Koherensi dan Korelasi Gelombang
peningkatan kesejahteraan masyarakat generasi sekarang dan yang akan datang. Sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan Sustainable Development
COMHAR 1999 Concept, terdapat 7 tujuh tema : 1. Kepuasan satisfaction kebutuhan manusia dalam penggunaan sumberdaya
secara efisien 2. Equitikekayaan, keadilan antar generasi
3. Menghormati integritas keragaman hayati dan ekologi 4. Pemerataan kekayaan equity, keadilan antar negara dan wilayah
Pemerataan kekayaan equity, keadilan antar generasi 5. Keadilan sosial
6. Menghormati harta peninggalanwarisan dan keaneka ragaman 7. Membuat keputusan terbaik
Pengelolaan sumberdayafasilitas infra struktur, pembangunan peralatan perlindungan pantai Coastal Zone Protection, guna memfasilitasi kota tepian
air tersebut diatas harus dilaksanakan sesuai dengan kewajiban minimum memenuhi 2 dua aspek dari ke tujuh aspek diatas
Membuat suatu keputusan terbaik Good decision making dalam pemilihan
alternative konsep pengelolaan kota tepian air dimana, secara ekologis meningkatkan kualitas ekosistem, secara ekonomi dengan valuasi ke-
ekonomian terbaik dan mendorong peningkatan pendapatanpeningkatan ke- ekonomian PEMDA dan masyarakat terkait, dan secara sosial budaya
meningkatkan kesempatanlowongan pekerjaan bagi masyarakat dan pendidikan.
Pemerataan dan keadilan sosial Social Equity, keikut sertaan keterlibatanperan serta masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Pada umumnya perencanaan kota berkelanjutan dengan berbagai variasi terminologi didasarkan pada perencanaan lingkungan environmental planning.
Tujuan utama perencanaan lingkungan adalah meningkatkan dan melestarikan kualitas lingkungan bagi kesejahteraan warga kota Miller and Gert de Roo
1997:3. Harashina 1996:14 mengemukakan tiga komponen dalam perencanaan lingkungan yang terdiri dari 1 Hardware, yaitu urban structure
dan land use yang merupakan komponen man made environment dalam lingkungan; 2 Software, yang terdiri dari social systems, regulation dan laws;
dan 3 Hardware, yang terdiri dari environmental ethics and environmental awareness.
Paling tidak terdapat beberapa alasan logis mengapa meningkatkan kualitas lingkungan kota merupakan suatu keharusan:
1 Efisiensi dan produktivitas kota-kota sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara nasional. Kekuatan ekonomi
kota akan menghasilkan sumber daya yang dibutuhkan oleh investasi pemerintah maupun swasta dalam infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan
perbaikan kualitas lingkungan hidup.
2 Peningkatan pembangunan kota sejalan dengan menurunnya kualitas lingkungan. Hal ini akan berdampak pada kesehatan manusia, yang akan
mempengaruhi pembangunan ekonomi. Pencemaran air dan tanah, misalnya, menyebabkan timbulnya extra-cost bagi industri, perumahan dan
pelayanan publik. Penggunaan sumber daya alam yang tidak efisien akan meningkatkan biaya produksi dan operasional industri. Oleh karenanya,
arah perencanaan dan pembangunan kota harus menyeimbangkan antara tekanan pertumbuhan dan kebutuhan untuk menjaga kualitas lingkungan.
3 Beberapa pendapat menganggap bahwa pelestarian lingkungan bukan merupakan hal penting yang dapat meyelesaikan masalah-masalah
urbanisasi dan ekonomi di perkotaan. Beberapa kota seolah-olah telah berhasil menerapkan keseimbangan dengan pembangunan yang efektif bagi
kondisi lingkungannya. Namun banyak kota-kota lainnya gagal menyelaraskan kebutuhan akan keberlanjutan lingkungan yang berdampak
pada kerusakan lingkungan dan kemunduran ekonomi.
Dalam environmental planning terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1 Identifikasi dan penyusunan prioritas isu-isu lingkungan dan membentuk stakeholder;
2 Formulasi strategi-strategi pengelolaan lingkungan kota; 3 Formulasi dan implemensi action plan lingkungan;
4 Membentuk institusi bagi pengelolaan lingkungan kota www.gdrc.org.
Dari keempat langkah di atas, pada poin 1 jelas dibutuhkannya partisipasi publik dengan membentuk stakeholder. Jika stakeholder yang
terbentuk merupakan representasi masyarakat, maka kebutuhan sosial budaya masyarakat dapat terakomodasi dengan baik.
Namun partisipasi yang efektif juga merupakan satu kendala di Indonesia, dimana pendidikan masyarakat masih sangat rendah. Untuk menjamin
aksesibilitas masyarakat yang luas ke perencanaan kota dan lingkungan, hal paling mendasar yang harus dilakukan adalah edukasi publik. Dengan adanya
pendidikan dan sosialiasi masyarakat diharapkan dapat lebih objektif dan dewasa dalam menentukan kebutuhan-kebutuhannya sehingga memiliki posisi
tawar yang kuat dalam proses perencanaan.
Beberapa kota di dunia seperti San Jose California, Santa Monica California, Austin Texas, California dan banyak kota lainnya menerapkan
rencana kota berkelanjutan dengan program di beberapa bidang, antara lain: kualitas udara, keanekaragaman hayati, ruang terbuka hijau, energi dan
perubahan iklim, air bersih dan air limbah, manjemen limbah, pangan dan pertanian, kesehatan masyarakat, pembangunan ekonomi, tata pemerintahan
yang baik, kesetaraan, informasi dan pendidikan publik. Dalam sudut pandang holistik, keseluruhan program-program tersebut bertujuan untuk meningkatkan
dan menjaga kualitas hidup warga kota dengan empat poin terakhir menekankan pada dimensi sosial budaya masyarakat.
2.6.1
Pengertian Waterfront dan Waterfront City
Menurut Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 34, No. 2, Desember 2006, pengertian waterfront dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah daerah
tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan. Sedangkan, urban waterfront kota tepian air mempunyai arti suatu lingkungan perkotaan
yang berada di tepi atau dekat wilayah perairan, misalnya lokasi di area pelabuhan besar di kota metropolitan Wrenn 1983. Dari kedua pengertian
tersebut maka definisi dari waterfront adalah suatu daerah atau area yang
terletak di dekatberbatasan dengan kawasan perairan dimana terdapat satu atau beberapa kegiatan dan aktivitas pada area pertemuan tersebut.
Berdasarkan tipe proyeknya, tepian air dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu konservasi, pembangunan kembali redevelopment, dan pengembangan
atau revitalisasi developmentrevitalization. Konservasi adalah penataan tepian air kuno atau lama yang masih ada sampai saat ini dan menjaganya agar tetap
dinikmati masyarakat. Sebagai contoh, bila pada pesisir Jakarta Utara dilakukan penanganan kebijakan seperti apa adanya as usual, hanya dilakukan penjagaan
agar tetap dinikmati masyarakat. Pembangunan kembali adalah upaya menghidupkan kembali fungsi fungsi tepian air lama yang sampai saat ini masih
digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan mengubah atau membangun kembali fasilitas-fasilitas yang ada. Sebagai contoh, bila pada pesisir Jakarta
dilakukan penanganan kebijakan dimana disamping penjagaan agar tetap dinikmati masyarakat, juga dilakukan usaha-usaha evaluasi, pembenahan,
penataan dan menghidupkan kembali potensi fungsi-fungsi tepian air reboisasi mangrove, penanaman terumbu karang, budidaya rumput laut, pembangunan
struktur pelindung sederhana, pengolahan limbah untuk menciptakan badan air yang bersih. Pengembangan atau revitalisasi adalah usaha menciptakan tepian
air yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa depan dengan cara mereklamasi pantai.
Berdasarkan fungsinya, tepian air dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu tepian air pemanfaatan terpadu mixed-used waterfront, tepian air rekreasi
recreational waterfront, tepian air tempat tinggal residential waterfront, dan tepian air untuk kerja working waterfront. Tepian air pemanfaatan terpadu
adalah tepian air yang merupakan kombinasi dari perumahan, perkantoran, restoran, pasar, rumah sakit, dan atau tempat-tempat kebudayaan. Tepian air
rekreasi adalah adalah semua kawasan tepian air yang menyediakan saranasarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi, seperti taman, arena
bermain, tempat pemancingan, dan fasilitas untuk kapal pesiar. Tepian air tempat tinggal adalah perumahan, apartemen dan resort yang dibangun di
pinggir perairan. Tepian air untuk kerja adalah tempat-tempat penangkapan ikan komersial, galangan kapal, reparasi kapal pesiar, dan fungsi-fungsi pelabuhan.