktor Strategis Bobot Rating Bobot x Rating Komentar 1. 2. 3. 4. 5. 6. Akses Permodalan Pasar Tenaga Kerja dan Upah Akses Pasar Suplai Input Regulasi Persaingan Pasar 0,25 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 4 3 3 4 4 3 1,00 0,45 0,45 0,60 0,60 0,45 Suku bunga tinggi Produktivitas meningkat Ancaman produk tiruan Didapat dari luar daerah Bantuan pemda Inovasi produk TOTAL 1,00 3,55 Berdasarkan tabel 5.32 berdasarkan kondisi perusahaan Kain Sasirangan saat ini, IKM Sasirangan termasuk pada kondisi yang baik karena terletak pada rating 3,4. Tabel 5.33 menunjukan faktor-faktor strategis yang menjadi faktor penting dalam usaha IKM Sasirangan adalah akses permodalan, suplai input, dan regulasi, dan termasuk ke dalam kondisi yang sangat penting dengan nilai bobot 3,55.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Sektor industri pengolahan merupakan sektor basis dan sektor unggulan di Kota Banjarmasin. Selama periode 2005-2009, sektor industri pengolahan memiliki nilai indeks LQ yang 1 yaitu dengan nilai rata-rata 1,76. 2. IKM Kain Sasirangan memiliki peranan yang cukup baik dalam penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan Shift Share didapat, terjadi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja oleh IKM Sasirangan sebesar 27 persen dari seluruh tenaga kerja IKM selama 2005- 2009 di Provinsi Kalsel. IKM Sasirangan di Kalsel mengalami pertumbuhan penyerapan tenaga kerja yang cepat dan termasuk ke dalam kelompok progresifmaju namun belum mampu bersaing dengan subsektor industri yang lain di daerah lainnya di Kalsel. 3. IKM Kain Sasirangan memiliki kontribusi yang baik dalam nilai produksi atau output terhadap subsektor IKM di Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan analisis Shift Share didapat dari jumlah keseluruhan nilai produksi yang dihasilkan oleh subsektor IKM, IKM Sasirangan berkontribusi sebesar 24 persen, dan untuk nilai produksinya IKM Sasirangan mengalami pertumbuhan yang cepat serta sudah mampu bersaing dengan subsektor industri lain di kota lain di Kalimantan Selatan dan termasuk ke dalam kelompok progresifmaju. 4. Upaya dan kebijakan yang telah dilakukan Pemda Kalsel dan Pemkot Banjarmasin dalam mendukung pengembangan dan memajukan IKM Kain Sasirangan di antaranya, adalah: menghias setiap sudut Kota Banjarmasin