Perkembangan Mangrove Dari Tahun Ke Tahun
b
Gambar 50 Gambar Bathimetri a, dan b kawasan penelitian
Gambar 51 Kondisi arus kawasan penelitian
Gambar 52 Grafik kondisi pasut kawasan penelitian 4.2.2
Energi Gelombang Yang Terjadi
Berikut hasil perhitungan gelombang pada masing-masing stasiun dengan FFT, program Matlab dan program Statistik:
Stasiun 1
Gambar 53. Grafik tinggi gelombang Stasiun 1, warna biru sisi luar dan warna merah sisi dalam
Pada Gambar 53 ditunjukkan grafik tinggi gelombang di Stasiun 1 tebal mangrove 30 m. Pengukuran dilakukan pada tanggal 20 Mei 2013. Tinggi
gelombang umumnya relatif kecil berkisar antara 0.02 m sampai 0.17 m. Selama waktu pengamatan, gelombang tinggi umumnya terjadi pada waktu sore hari
sekitar pukul 13.00 sampai 15.00 WIB. Hal ini terlihat pada lokasi sisi luar dari Stasiun 1 warna biru. Sedangkan pada sisi dalam, gelombang dari arah sisi luar
kemudian menjalar dan memasuki habitat mangrove, gelombang mengalami peredaman yang menyebabkan tinggi gelombangnya menjadi berkurang
ditunjukkan grafik tinggi gelombang warna merah. Menurut Dishidros TNI-AL 2002, dalam skala harian diurnal gelombang di Teluk Jakarta sangat
dipengaruhi oleh sistim angin lokal akibat pengaruh sistim angin yang dikenal dengan seabreeze angin darat-laut. Permukaan laut terlihat mulai
bergelombang setelah melewati tengah hari pukul 12.00 WIB.
Hasil analisis pada continous wavelet transform CWT menunjukkan hasil yang konsisten, seperti ditunjukkan pada Gambar 54 dibawah ini:
Gambar 54 Analisis Continous Wafelet Transform CWT Gelombang di Stasiun 1 a sisi luar dan b sisi dalam.
Gelombang dengan periode 1 –6 detik terjadi pada pukul 13.11-15.11 WIB
Gambar 54a, setelah melewati habitat mangrove gelombang tersebut kemudian teredam yang ditunjukkan pada Gambar 54b menjadi tidak ada gelombang
dengan angka signifikan. Demikian halnya pukul 19.11 WIB, tinggi gelombang dari semula 0.08 m, setelah melewati ekosistim mangrove berubah menjadi
antara 0.02 m. Maka nilai reduksinya sebesar r = 0,02m. Pada sekitar pukul 13.11-15.11 WIB terjadi gelombang dengan periode cukup tinggi yaitu sekitar
64
– 80 detik.
Stasiun 2
Gambar 55 Grafik tinggi gelombang Stasiun 2, warna biru sisi luar dan warna merah sisi dalam
a b
Pada Gambar 55 ditunjukkan grafik tinggi gelombang di Stasiun 2, tebal mangrove 10 m. Pengukuran dilakukan pada tanggal 20
– 21 Mei 2013 jam 23:29:52 sampai dengan jam 11:07:28. Tinggi gelombang umumnya relatif
kecil berkisar antara 0.02 m sampai 0.19 m. Selama waktu pengamatan, gelombang tinggi umumnya terjadi pada waktu pagi hari sekitar pukul 07.29
sampai 10.00 WIB. Hal ini terlihat pada lokasi sisi luar dari Stasiun 2 warna biru. Sedangkan pada sisi dalam, gelombang dari arah sisi luar kemudian
menjalar dan memasuki habitat mangrove, gelombang mengalami peredaman yang menyebabkan tinggi gelombangnya menjadi berkurang ditunjukkan grafik
tinggi gelombang warna merah pada jam 09.29 WIB.
Hasil analisis pada continous wavelet transform CWT menunjukkan hasil yang konsisten, seperti ditunjukkan pada Gambar 56 dibawah ini:
a b
Gambar 56. Analisis Continous Wafelet Transform CWT Gelombang di Stasiun 2, a sisi luar dan b sisi dalam.
Gelombang dengan periode 1 –8 detik terjadi pada pukul 23.29-01.29
WIB Gambar 56a, setelah melewati habitat mangrove gelombang tersebut kemudian teredam yang ditunjukkan pada Gambar 56b menjadi tidak ada
gelombang dengan angka signifikan. Demikian halnya pukul 01.29 WIB, tinggi gelombang dari semula 0.09 m, setelah melewati ekosistim mangrove
periodanya berubah menjadi antara 0.05 m. Maka nilai reduksinya sebesar r = 0,04m. Pada sekitar pukul 07.29 WIB terjadi gelombang dengan periode cukup
tinggi yaitu sekitar 32
– 64 detik namun bukan merupakan gelombang yang satu fase dengan gelombang dari luar.
Stasiun 3
Gambar 57 Grafik tinggi gelombang Stasiun 3, warna biru sisi luar dan warna merah sisi dalam