62 Nippon Indosari Corpindo. Hal tersebut mempertegas jadwal produksi
sudah dibekukan dan tidak akan terjadi perubahan.
4. Faktor Layout
Tata letak layout merupakan susunan dari mesin-mesin dan peralatan serta semua komponen yang menunjang produksi dalam suatu
pabrik. Semua fasilitas produksi baik mesin, pekerja, maupun fasilitas- fasilitas lainnya harus disediakan pada tempatnya masing-masing agar dapat
bekerja dengan efisien dan efektif. Dalam penerapan sistem Just In Time diperlukan penataan tata letak layout dengan memperhatikan elemen-
elemen sebagai berikut. a. Work cell untuk produk sejenis product family.
Sel kerja work cell merupakan pengaturan mesin dan pekerja yang berorientasi pada produk dalam fasilitas yang berorientasi proses.
Dalam lingkungan manufaktur, teknologi kelompok group technology mengidentifikasi produk yang memiliki karakteristik sama untuk diproses
dalam sel kerja tertentu Heizer dan Render, 2005. Tata letak pabrik PT. Nippon Indosari Corpindo memiliki desain
sel kerja work cell untuk memproduksi untuk produk yang sejenis product family. Lantai pabrik plant roti tawar secara garis besar terdiri
atas empat bagian section sel kerja yaitu 1 Mixing, yang terdiri atas mesin mixer dan ruang fermentasi awal, untuk membuat adonan sponge
dan dough; 2 Make Up, yang terdiri atas mesin devider, rounder, OHP, moulder, dan panning, untuk menghasilkan adonan kalis yang berukuran
sesuai dengan standar dan siap ditempatkan pada loyang; 3 Baking, yaitu oven dan mesin depanning, untuk melakukan memproses roti
hingga matang suhu 60-82,2
o
C; serta 4 Packing, mulai dari cooling conveyor, slicer, packer, metal detector, hingga kratting, sebagai proses
akhir dan pengemasan produk suhu 33±2
o
C. Gambar tata letak layout PT. Nippon Indosari Corpindo dapat dilihat pada Lampiran 3.
63 b. Peningkatan fleksibilitas perubahanpergerakan mesin dan peralatan.
Dalam sistem Just In Time, sel kerja dirancang untuk merespon perubahan volume atau desain produk. Setiap mesin dan peralatan dapat
dirubah atau digerakkan sesuai dengan kebutuhan produksi. Namun fleksibilitas tersebut tidak terdapat di lantai pabrik PT. Nippon Indosari
Corpindo, dimana produksi dilakukan secara kontinu dalam lini produksi masing-masing.
Fleksibilitas perubahan mesin dan peralatan terdapat pada mesin packing untuk mengemas jenis roti kupas, namun bukan sistem yang
terancang untuk menunjang produksi keseluruhan. Perubahan mesin pengemas ini dilakukan hanya pada saat terjadi jeda atau jarak antar
produk. Roti kupas memiliki karakteristik yang berbeda dengan roti tawar, roti kupas harus mengalami waktu pendinginan selama 4 jam yang
tentunya waktu menunggu tersebut lebih baik digunakan untuk memproduksi dan mengemas roti jenis lain. Waktu jeda produksi antar
roti tersebut dimanfaatkan untuk mengemas roti kupas yang telah siap dikemas. Secara umum, sistem produksi di lantai pabrik tidak dapat
menerapkan elemen peningkatan fleksibilitas perubahanpergerakan mesin dan peralatan.
c. Jarak antar sel kerja yang pendek. Lot yang besar dan lini produksi yang panjang dengan mesin
berfungsi tunggal perlu digantikan dengan sel kerja kecil yang fleksibel smaller flexible cells. Tata letak dengan konsep teknologi kelompok
goup technology mengupayakan agar jarak antar sel kerja tidak berjauhan. Menurut Liker 2006, membawa barang dalam proses WIP
dalam jarak yang jauh, menciptakan angkutan yang tidak efisien, atau memindahkan material, komponen, atau barang jadi ke dalam atau ke
luar gudang atau antar proses merupakan kegiatan yang tidak bernilai tambah dan merupakan suatu pemborosan.
Peneliti menemukan terdapat kegiatan pemborosan akibat desain tata letak PT. Nippon Indosari Corpindo khususnya line 2 plant roti tawar.
64 Aktivitas membawa box adonan ke dalam ruang fermentasi yang letaknya
di belakang mesin mixer mengakibatkan terjadinya aktivitas pergerakan bolak-balik. Setelah fermentasi selesai, maka box adonan tersebut dibawa
ke mesin devider yang letaknya menjadi cukup jauh dari ruang fermentasi. Untuk memperbaiki tata letak mungkin bukan pekerjaan
mudah, namun tetap harus diupayakan untuk menciptakan lini produksi yang kontinu tanpa terdapat gerakan bolak-balik yang merupakan
pemborosan. Ruang fermentasi untuk seluruh line sebaiknya mengikuti pola line 1 yang telah berupaya tidak menciptakan gerakan bolak-balik
tersebut. Desain sel kerja untuk keseluruhan lantai pabrik PT. Nippon
Indosari Corpindo pada umumnya memiliki jarak antar sel kerja yang pendek, kecuali pada sel kerja mixing yang telah dijelaskan sebelumnya.
Setiap barang dalam proses WIP tidak akan melalui perjalanan panjang yang merupakan pemborosan.
d. Tempat yang kecil untuk persediaaan WIP. Penggunaan ukuran lot yang kecil menyebabkan tidak
diperlukannya tempat yang luas untuk persediaan Work In Process WIP. Adonan yang telah difermentasikan dan menunggu untuk diproses di
section make up merupakan persediaan WIP yang didiamkan dahulu dalam masa floor time 5 menit. Adonan berukuran kecil dimasukkan ke
dalam loyang dan menjadi persediaan WIP untuk proses fermentasi kedua. Setelah proses fermentasi kedua, roti dalam loyang menjadi
persediaan WIP menunggu dimasukkan ke dalam oven untuk melalui proses selanjutnya secara kontinu. Dalam setiap tahapan proses tersebut
tidak diperlukan tempat persediaan WIP yang luas.
5. Faktor Quality Management