Sebaran Mangrove di Lokasi Penelitian

Tabel 6 Perkembangan luasan mangrove Tahun Visualisasi Sta 1 dan 2 Luas m2 Visualisasi Sta 3, 4 dan 5 Luas m2 2003 2036.15 4281.10 2004 2042.21 10472.51 2009 7558.08 10854.31 2010 7501.42 11153.10 2013 9625.75 14952.23 4.2 Peredaman Gelombang oleh Mangrove A.marina Gelombang yang dibangkitkan oleh angin adalah salah satu sumber utama dalam transfer energi ke daerah pesisir dan merupakan penyebab utama dalam proses perubahan pantai. Gelombang yang menimbulkan arus sejajar pantai menyebabkan pergerakan material-material sepanjang pantai sehingga terjadi erosi atau abrasi pantai serta kerusakan pada struktur pantai ketika terjadi badai. Untuk menanggulangi masalah tersebut biasanya dibangun proteksi pantai seperti pemecah gelombang breakwater dan dinding laut sea wall. Bangunan-bangunan tersebut memainkan peranan penting dalam mengurangi energi gelombang di pantai serta melindungi pantai dari kerusakan akibat adanya energi besar dari gelombang. Pembangunan fisik yang menghabiskan dana yang sangat besar, pembangunan fisik juga menimbulkan masalah lingkungan berupa terputusnya ekosistem laut-darat bagi hewan atau tumbuhan yang hidup di daerah pantai. Saat ini mulai direalisasikan penggunaan vegetasi sebagai penyangga yang berfungsi untuk mereduksi gempuran gelombang. Mangrove terbukti memainkan peran penting dalam melindungi pesisir dari gempuran badai dan tsunami Mazda et al. 1997; Brinkman et al. 1997; Massel et al. 1999. Hal itulah yang kemudian penulis melakukan penelitian ini, yaitu untuk mengukur langsung peredaman gelombang oleh mangrove. Lapangan akan dijadikan sebagai model laboratorium lapangan dengan langsung melakukan pengukuran, pangamatan dan observasi. Penelitian ini difokuskan hanya pada satu jenis mangrove yaitu Mangrove A. marina yang terdapat di lokasi penelitian yaitu Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Sebelum membahas hasil analisa dan perhtiungan akan di berikan gambaran kondisi fisik oseanografi kawasan serta hasil perhitungan yang menjadi dasar analisa faktor faktor penyebab peredaman gelombang.

4.2.1 Oseanografi Fisik Kawasan

Kawasan pesisir utara Jakarta merupakan daerah yang rentan terhadap perubahan garis pantai. Pengaruh perubahan tata guna lahan dan fenomena kenaikan muka laut yang mengakibatkan perubahan garis pantai. Akibat perubahan garis pantai ini sering terjadi bencana di wilayah pesisir, salah satunya adalah kejadian banjir rob pasang. Banjir rob pasang terjadi pada saat kondisi pasang maksimumtertinggi High Water Level menggenangi daerah- daerah yang lebih rendah dari muka air laut rata-rata mean sea level. Limpasan air laut dengan bantuan gaya gravitasi akan mengalir menuju tempat-tempat rendah, kemudian akan menggenangi daerah-daerah tersebut. DKI Jakarta sebagai pusat kota dan perekonomian di Indonesia yang memiliki garis pantai sepanjang ± 32 km di pesisir bagian utara serta 40 daerah Jakarta merupakan dataran rendah, maka wilayah pantai ini jelas terkena dampak banjir rob pasang. Terjadinya pembangunan di setiap titik wilayah Jakarta, seiring dengan laju peningkatan kepadatan penduduk membuat daratan menjadi padat bangunan. Kondisi seperti ini yang menjadikan perubahan wilayah yang basah menjadi daratan yang kering karena melakukan pembangunan di wilayah basah tanpa melihat dampak yang akan terjadi. Pesisir utara Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata- rata ± 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 5° 56 15 - 6° 55 30 LS dan 106° 43 00 – 106° 58 30 BT , dengan sebelah barat berbatasan dengan Tanjung Pasir dan di sebelah timur berbatasan dengan Tanjung Karawang. Luas perairan Teluk Jakarta sekitar 514 km 2 dan panjang garis pantainya lebih kurang 80 km di mana 32 km merupakan garis pantai DKI Jakarta Setiapermana dan Nontji 1980. Sistem perairan Teluk Jakarta dipengaruhi oleh limpasan air 13 muara sungai yang melewati wilayah kota Jakarta. Ketiga belas sungai tersebut terdiri dari 3 sungai besar, yaitu Sungai Citarum, Sungai Bekasi, dan Sungai Ciliwung serta 10 sungai kecil, yaitu Sungai Kamal, Sungai Cengkareng, Sungai Angke, Sungai Karang, Sungai Ancol, Sungai Sunter, Sungai Cakung, Sungai Blencong,